Morrow Terdeteksi

1.3K 138 80
                                    

"Bagaimana bisa Anda membiarkan Sevaro pergi!"


"Mau bagaimana lagi. Itu perintah Kaisar."


"Setidaknya Anda memaksa dia untuk tetap tinggal. Bila perlu gunakan ancaman."


"Anda gila? Anda mau Saya dianggap menentang perintah Kaisar?!"


"Sudah Saya katakan. Bisa gawat kalau Sevaro meninggalkan kediaman. Apalagi di Wilayah Zest terdeteksi adanya sihir hitam. Sihir itu sangat buruk dan bisa membahayakan nyawanya!"


"Kalau Anda tahu sihir hitam itu buruk setidaknya datanglah lebih cepat sebelum Grand Duke pergi dan berilah peringatan, bukannya malah memarahi Saya seperti ini. Anda pikir mudah untuk menahan seorang kesatria yang harus menjalankan tugasnya?!"


James menghela napas lelah. Ia harus rela berdiri di tengah-tengah dua manusia yang sedang berseteru. Saling melempar tatapan sinis dan aura permusuhan.

Sejak beberapa menit yang lalu mereka bertiga telah berkumpul di ruang tamu kediaman Ellworth. Bukannya tenang dan membicarakan masalah dengan kepala dingin, Seorang penyihir dan Seorang Putri Duke ini malah asyik berseteru.

Harus James akui. Telinganya cukup sakit.
Yah, bagaimana tidak. Sisi kanan dan kirinya dipenuhi suara keras yang saling bersahut-sahutan.


"Cukup! Tuan Penyihir, Lady Victoria. Jika kalian terus seperti ini, masalah tidak akan pernah selesai. Pikirkanlah, jika dalang dari setiap masalah Grand Duke tahu bahwa kita sedang bertengkar, bukankah artinya mereka menang telak?!"


Victoria terdiam. Gadis itu yang pertama kali sadar. Ia memilih untuk menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Duduk sembari memijat pelipisnya pelan.


"Apa Anda berdua tidak kasihan pada Grand Duke? Masalah tidak akan pernah selesai jika kita saling menyalahkan, sebaliknya kita justru menambah beban pikirannya."


Henry mengusak rambutnya kasar. Lelaki itu berjongkok dengan kedua mata memejam. Ia sedang berusaha untuk mengontrol emosi dan pikirannya.


"Haaa... Anda benar Tuan James. Maaf, Saya terbawa emosi sesaat," Ucap Victoria penuh sesal. Ia mengakui kesalahannya.


"Aku juga. Pikiranku kalut. Aku jadi tidak bisa berpikir jernih, maafkan Aku, James."


"Huft! Anda berdua meminta maaf pada orang yang salah. Saya kan tidak punya masalah dengan Tuan Penyihir ataupun Anda, Lady Victoria."


Henry mendengus pelan. Ia memilih duduk di sofa yang tak jauh dari tempat sang Putri Duke,
"Baiklah. Saya minta maaf, Lady. Tak seharusnya Saya menyalahkan Anda."


"... Ya... Saya juga. Maaf karena telah membentak Anda."


"Tidak, tak apa. Ini memang benar salah Saya karena terlalu menekan Anda. Seharusnya Saya tahu Anda juga pasti sudah bekerja keras selama ini. Saya sungguh minta maaf... Lady."


Victoria tak menjawab. Ia hanya mengangguk pelan. Jujur saja ia masih sedikit kesal. Coba kalian pikirkan, lelaki itu secara tiba-tiba menariknya dengan kasar menuju ruang tamu lalu begitu sampai langsung memarahi, membentak dan menyalahkannya.

Tentu saja Victoria sebal setengah mati. Ia jadi tersulut emosi dan balik membentak. Haaah, tapi karena Henry sudah meminta maaf, dan dia juga merupakan teman Sevaro jadi... Akan gadis itu maafkan.


"Tuan Henry. Kalau boleh tahu, kenapa Anda begitu panik soal sihir hitam?" James membuka percakapan. Ia berusaha memecah keheningan dan atmosfer yang tidak menyenangkan diantara mereka.


Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang