Victoria berkacak pinggang, wajahnya menatap lurus Sevaro yang sibuk mengalihkan pandangan. Kemana saja asal tidak menatap gadis yang seperti harimau itu.
"Anda... Astaga! Bagaimana bisa Anda terluka sampai seperti ini padahal Saya meninggalkan Anda bahkan belum sampai satu hari?!"
Sevaro menyunggingkan senyum tipis. Rayuan agar gadis itu berhenti memarahinya. Namun sepertinya tidak mempan.
Di sampingnya, Henry sedang melakukan sihir penyembuhan untuk mengobati luka di dahi. Awalnya ia pikir akan menghilangkan luka itu sebelum Victoria kembali, siapa sangka gadis itu pulang lebih cepat.
"Saya tidak perlu senyuman Anda. Saya butuh penjelasan. Bagaimana bisa Anda terluka?!"
"Henry... Bisa bantu jelaskan?" Pinta Sevaro.
"Wah, sekarang Kau seenaknya menyuruhku? Dengar Lady, asal Anda tahu, Saya saja terburu-buru karena Sevaro memanggil Saya dengan mendesak. Saya kira ada masalah apa ternyata hanya diminta untuk mengobati luka? APA TUGAS KU YANG SEORANG PENYIHIR DIMATAMU HANYA SEBAGAI PENYEMBUH LUKA?" Henry menjambak rambut Grand Duke Muda itu sebagai penyaluran emosinya.
Sevaro diam. Biar saja. Penyihir itu pasti sedang stress, ditambah ia kini ikut membuatnya semakin stress.
"Jangan menjambaknya Tuan Penyihir."
Sevaro diam-diam menjulurkan lidah pada Henry. Ia bangga karena Victoria baru saja membelanya.
"Ya ampun Lady. Bisa-bisanya Anda lebih perhatian pada orang ini dibanding Saya? Padahal Saya sudah bekerja keras, Saya ini punya setumpuk pekerjaan. Apa Anda tahu, Saya juga——" Henry mengehentikan ucapannya. Matanya berkedip beberapa kali. Apa ia tidak salah lihat? "Lady... Apa Anda memang secantik ini?"
Celetukan asal dari penyihir itu nyaris membuat Victoria tergelak. Memang, sedari tadi Henry tak memperhatikannya karena sibuk mengobati Sevaro. Kini setelah melihat Victoria berdiri tak jauh dari mereka dengan memakai gaun berwarna hijau mint, Henry bahkan tak mampu berkata-kata lagi.
Kecantikan yang terpancar dari gadis itu sungguh luar biasa. Tak heran jika Sevaro sangat posesif. Ia sendiri bahkan tak mampu mengatupkan mulutnya karena terlalu terpukau.
Apa dia seorang Dewi?
Clik!
"AWWW!" Pekik Henry sembari memegangi kedua matanya. Rasanya sakit seperti ditusuk oleh sesuatu.
Sevaro memandang datar. Ia menghilangkan tangan bayangan yang ia buat untuk menusuk mata penyihir kurang ajar. Ya, Grand Duke Muda itu pelakunya. Berani-beraninya penyihir tidak sopan itu memandangi Victoria begitu lama.
"Sudah ku bilang jangan memandangnya kalau tidak mau matamu hilang!"
"Astaga, Kau benaran gila? Aku tak akan merebutnya! Aakhh sialan, sakit sekali."
"Bagaimana bisa Aku percaya saat Kau bahkan memiliki lima belas kekasih sekaligus dalam sehari."
"HEI, ITU KAN DULU!"
"Kalau sekarang?"
"Sudah bertambah menjadi dua puluh tiga."
"Lady Victoria, Anda lihat kan?" Sevaro mengangkat bahu santai.
Victoria menutup mulutnya. Ia ingin sekali tertawa, meski jujur saja dirinya juga terkejut setengah mati mendengar bahwa sang tuan penyihir memiliki kekasih hingga berjumlah lima belas... Eh, atau dua puluh tiga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess Ellworth
FantasyVictoria Neville, Putri seorang Duke yang telah disembunyikan selama hampir delapan belas tahun. Untuk yang pertama kalinya, ia akan muncul dalam sebuah pesta di Istana kekaisaran. Banyak hal yang terjadi, tak peduli baik ataupun buruk diikuti denga...