Istana Kekaisaran

2.3K 204 17
                                    


Kereta kuda keluarga Neville telah memasuki gerbang istana. Victoria memperhatikan taman sepanjang halaman masuk sampai ke depan pintu utama. Sesaat setelah kereta kuda mereka berhenti, Victoria mendongak memandang bangunan megah berlapis emas di depannya.


Wah..

Biasa saja.


Emas dan kemewahan. Ciri khas bangsawan sekali. Victoria menggeleng lelah, matanya sakit melihat warna yang begitu terang. Kediamannya saja bahkan memiliki warna lembut perpaduan soft blue dan cream. Lebih nyaman untuk dipandang.


Krieet..


Pintu kereta terbuka, Duke Neville mengulurkan tangannya pada sang istri, sedangkan Victoria mendapat uluran tangan dari kepala pelayan istana. Dengan senang hati ia menyambut uluran tangan tersebut.

Setelah turun, Victoria berjalan di belakang mengikuti langkah Ayah dan Ibunya. Di samping kiri dan kanan mereka, barisan para pelayan hadir dan menundukkan kepala memberi hormat pada keluarga Bangsawan Neville.


"Ayah, apa sekarang kita akan beristirahat?" Tanya Victoria sembari membenarkan tatanan rambutnya.


Duke Neville melirik Victoria diikuti oleh Duchess,
"Belum, kita harus memberi salam pada Yang Mulia Kaisar terlebih dahulu."


"Yang Mulia Tistan?"


"Benar."


Victoria tak menjawab, gadis itu memilih untuk diam dan terus mengikuti langkah kedua orang tuanya hingga mereka akhirnya tiba di aula utama istana, tempat sang Kaisar sedang duduk tegap di atas singgasananya.

Mata Victoria menyipit, ini perasaanya saja atau memang Kaisar Tistan barusan tersenyum padanya? Hanya sepersekian detik mata mereka bertemu, namun Victoria bisa merasakan aura intimidasi dari sang Kaisar.

Duke dan Duchess Neville membungkuk hormat, memberi salam. Victoria tentu tahu akan situasi, ia pun segera mengangkat lembut gaun birunya sembari menunduk anggun.


"Salam Kepada Matahari Kekaisaran Cossyria, Yang Mulia Tistan. Semoga berkat dan kebahagiaan selalu menyertai anda."


Mendongak sedikit, Victoria dapat melihat senyuman Kaisar Tistan yang lagi-lagi muncul dan membuatnya tertekan.


"Jadi kau? Putri dari Keluarga Neville, Victoria Neville?"


"Benar, Yang Mulia."


Haha..
Sang Kaisar tertawa ringan,
"Tak kusangka kau begitu cantik lebih dari apa yang dirumorkan orang-orang."


Victoria menatap lurus,
"Itulah sebabnya kita tidak boleh percaya begitu saja pada rumor, Yang Mulia."


Tampaknya jawaban Putri dari Duke Neville itu cukup menarik perhatian Kaisar hingga Kaisar yang awalnya tersenyum, kini menatapnya dengan tajam.


"Ah, dan juga terima kasih atas pujiannya, saya merasa tersanjung."


Hm...
Kaisar masih terdiam. Lelaki dengan jubah merah dan pin emas di dada kirinya itu memandang Victoria dalam kesunyian.

Duke Neville melirik putrinya. Dengan penuh intuisi, Duke menarik lengan sang putri agar lebih dekat padanya.


Kaisar Tistan tersenyum satu sudut,
"Harus kuakui, meski baru pertama kali bertemu... Putrimu sungguh luar biasa Duke Neville."


"Terima Kasih, Yang Mulia."


Mendengus singkat, Kaisar mengangkat tangannya,
"Pergilah, Kepala Pelayan akan mengantar kalian beristirahat."


Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang