Tuan Pemilik Kamar

2.1K 197 28
                                    


Baiklah, mari kita pikirkan sejenak, pesta nanti malam adalah pesta pembukaan sekaligus perayaan bagi para Kesatria. Pesta esok hari adalah Pesta untuk merayakan ulang tahun Kekaisaran yang ke 70.

Bagaimana mungkin ini kebetulan?
Mengingat sejarah bangkitnya kekaisaran itu juga berkat campur tangan banyak kesatria-kesatria pemberani.


Haaa...

Victoria memegang kepalanya yang serasa berputar. Ia tidak bisa tidak memikirkan keharusan dirinya sebagai seorang putri bangsawan yang akan bersosialisasi di tengah-tengah pesta.

Secara teknis ia belum melakukan debutante, sebenarnya tidak masalah jika ia tidak menghadiri pesta dengan alasan tidak dalam kondisi yang baik.

Namun, mengingat tujuan dan keselamatan hidupnya. Victoria setidaknya harus menjadi pusat perhatian sekali saja.

Hal yang harus dihindari adalah memperlihatkan kekuatannya. Berdasarkan hukum kekaisaran, Victoria diperbolehkan untuk menyembunyikan kekuatannya sampai setelah ia melakukan debutante.


Wusshh..


Huh?

Victoria mengernyit, seingatnya ia sudah memastikan semua jendela tertutup. Lalu... Bagaimana angin bisa masuk?

Sebuah bayangan melintas melewati pintu balkon yang terbuka membuat Victoria bangkit dan berjalan mendekat. Oh ayolah, istana ini tidak mungkin berhantu kan?

Sesampainya di balkon Victoria tidak menemukan sesuatu yang aneh. Ia justru terpaku dengan apa yang terpampang di depannya. Taman kekaisaran terbentang indah lengkap dengan air mancur. Kedua tangan Victoria bertumpu, menyandarkan dirinya pada pembatas balkon kemudian menghela napas dalam. Mungkin ia terlalu lelah hingga tadi sempat berhalusinasi.


"Sedang bersantai, huh?"


"Sedang bersantai, huh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Victoria terkesiap, punggungnya membentur pagar pembatas sesaat setelah ia membalikkan badan. Gadis itu mematung, di hadapannya kini berdiri sesosok laki-laki muda dan tampan. Kulit seputih salju, mata bagaikan elang, hidung mancung, rahang tegas hingga gigi taringnya mampu membuat Victoria menahan napas.

Laki-laki itu menatapnya remeh. Kedua tangannya berada di sisi tubuh Victoria, memegang pagar pembatas dan mengurung gadis itu agar tidak kabur.


Dengan sedikit keberanian Victoria mencoba bertanya,
"Maaf Tuan tapi... Apa kita saling kenal?"


Lelaki itu tertawa sinis, satu tangannya terulur. Menarik dagu Victoria lebih dekat. Ia memaksa agar mata gadis itu menatapnya, tak mencoba melihat ke arah lain seperti yang dilakukan sebelumnya.


"Aku bertanya-tanya siapa orang yang berani masuk ke dalam kamarku sembarangan," lelaki itu berkata persis di depan wajah Victoria. Gadis itu bahkan dapat merasakan hembusan nafas lembut menyentuh kulitnya. "Ternyata hanya seorang gadis lemah yang bahkan tak berani menatap mataku."


Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang