James menggertakkan giginya. Ia sudah tak tahan lagi dengan perilaku tidak sopan Lady bangsawan satu ini. Benar-benar kurang ajar.
Belum sempat lelaki itu mengambil tindakan, sebuah tangan hitam besar muncul dari bawah meja, mencengkram dan membungkus tubuh Lady Marwen kemudian ditarik paksa hingga menabrak pintu hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.
James melirik pada Tuan yang ia layani, lalu lelaki itu segera menyesali keputusannya. Sevaro menunduk, wajah Grand Duke Muda itu memang tidak terlihat tetapi James bisa merasakan dengan sempurna bahwa aura Sevaro semakin menggelap.
"Awh!"
"Yang Mulia, tolong lepaskan Lady Marwen," ucap James setelah sempat mendengar rintihan pelan gadis bangsawan itu.
"Diam."
James menghela napas panjang. Sial. Sevaro susah sekali untuk dibujuk jika sudah marah, terlebih bukan marah biasa. Grand Duke Muda itu sungguh sedang marah besar.
"Uhuk... Uhuk."
"Yang Mulia, Saya mohon. Jika Anda melukai apalagi sampai membunuh Lady Marwen, maka Anda harus siap berselisih dengan Keluarga Marquess," James menahan tangan Tuannya yang mengepal kuat hingga urat-urat milik lelaki itu terlihat jelas. James bergidik ngeri, "Pikirkanlah baik-baik Yang Mulia Grand Duke."
Perkataan James seketika mengembalikan akal sehat Sevaro yang sempat hilang. Grand Duke Muda itu segera menarik kembali kekuatannya. Melepaskan bayangan yang semula menjerat penuh tubuh Lady Marwen. Lelaki itu meremas rambutnya. Sial, sial. Ia tanpa sadar dipengaruhi rasa amarah.
James menghampiri Lady Marwen yang terduduk di lantai seraya terbatuk. Gadis bangsawan itu memegangi leher dan lengannya yang terasa sakit karena cengkraman bayangan milik Sevaro. James membawa Lady Marwen duduk di salah satu sofa, setelah itu Ia kembali berdiri di samping Sevaro seperti semula.
"Haaa.. Anda akan menyesal telah melakukan ini pada Saya, Grand Duke," ucap Lady Marwen. Intonasi suaranya masih sama angkuh seperti sebelumnya. Gadis itu tak menunjukkan ketakutannya sama sekali. Meski tentu saja tubuh gadis itu masih sedikit gemetar.
"Sebenarnya apa tujuan Anda, Lady," Sevaro menggeram tertahan. Ia berusaha sekuat mungkin untuk menahan rasa kesalnya, "Saya tidak punya waktu untuk menanggapi omong kosong Anda."
Atmosfer ruangan yang terasa mencekik itu seketika buyar karena tawa Lady Marwen pecah detik berikutnya setelah Sevaro selesai berbicara.
"Padahal Saya sedang berusaha menyelamatkan Anda," Gadis itu menyeka sudut matanya. Basah. Sepertinya ia mengeluarkan air mata karena tertawa terlalu berlebihan, "Silahkan baca dokumen yang telah Saya letakkan di meja Anda ketika Saya masuk tadi."
"Lempar," James mengoreksi, "Anda melempar, bukan meletakkan."
"Astaga. Anda Ajudan yang cukup cerewet. Baiklah terserah Anda saja," Lady Marwen mengibas rambutnya. Ia memilih untuk menatap Sevaro. Lelaki itu juga balas menatapnya, meski dengan raut wajah yang tidak bersahabat sama sekali.
Grand Duke Muda itu mengambil kasar tiga lembar dokumen di atas mejanya. Membaca dengan saksama, hingga pada lembar terakhir kedua matanya sukses membulat. Ia merasa tak percaya dengan apa yang barusan ia lihat.
"Ini... Tidak. Tidak mungkin."
"Itu mungkin saja. Jika Anda ragu, Anda bisa menanyakannya langsung pada Ayah, Saya. Kebetulan beliau masih hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Ellworth
FantasyVictoria Neville, Putri seorang Duke yang telah disembunyikan selama hampir delapan belas tahun. Untuk yang pertama kalinya, ia akan muncul dalam sebuah pesta di Istana kekaisaran. Banyak hal yang terjadi, tak peduli baik ataupun buruk diikuti denga...