Duka Malam

1.4K 134 151
                                    

Panik. Victoria sontak menendang kasar tulang kering sosok yang membekap mulutnya itu, membuat ia kembali bisa bernapas setelah berhasil melepas tangan yang menutupinya.

Victoria terduduk lemas, menyandar pada dinding. Kakinya tak kuat lagi menahan tubuhnya. Ia terlalu terkejut dengan semua yang terjadi begitu tiba-tiba. Victoria mengepal, siap menyerang lelaki yang tersungkur di hadapannya itu dengan kekuatan es kalau-kalau ia kembali terancam.


"A-aduh!"


Eh?

"...Kyle?!" Ucap gadis itu penuh keterkejutan setelah pemuda di hadapannya itu berbalik sembari meringis memegangi kakinya.


"Aaaaw, Lady... Sakit sekali."


Kyle meringis. Lelaki itu berlutut mengelus tulang keringnya, terasa luar biasa sakit. Apalagi sang Putri Duke menendangnya dengan menggunakan heels yang cukup tebal.


"Hah, ya ampun, Kau! Aku kira siapa," Victoria memegang dadanya, ia dapat bernapas lega sekarang. Sesaat ia berpikir akan tertangkap oleh pasukan penjaga Istana. Jantungnya masih berdegup kencang tetapi nafasnya mulai stabil, "Maaf, Kau baik-baik saja?"


"I-iya. Hanya sedikit nyeri."


"Lagi pula kenapa Kau membekap mulutku!"


Kyle menggaruk kepalanya sekilas,
"Maaf Lady. Saya takut Anda berteriak melihat Saya. Kalau begitu nanti kita bisa ketahuan."


"Ah benar! Lady, kita harus pergi dari sini sekarang juga. Ikuti Saya!" Lanjut kesatria itu sembari mengulurkan tangannya, "Jangan khawatir. Pemimpin memberi Saya perintah untuk melindungi Anda, dan atas kemauan Saya sendiri juga, Saya akan memastikan Anda selamat."


Victoria nampak ragu, tetapi ia tetap menerima uluran tangan Kyle untuk membantunya kembali berdiri. Harus Victoria akui, rasanya berbeda sekali. Meski sama-sama hangat entah kenapa terasa lebih nyaman dan menenangkan saat Sevaro yang menggenggam tangannya.

Ah ya ampun. Ini bukan saatnya memikirkan hal itu tapi jujur saja Victoria merindukan lelaki itu. Bagaimana kabarnya sekarang ya. Semoga Sevaro tidak terluka.

Mereka kembali berlari tanpa suara. Hampir keluar dari jalan sempit yang menjebak ini.


"Lady merunduk!"


Victoria menurut. Titah Kyle terdengar genting, gadis itu segera menunduk di belakang tubuh tegap sang kesatria. Berlindung di dalam jubah lebar milik Kyle.

Pasukan penjaga Istana lewat di depan mereka. Victoria sontak menahan napas. Ya Tuhan, jangan sampai ia ketahuan.


"Oh, Tuan Kyle. Apa Anda melihat tanda-tanda gadis Morrow itu?"


Kyle, menggeleng tegas,
"Tidak. Sama sekali tidak."


"Ck! Lady bangsawan itu gesit sekali."


"Benar! Apa sih yang ia makan. Padahal memakai heels tapi larinya cepat sekali seperti tikus."


Victoria mengernyit kesal. Apa penjaga Istana itu baru saja mengatainya?
Wah, sialan. Lihat saja nanti!


"Coba cari di sebelah sana. Sepertinya Aku melihat pernah melihat sosok familiar di dekat toko itu," Kyle mengalihkan dengan menunjuk sebuah toko di jalan yang berlawanan dengan mereka.


"Baiklah kalau begitu. Kami akan melanjutkan pencarian. Terima kasih banyak Tuan Kyle."


Kyle mengangguk pelan,
"Ya, sama-sama.... Bodoh."


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang