"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday Navya.." suara tepuk tangan menjadikan seorang anak kecil tertawa riang. Dua gigi atas dan dua gigi bawahnya yang baru tumbuh membuatnya terlihat lucu. Dengan rambut tipis yang di kuncir dua dan baju princess yang dikenakannya semakin menjadikannya cantik. Kue ulang tahun berlilinkan angka 1 berada di depannya, dengan sedikit colekan pada krim yang dilakukan tangan mungilnya. Semua orang tampak gemas, sang Mama mengangkat tubuhnya, mensejajarkan dengan letak lilin yang hendak di tiup.
"1...2...3...Hore...." Seru semua orang yang berada di ruangan itu, tepuk tangan juga ciuman berhasil menghujani pipinya yang bulat. Dengan cubitan-cubitan gemas yang membuatnya sedikit merengek.
Seorang pria dengan jambang tipis maju, tangannya terentang membuat sang anak berceloteh ria. Diangkatnya sang anak, menciumnya dengan rakus di seluruh wajahnya juga sedikit gelitikan pada perutnya. Tawa keluar dari mulut kecil Navya, Nathan tersenyum bahagia melihat sang anak. Kembali ia cium pipi gembul anaknya itu.
"Happy birthday, my little princess" Nathan menatap sang anak, Navya mencubit hidungnya. Memang kebiasaan. Sejak tangannya aktif meraba, memang hidung Nathan menjadi sasaran empuk baginya untuk dipegang.
"Pa..pa.. papa" celotehnya lucu. Nathan semakin gemas, ia kembali menggelitik perut sang anak.
"Mas, sudah. Kasihan Navya" Dziya menyela, ia sebenarnya suka situasi ini. Melihat sang suami yang amat sayang pada anaknya, interaksi mereka yang selalu membuatnya gemas namun tak jarang ia juga kesal. Diambilnya Navya ke gendongan, menatapnya haru dan mencium keningnya lembut.
"Anak Mama sayang, selamat ulang tahun. Terimakasih sudah hadir di hidup Mama, terimakasih sudah menjadi pelipur hati Mama, terimakasih sudah menjadi penghibur dan teman di kala Mama sendiri. Terimakasih, sayang... I love you" Dziya kembali mengecup sang anak, kali ini seluruh wajahnya tak luput dari bibirnya. Gerakannya terhenti ketika tangan mungil itu menepuk pipinya, Dziya menatap sang anak, memberikan senyuman manis yang membuat keduanya tersenyum.
"Ma..ma" panggilnya lembut.
"Iya, sayang" jawab Dziya dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.
"Pyyu" ucapnya tak jelas, namun bukan Dziya namanya jika ia tidak mengerti ucapan sang anak. Ia cubit dengan pelan pipi sang anak. Kemudian menjawab ucapannya yang membuat sang anak tertawa gemas.
"I love you too"
---
Acara potong kue telah usai, kini mereka kembali berkumpul di ruang keluarga setelah membereskan kekacauan yang dilakukan oleh Navya. Bagaimana tidak? Ia menjatuhkan kue ulang tahunnya dan memainkannya hingga berceceran di lantai. Mereka tidak menyadari Navya yang merangkak meninggalkan mereka karena mereka sibuk mengisi perutnya dengan diselingi candaan. Namun saat Jay hendak mengambil handphonenya, betapa terkejutnya ia ketika melihat lantai yang sudah kotor dengan krim dan remahan kue.
"Hahaha" bukan marah, Jay justru tertawa. Ia menertawakan bagaimana sang ponakan dengan wajah penuh krim sampai ke rambutnya. Juga nasib Nathan dan Dziya yang harus membersihkan ruangan ini. Lucu.
"Hey my princess, kenapa kamu melakukan ini hmm?" Tanya Jay sembari mengangkat Navya ke gendongannya. Jay berjalan menuju orang-orang yang sedang makan itu, meletakkan Navya di tengah-tengah meja yang sukses membuat semuanya berteriak.
"Lihatlah kelakuan anak kalian ini" Jay menahan tawanya ketika semuanya terkejut melihat badan dan wajah Navya yang kotor.
"Astaga, apa yang terjadi, Kak?" Dziya buru-buru meletakkan sendoknya, menggendong Navya dan mulai membersihkan wajahnya dari krim dengan tisu basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN TJOE
Fanfiction"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layaknya rindu hatiku, seandainya bisa kubuka maka akan ku dekap rindu itu. Rindu terhadap Dziya, keluarga...