"aku akan pergi bersama teman-temanku."
Terlihat tanda centang satu setelah Dziya menekan tanda panah. Ia sengaja mengirim pesan pada Nathan karena pria itu pergi entah kemana. Jujur ada kebimbangan dalam diri Dziya, disisi lain ia membutuhkan izin suaminya. Disisi lain pula ia rindu teman-temannya, dan setelah pulang dari Swiss ia akan menetap kembali di Belanda. Dengan segala pertimbangan, akhirnya Dziya memutuskan untuk pergi.
"Hai, teman-teman" sapa Dziya riang.
"Hai Dziya, bagaimana kabarmu? Kamu terlihat lebih cantik sekarang", ucap Karina, teman yang selalu bolos jam pelajaran dulu.
"Aku baik, dan terimakasih pujiannya".
"Hai Dziya, dengan siapa Kamu ke sini?" Sebuah suara muncul dari belakang tubuhnya. Dia Harry.
"Aku datang sendiri" balas Dziya.
Seutas senyum terbit di bibir Harry,
"Nathan, Nathan.. kau memang bodoh. Kau biarkan bidadari pergi sendiri. Akan ku buat kau seperti dulu Nathan"
Mereka kemudian sibuk mengobrol satu sama lain melepaskan kerinduan masing-masing.
Nathan yang kini berada di sebuah restoran bersama ketiga temannya merasa terganggu dengan notifikasi handphonenya.
Dziya
Aku akan pergi bersama teman-temanku.Mata Nathan membulat membaca pesan dari Dziya. Ia kini bangkit dari duduknya.
"Jika Dziya pergi bersama teman-temanya itu berarti ada Harry. Dasar perempuan bodoh, ia pergi tanpa menungguku membalas pesannya untuk memberikannya izin. Aku harus menyusulnya, jangan sampai si brengsek Harry mengacaukan rahasiaku"
Nathan pergi dengan emosi. Tak ia hiraukan teriakan teman di belakangnya.
"Hey bro, kau mau kemana? Habiskan dulu makananmu" teriak Rafael.
"Kemana dia akan pergi? Aku lihat dia begitu emosi" sambung Ivar
"Sebaiknya kita cepat habiskan makanan kita, dan segera susul Nathan secepat mungkin." Justin yang melihat kilatan amarah pada mata Nathan merasa cemas. Buru-buru ia habiskan makanannya dan segera menyusul Nathan bersama kedua temannya.
Nathan
Dimana kau berada?Dziya
Aku berada di sebuah danau di Jenewa, bukan danau yang kemarin tapi.Nathan
Kirimkan alamatnyaDziya
*Send the location*Butuh 1 jam Nathan dan yang lainnya untuk sampai pada lokasi yang dikirim Dziya. Danau Jenewa yang indah dengan berbagai wahana yang ditawarkan.
Turun dari limusin hitam, ketiga pemuda itu kini mencari keberadaan Dziya. Dengan instingnya Nathan berjalan melawan arah matahari. Hingga tiba di depan pohon besar ia lihat Dziya dan teman-temannya termasuk Harry sedang bercanda bersama. Melihat Dziya yang dekat dengan Harry semakin membuat emosinya naik.
"Bukankah itu istrimu? Dan siapa orang disebelahnya? Sepertinya mereka dekat sekali dibanding teman-teman mereka yang lain" ucap Rafael yang semakin membuat emosi Nathan memuncak.
Nathan segera mendekati Dziya. Justin dan Ivar memukul bahu Rafael setelah ia berbicara seperti itu.
"Dasar bodoh, kenapa kau bilang seperti itu. Suasananya akan semakin kacau nanti" kesal Ivar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN TJOE
Фанфик"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layaknya rindu hatiku, seandainya bisa kubuka maka akan ku dekap rindu itu. Rindu terhadap Dziya, keluarga...