Kesadaran & Ketenangan

1K 138 146
                                    

Victoria berjalan di belakang James. Lelaki itu memandunya sejak mereka sampai di Mansion Ellworth beberapa menit yang lalu.


"Kita kemana?" Tanya Victoria membuka suara.


James menoleh sekilas,
"Ke ruang kerja milik, Grand Duke."


"Eh, apa tidak masalah Saya ikut?"


"Ya. Lagipula Grand Duke sedang tidak ada."


Errr, baiklah. Jika Ajudan Sevaro saja sudah mengizinkan, seharusnya tidak masalah kan?

Mereka berdua berhenti tepat di depan sebuah pintu berwarna hitam mengkilap. Putri Duke Neville bahkan secara tak sadar mengatakan Wow saking takjubnya.

Terbuat dari apa pintu itu?
Bahannya pasti mahal. Belum lagi materialnya tampak sangat berkualitas. Ckckck, Sevaro kaya sekali.

Sulit dipercaya Grand Duke yang kaya ini terancam kehilangan hartanya hanya karena seorang gadis. Menyebalkan. Memikirkannya saja sudah membuat Victoria kesal.


"Silahkan, Lady."


Victoria tersentak. Ia menatap kaget James yang sedang menunduk, seolah mempersilahkan dirinya untuk membuka pintu.


"Sa-saya?" Tanya Victoria memastikan. James membalas dengan anggukan singkat.


Yah, meski sedikit ragu dan tidak yakin. Victoria mengikuti arahan James. Ia memegang gagang pintu sebentar, menoleh kembali pada James untuk meyakinkan lalu pada akhirnya menghela napas.

Baiklah, mari buka saja. Memang sesuatu apa yang membuatnya takut. Grand Duke saja sedang tidak di tempat.



Cklek ~



"Permisi... Saya mas———"


Ucapan Victoria terputus. Langkahnya terhenti. Gadis itu mematung tepat setelah pintu terbuka.


"... Victoria?"


"G-grand Duke?!"


HA?
APA IA BARU SAJA DITIPU.
James bilang Sevaro sedang berada di Wilayah Zest. Kurang ajar.

Victoria berdiri canggung. Jujur, sekarang ia pasti sedang tertangkap basah memasuki rumah orang tanpa izin.

Di sisi lain, Sevaro masih menatap tak percaya. Pengelihatannya memang buram, tapi siluet, suara dan atmosfer yang familiar ini... Sevaro yakin. Gadis di hadapannya adalah Victoria. Saat lelaki itu menoleh pada sosok di belakang Sang Putri Duke, barulah ia paham.


James. Ternyata Kau ya.


Tapi, maaf. Bukan waktunya untuk terlena akan kehadiran Victoria. Sevaro punya urusan yang lebih penting. Ia harus menemui Lady Marwen. Segera.


"Pergilah."


Victoria termenung. Tiba-tiba hatinya sakit.
Apa kata-kata barusan itu diperuntukkan untuknya?


"Selagi Saya masih berucap baik, Pergilah dari sini Lady Victoria."


Victoria menggeleng,
"Tidak. Saya tidak akan pergi sebelum Anda menjelas——"


"PERGILAH!"


Putri Duke Neville itu memejam. Sevaro... Berteriak padanya?

Seketika tubuh gadis itu mendidih. Ia emosi melihat Sevaro yang seolah kalut dan berusaha membereskan semuanya sendiri. Apa lelaki itu pikir dia adalah dewa? Dia hanyalah manusia, sama sepertinya. Sevaro tak perlu menjadi sempurna. Bagaimana cara agar Victoria bisa menyadarkan lelaki itu.


Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang