Bibir Josh semakin mendekati bibir Dziya, dia begitu senang ketika melihat Dziya yang menutup matanya. Dalam pikirannya, Dziya sedang menggodanya untuk segera dia nikmati.
"Kau cantik, dan aku akan menikmati mu" ucapnya dalam hati.
Bibirnya semakin dekat bahkan hampir bersentuhan, hanya memerlukan sedikit dorongan lagi maka bibirnya akan saling bertemu. Namun angan itu sirna, ketika sebuah pukulan berhasil mengenai wajahnya.
"BRENGSEK!" Umpat Josh, ia mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.
"Dziya!" Seru Nathan. Ia langsung melepaskan tali-tali yang mengikat tubuh Dziya kemudian memeluk sang istri dengan erat, derai air mata membasahi wajahnya. Betapa rindu dan khawatir nya ia pada istrinya itu.
"SIAPA YANG BERANI MEMUKULKU BAJINGAN?" Josh mengedarkan pandangannya, terlihat enam orang berada di depannya. Ia naik pitam, terlebih saat melihat salah satu dari mereka memeluk wanita yang akan dinikmatinya.
Lisa dan Marc panik saat mendengar teriakan Josh, mereka sempat melihat bahwa Nathan, Jay, ajudannya dan tiga orang lain yang tidak ia ketahui kini berada di tempat persembunyiannya. Lisa buru-buru melepaskan tubuhnya dari kungkungan Marc, memakai pakaiannya secara asal lalu mengambil senjata yang telah ia sembunyikan sebelumnya.
"BRENGSEK KAU! BISA-BISANYA KAU MENGGANGU KU!" Josh berteriak, ia menarik Nathan yang sedang memeluk Dziya, memukulnya dengan membabi buta namun gerakannya ditahan oleh orang lain dengan tubuh paling tinggi, ia Jay.
"Berani kau menyakiti adikku!" Geramnya. Sebuah pukulan amat keras berhasil mendarat di perutnya, membuatnya jatuh tepat mengenai lantai.
Kini tatapan mata Jay tertuju pada Lisa, wanita murahan yang kini penampilannya tak karuan. Matanya memerah memancarkan amarah juga kebencian yang amat besar. Dirinya mulai melangkah namun tertahan oleh Helena yang menarik tangannya.
"Sabar Tuan, kita lakukan sesuai rencana" bisik nya pelan. Jay kembali mundur, dirinya kini merebut sang adik dari pelukan suaminya.
"Are you okay, Dek?" Tanya Jay khawatir, ia menitikan air matanya melihat sang adik yang kusam dan lemas seperti ini.
"I'm okay, Kak" jawabnya lemah.
Lisa tersenyum smirk, ia begitu senang melihat situasi ini. Bagaimana tidak? Semua orang yang ia pancing kini masuk dalam perangkapnya. Ia memberikan kode kepada Marc yang dibalas oleh gerakan mata olehnya. Marc mundur, menekan sebuah tombol di punggungnya kemudian terdengar suara ricuh di luar sana.
"WELCOME TO THE HELL" Suara Lisa begitu menggema, ia seolah berubah menjadi sosok yang amat menyeramkan. Semuanya serentak memandang ke arah wanita yang tersenyum amat menyeramkan itu. Dziya mengeratkan pelukannya pada sang kakak, ia amat ketakutan. Terlihat Lisa mulai berjalan mendekati mereka bertujuh secara perlahan dengan tawa yang tak pernah hilang dari mulutnya. Jaraknya semakin dekat, Helena dan ketiga temannya mulai siaga, mereka mengeluarkan senjata yang mereka bawa dan mulai mengarahkannya kepada Lisa. Lisa seolah tak peduli, ia terus berjalan hingga akhirnya berhadapan dengan Nathan. Mereka saling bertatapan dengan Nathan yang tampak heran, emosi dan jijik sedangkan Lisa dengan tatapan penuh damba dan kerinduan. Lisa mengulurkan tangannya, meraih tangan Nathan dan membelainya mesra. Nathan terkejut, ia begitu marah dan jijik disentuh oleh wanita yang telah menyakiti Istrinya itu. Dihempasnya tangan Lisa yang membuatnya mendelik tajam.
"Babe, aku merindukanmu" ungkapnya lirih. Lisa mulai mendekatkan kembali tubuhnya hendak memeluknya namun tak sampai karena Nathan yang sudah terlebih dahulu mundur dan memeluk Dziya dari belakang.
"Brengsek kau Nathan! Kau membuatku marah!" Lisa mengeluarkan pistolnya, mengarahkannya pada Nathan dan dengan sekali tarikan pelatuk maka...
DORR
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN TJOE
Fanfiction"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layaknya rindu hatiku, seandainya bisa kubuka maka akan ku dekap rindu itu. Rindu terhadap Dziya, keluarga...