Rumah Kaca Istana

1.4K 153 40
                                    

Gaun sebiru lautan, rambut selembut sutra yang tertata rapi, serta beberapa aksesori ringan terpasang sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaun sebiru lautan, rambut selembut sutra yang tertata rapi, serta beberapa aksesori ringan terpasang sempurna. Senandung kecil terdengar. Putri bungsu Duke Neville itu keluar dari kamarnya dengan riang. Sesekali gadis itu melompat-lompat kecil.

Victoria senang sekali! Beberapa jam yang lalu, ia baru saja menerima undangan pribadi untuk bertemu lagi dengan Permaisuri. Ia sudah tidak sabar untuk menyampaikan keinginannya yang kedua.


"Anda cantik sekali, sudah siap pergi Lady?"


Victoria menghentikan langkah. Ia berdiri kaku di ujung tangga paling bawah. Gadis itu tercengang, sosok Sevaro duduk di salah satu kursi, memandang dirinya dengan senyum lebar hingga menampakkan sedikit gigi taring milik lelaki itu.


"G-grand Duke? Apa yang——"


"Aku sudah menyiapkan kereta kuda untuk kalian. Pergilah."


Kepala Victoria memutar, ia terkejut saat mendapati Ayahnya juga tengah duduk di hadapan Sevaro. Pria itu sibuk menyesap teh tanpa meliriknya sedikit pun.


"Tunggu, tunggu!" Victoria mengangkat kedua tangannya. Situasi apa macam apa ini. Pasti ada sesuatu yang telah ia lewatkan, "Pergi? Pergi ke mana Ayah?"


"Apa maksudmu Victoria. Bukan kah kalian akan pergi ke butik?"


".... Butik?"


Tangan Sevaro terulur. Lelaki itu menarik pelan agar sang gadis duduk di sebelahnya. Victoria menurut. Ia masih tidak mengerti.


"Sepertinya Anda lupa. Hari ini kita harus men.co.cok.kan pakaian untuk pesta debutante Lady, bukankah begitu?"


Victoria terdiam sesaat. Setelahnya ia menatap Sevaro dengan kedua mata membesar. Grand Duke Muda itu menghela napas, sudah ia duga gadis ini pasti lupa.

Entah apa yang pekerjaan apa yang ia lakukan hingga melupakan percakapan mereka dalam waktu kurang dari satu hari. Baru kemarin mereka bertemu, tapi lihatlah... Gadis itu bahkan tidak mengingatnya.


"Bu-bukankah masih terlalu pagi untuk mengunjungi butik?" Victoria berusaha mencari alasan. Bagaimana pun caranya, ia harus pergi ke Istana lebih dulu.


"Hm... Kita pergi sekarang pun juga sudah terlambat," balas Sevaro.


"Benarkah?!"


Duke Neville meletakkan cangkir teh, kedua tangannya bertaut menatap Putri Bungsunya dengan curiga,
"Lantas, jika bukan butik. Kau akan pergi ke mana?"


"Itu...." Victoria menggaruk pipinya sekilas, "Aku ingin ke Istana––AYAH!"


Perkataan Victoria sukses membuat Duke Neville lemas. Pria tua itu menyandarkan tubuhnya seraya memegang kepala yang berdenyut pening.

Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang