Matahari hendak kembali ke peraduannya, namun pesan yang dikirim Dziya masih centang satu.
"Kemana Nathan ini? Kenapa ia tidak aktif?" Dziya mulai khawatir, dirinya sejak tadi mondar-mandir di depan pintu.
"Dek, kenapa mondar-mandir disitu? Kamu harus istirahat, sini duduk." Jay yang baru membersihkan diri heran melihat adiknya yang tak mau diam.
"Tidak apa-apa Kakak, aku hanya sedang menunggu balasan dari Nathan." Jawab Dziya sembari duduk di sisi Jay.
"Nathan belum membalas pesan mu?" Tanya Jay
"Iya, dia tidak aktif. Pesannya hanya centang satu." Jawab Dziya sembari menunjukan room chat nya.
"Kemana suamimu itu? Apa dia sesibuk itu mengurus temannya hingga lupa mengaktifkan handphone", Jay bertanya-tanya sambil menahan kesal.
"Tenang Kakak, mungkin Nathan memang sibuk dan lupa mengecek handphonenya yang mati." Praduga Dziya.
"Ah terserah, jika ia pulang nanti maka siap-siap saja dia kakak marahi." Jay berlalu, ia pergi ke dapur.
"Kakak... Kakak...." Dziya menggelengkan kepalanya melihat sikap sang kakak.
Kembali Dziya mengirimkan pesan pada Nathan, semoga pesannya akan terbalas.
Dziya
Nathan, kamu baik-baik saja? Segera balas pesanku saat nanti kamu aktif ya😉Dziya masuk ke kamarnya, ia ingin beristirahat.
Sementara di Amsterdam, Nathan sibuk menghabiskan waktunya bersama Lisa dan Zayn di sebuah taman bermain anak. Sejak pagi Nathan tak membuka handphonenya karena sengaja ia matikan untuk fokus bersama keluarga kecilnya.
"Come on, Zayn. Lempar bolanya" Nathan siap-siap menangkap bola plastik dari Zayn.
"Yaphhh" Zayn melempar bola itu yang tentunya tak terlempar jauh.
"Hahaha... Kau lucu sekali baby" Nathan menggendong anaknya itu.
"Nath, aku lapar. Kita cari tempat makan ya, dari tadi kita belum makan lho." Lisa menggandeng Nathan sembari menyandarkan kepalanya.
"Ah iya, aku sampai melupakanmu. Baiklah ayo kita makan." Ajak Nathan.
Baru beberapa langkah, Nathan kembali berhenti.
"Kenapa?" Lisa bertanya heran melihat Nathan tak melanjutkan jalannya.
"Eum, bagaimana kalau kita pesan makanan saja lalu kita pulang?" Tawar Nathan.
"Kenapa? Kenapa tidak makan ditempatnya langsung?" Tanya Lisa
"Kalau kita makan ditempatnya langsung, aku harus membuka masker ku dan nanti bisa-bisa kita ketahuan." Jelas Nathan
"Ah iya aku lupa, sekarang kamu sudah terkenal." Balas Lisa dengan nada sedikit sendu.
Mereka akhirnya pulang ke rumah. Makan siang yang kesorean itu pun berlalu dengan penuh hikmat.
Malam tiba, Nathan sibuk menidurkan anaknya.
"Syutt.. syutt.. syutt.. tidurlah anak tampan Daddy, mimpi indah ya sayang." Nathan menepuk-nepuk pantat anaknya yang mulai terlelap.
"Babe, ia sudah tidur. Mari sekarang kita yang tidur." Lisa berjalan mendekati Nathan yang berdiri disamping ranjang bayi. Lisa meraba dada Nathan dengan gerakan eksotis, yang dibalas tatapan Nathan.
"Baiklah, kau mulai menggoda ku, jadi siapkan dirimu malam ini, Babe", Nathan menggendong Lisa menuju kamar mereka.
Sesampainya di kamar, Nathan langsung membaringkan tubuh Lisa di ranjang lalu ia menindihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN TJOE
Fanfictie"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layaknya rindu hatiku, seandainya bisa kubuka maka akan ku dekap rindu itu. Rindu terhadap Dziya, keluarga...