Sedikit Kesenangan

2.5K 247 28
                                    

Setelah diberikan penghargaan oleh Yang Mulia Kaisar, para Kesatria dipersilahkan untuk menikmati pesta. Mereka berbaur bersama bangsawan lain. Ada yang menikmati makanan dan minuman, ada yang saling berkenalan, ada pula yang melepas rindu pada keluarga. Seperti yang dilakukan Sidern Neville.

Lelaki berparas rupawan itu bergegas menghampiri keluarganya yang berada di sudut aula. Duke dan Duchess bergantian memeluk erat putra sulung mereka. Tiba giliran Victoria. Gadis itu sedikit menyeka air matanya yang hampir jatuh. Bohong jika selama ini ia tidak rindu pada sang Kakak. Setiap hari ia khawatir, takut terjadi sesuatu yang buruk di perbatasan.

Hari ini ia bisa bernapas lega. Sidern Neville berdiri di hadapannya dengan kedua tangan terbuka lebar. Tanpa pikir panjang ia segera masuk ke dalam pelukan hangat sang Kakak.


"Lama tak berjumpa Adik kecil. Aku hampir tak mengenalimu karena topeng yang Kau kenakan."


"Ku pikir lima tahun merupakan waktu yang cukup singkat untuk melupakan wajah Adikmu, hm?"


Sidern berdecak, ia mencubit gemas hidung Victoria,
"Jika Aku tahu permasalahan yang terjadi hanyalah karena kesalahan pahaman, waktu dua tahun pun lebih dari cukup."


"Ya ya, tapi nyatanya Kau pulang setelah lima tahun."


"Setidaknya Kau harus bersyukur Kakakmu ini pulang dalam keadaan utuh."


Kedua Kakak Beradik itu tertawa membuat Duke dan Duchess Neville saling berpandangan. Bahagia tentu saja. Putra sulung mereka, calon penerus Duke telah kembali dalam keadaan sehat. Terlebih melihat sang adik ikut tertawa senang, tak ada lagi yang diharapkan oleh kedua orang tua itu.


"Hei, Pemimpin. Tidakkah kita seharusnya menyapa Putra Mahkota dan Pangeran ke Dua?"


Salah seorang dari regu kesatrianya berseru menghampiri keluarga yang sedang melepas rindu itu.


Sidern tercenung sesaat lalu setelahnya mengangguk,
"Ayah, Ibu aku izin menemui Putra Mahkota."


"Ya, silahkan. Habiskan lah waktu mu dengan baik," Duke Neville mengizinkan.


"Hei, Adik kecil. Bersenang-senanglah, ini pesta pertamamu."


Victoria mengangguk, ia melambai menatap kepergian Sidern bersama regu kesatrianya. Seorang kesatria yang berjalan paling belakang sempat menghentikan langkahnya sebentar. Ia menghadap ke arah Victoria kemudian membungkuk. Tersenyum tipis lalu segera menyusul Sidern dan rekan lainnya yang telah berlalu lebih dulu.

Gadis itu mengerutkan kening dengan bingung.
Apa-apaan itu tadi. Ia seperti merasa tatapan kesatria itu seolah menelisik ke dalam dirinya. Membuat takut saja.


"Ah ya Victoria. Ayah dan Ibu harus segera menemui Kaisar. Ada beberapa hal yang akan kami bicarakan."


Duchess Neville menggenggam tangan Putrinya erat,
"Apa Kau mau kembali ke kamar mu saja? Biar Ibu antar."


"Aku tak apa, Bu. Sungguh!" Victoria berusaha meyakinkan orang tuanya. Bahkan sang Ayah pun terlihat lebih menyetujui ucapan Ibunya. "Aku... Sedikit lapar. Aku akan makan kue sebentar lalu beristirahat."


"Baiklah, panggil kami jika sesuatu terjadi."


Setelah memberi anggukan singkat, kini tersisa Victoria seorang diri di aula pesta. Ia tak berbohong ketika berkata jika dirinya lapar. Maka ia pun mendekati sebuah meja panjang yang dipenuhi oleh banyak makanan di atasnya. Victoria mengambil salah satu cokelat. Mencicipinya sedikit.


Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang