Victoria hampir mengangguk, mengiyakan ajakan Kyle, namun matanya tak sengaja bersitatap dengan seseorang yang sangat ia kenal. Seketika perasaan bersalah kembali menyerangnya.
"Maaf, Kyle. Ada sesuatu yang penting yang harus ku urus."
Tanpa mendengar jawaban Kyle, gadis itu langsung pergi menuju tempat Pasukan Kesatria Malam yang sedang bersantai. Salah satu Kesatria yang melihatnya melambaikan tangan, menyapanya dengan cara yang tidak formal. Tak apa, Victoria memaklumi. Cara Kesatria Malam dan Kesatria Fajar dalam menyapa jelas berbeda. Ia balas melambai pada Kesatria itu.
Victoria berhenti tepat di samping Pemimpin Pasukan Kesatria Malam. Lelaki itu terlihat serius membaca buku yang entah ia dapatkan dari mana.
"Sedang apa?"
Sevaro terkejut. Ia melirik Victoria yang berdiri di sampingnya sambil tersenyum. Sejak kapan kucing liar ini berpindah. Rasanya tadi ia sedang berada di wilayah latihan Kesatria Fajar. Tetapi yah, lelaki itu tak menjawab. Sevaro memilih untuk menjauh dari Victoria, ia pergi ke salah satu tempat duduk yang jaraknya cukup jauh dari tempat sebelumnya.
Melihat itu Victoria menyunggingkan senyum. Aih, ternyata masih marah ya. Gadis itu tidak menyerah, ia kembali mendekati Sevaro yang berusaha untuk kembali fokus pada buku yang ia baca.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Victoria lagi. Kali ini ia menahan diri untuk tidak duduk sembarangan di samping lelaki itu. Bagaimana pun ini masih di tempat umum. Ia tidak mau image elegant nya hilang di mata orang-orang.
"Berisik. Pergi sana."
Sedikit terpukul tentu saja. Lelaki itu membentaknya bahkan dengan nada dingin yang menyeramkan. Jika bukan untuk menyelamatkan nyawanya ia tentu tak sudi harus bersikap sok manis di depan Sevaro. Beruntunglah mereka ada di tempat ramai. Lelaki itu tak mungkin menyerangnya di sini kan?
"Galak sekali. Aku hanya bertanya, yasudah kalau begitu Aku pergi."
Baru dua langkah berjalan, Sevaro menahan tangannya membuat Victoria mengulum senyum. Tawa licik muncul di dalam hati gadis itu, rencana nya berhasil.
"Loh, bukannya tadi Kau menyuruhku pergi?"
Sevaro terdiam. Lelaki itu secara naluriah menahan tahan Victoria saat gadis itu mengatakan ingin pergi.
"Duduklah tapi jangan banyak bicara."
Victoria tersenyum penuh kemenangan. Ia duduk dengan pelan di samping Sevaro sambil menatap senang lelaki yang kembali sibuk dengan bukunya itu.
Tak lama, seorang kesatria datang. Wajahnya cukup imut. Apakah benar ia seorang kesatria. Sayang sekali. Dengan tampang seperti itu seharusnya ia menjadi pangeran saja. Itulah yang dipikirkan Victoria begitu melihat tampang sang kesatria.
"Ketua, ini obat memar yang Kau minta––eh halo Lady yang cantik. Apa Anda tersesat?"
Victoria tersenyum, ia melambai pada Kesatria itu,
"Halo.""Astaga Lady, senyum Anda sangat cantik. Aku yakin wajah Anda pasti lebih cantik, ya kan?"
"Pergilah, Sorn. Jangan usik kami," ucap Sevaro setelah ia mengambil kasar obat yang ada di tangan kesatria itu.
"Ketua, Kau jahat sekali. Biarkan Aku berbincang dengan Lady cantik ini sebentar, Kau fokus saja membaca jangan hiraukan kami."
Kesatria itu lalu duduk di hadapan Victoria, lelaki itu terlihat hangat dan nyaman diajak bicara. Gadis itu berpikir sejenak setelah melihat sikap Kesatria itu barusan. Sepertinya semua anggota Kesatria memakai bahasa yang santai, bahkan pada Ketua mereka sekali pun. Menarik sekali. Rasanya sudah seperti berbicara dengan keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Ellworth
ФэнтезиVictoria Neville, Putri seorang Duke yang telah disembunyikan selama hampir delapan belas tahun. Untuk yang pertama kalinya, ia akan muncul dalam sebuah pesta di Istana kekaisaran. Banyak hal yang terjadi, tak peduli baik ataupun buruk diikuti denga...