Sebuah Harapan

877 121 74
                                    


"Anda tadi bilang, nama Anda adalah James kan?" Victoria menatap selidik lelaki yang tengah mengangguk pelan di depannya itu, "Bisa Anda jelaskan secara perlahan apa yang terjadi? Dan tolong, jangan tiba-tiba berlutut seperti tadi. Saya cukup terkejut."


"Ah, Maaf soal itu, Lady. Tubuh Saya... Bereaksi dengan sendirinya ketika melihat Anda.""


Wow?
Mengerikan.
Victoria memandang penuh waspada.


"Tolong jangan salah paham. Anggap saja itu adalah reaksi normal ketika seseorang yang sudah putus asa kembali menemukan harapan."


"Mungkin lebih baik Anda langsung ceritakan saja karena Saya sungguh tidak mengerti."


"Baiklah jika itu yang Anda inginkan," James menghela napas. Lelaki itu menyesap sebentar secangkir teh yang disediakan oleh Victoria beberapa menit lalu, "Saya harap, Anda bersedia mendengar cerita yang panjang ini dan juga... Saya harap Anda bersedia membantu."


Victoria tak menjawab. Memberikan bantuan atau tidak, biarlah ia yang memutuskan pada akhirnya. Semua tergantung apa yang akan lelaki ini ceritakan.


"Beberapa waktu lalu... Lady Marwen menawarkan sebuah pernikahan pada Grand Duke. Kemudian...."


.... HAH?
Tunggu, JADI ITU BENAR?

Gilaaa. Victoria ingin sekali menyela, seketika ada banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya. Tapi tentu saja ia tak melakukannya. Gadis itu membiarkan James terus melanjutkan cerita. Ia mendengar dengan saksama tanpa ada satupun yang terlewat.

Ada beberapa hal dalam cerita lelaki itu yang membuat Victoria mendelik, geram, jijik dan kesal setengah mati. Apa benar semua itu dilakukan oleh Lady Marwen?

Salah besar meremehkan Putri Marquess itu. Bahkan seorang Grand Duke yang selalu bersikap angkuh dan sok di hadapannya itu sampai mendapat kesulitan bertubi-tubi yang tidak main-main.

Memutus perdagangan?
Membakar Wilayah kekuasaan seseorang?
Lady Marwen ternyata berada di level yang berbeda. Menangani gadis itu pastilah tidak mudah. Entah mengapa, setelah mendengar cerita James, Victoria merasakan ada orang yang memiliki pengaruh besar dibalik sang Putri Marquess. Orang itu jelas mendukung dan membantu Lady Marwen dalam melakukan semua hal itu, karena tidak mungkin... Putri Marquess yang bahkan hanya memiliki kekuatan dasar mampu membuat kekacauan dengan tingkat yang sulit bagi seorang Grand Duke.


"... Sekarang. Keadaan Ellworth benar-benar kacau," James memegang kepalanya, "Saya tidak tahu harus melakukan apa. Yang terpikir di otak Saya hanyalah satu. Saya harus segera menemui Anda."


Victoria mengernyit bingung,
"Kenapa, Saya?"


"Karena, Anda adalah orang yang paling sering diceritakan oleh Grand Duke."


Eh?
Tanpa sadar Victoria mengulum senyumnya.
ASTAGA! Bukan saatnya tersipu. Lagipula mengapa ia harus tersipu? Tidak, ada yang tidak beres.


"Ma-maksud Anda?"


"... Mungkin Anda tidak tahu, Lady. Tapi sebagai Ajudan kepercayaan Grand Duke, Saya bersumpah atas hidup Saya bahwa Yang Mulia tidak pernah sekalipun menceritakan terlebih memuji seseorang di hadapan Saya kecuali Anda."


"Saya?!"


"Benar. Beliau menceritakan bagaimana Anda mampu menyelesaikan masalah peracunan Selir beberapa waktu lalu. Grand Duke bahkan memuji kepintaran dan kecerdasan Anda."


Sevaro melakukan itu?
Sevaro yang itu? Yang sering memanggilnya dengan sebutan kucing liar?

Sulit dipercaya. Sevaro yang seperti itu memujinya di hadapan orang lain. Ah, bukan orang lain, tapi orang kepercayaannya. Wah, ini sungguh di luar dugaan. Perlukah Victoria anggap ini sebagai suatu pencapaian besar? Tiba-tiba ia merasa bangga.


Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang