Pengobatan yang Menggoda

1.8K 175 31
                                    

"Hm... Begitu."


Victoria tampak menimang sesuatu. Di sampingnya Putri Alice memandang gusar.


"Jangan bilang Kau sedang merencanakan sesuatu yang jahat?"


"Oh, kelihatan ya?" Victoria tersenyum.


Putri Duke Neville itu baru saja mendengar cerita yang cukup panjang dari Putri Mahkota. Tentang bagaimana ia terpilih, lalu bagaimana Sang Putri menjalani kehidupan di istana, dan bagaimana sifat dari setiap keluarga kaisar.

Yah, Victoria sudah menduga bahwa Kekaisaran menjadikan Alice sebagai Putri Mahkota bukan tanpa alasan. Selain merupakan seorang Morrow, kekuatan yang dimiliki oleh Putri Alice adalah mengubah sesuatu yang ia pegang menjadi emas. Tentu dengan syarat-syarat yang berlaku bagi pemilik kekuatan.

Baik Morrow atau bangsawan biasa. Kekuatan yang mereka miliki tidak dapat membunuh seseorang, melainkan untuk melindungi diri sendiri dan rakyat tentu saja. Setiap kekuatan juga memiliki kelemahannya masing-masing. Tetapi, kekuatan yang dimiliki sering disalahgunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan lain.

Seperti Putri Alice. Sekali lihat pun Victoria sudah dapat menangkap maksud Kaisar menjadikannya Putri Mahkota. Itu karena... Kaisar ingin memperoleh harta berlimpah dengan memanfaatkan kehadiran Alice Arovies. Gadis itu dijadikan sebagai kartu AS jika saja sewaktu-waktu kekaisaran mengalami masalah ekonomi, maka dengan adanya Alice Arovies pasti hal semacam itu akan dapat ditangani dengan mudah.


"Dengar, Vic. Jangan gegabah, keluarga Kaisar bukan orang yang bisa Kau sentuh sembarangan."


Victoria memandang datar. Ia meletakkan jari telunjuknya di pundak Putri Alice hingga membuat Putri Mahkota itu menautkan alisnya.


"Apa?" Tanya Sang Putri.


"Aku menyentuh salah satu keluarga Kaisar. Apa sekarang Aku akan dihukum?"


"Ck, Kau ini! Aku serius!"


"Baiklah, baiklah maaf. Aku akan serius mulai sekarang."


Putri Mahkota mengangguk pelan,
"Berjanjilah Kau akan melindungi dirimu, Vic."


"Iya, Aku janji."


Victoria memandang ke arah lain. Ia tiba-tiba teringat saat dirinya sedang berkelahi dengan Grand Duke Ellworth ketika baru saja tiba di istana. Tidak mungkin kan ia menceritakan itu pada Putri Alice. Bisa-bisa Sang Putri Mahkota memarahinya habis-habisan.


"Kaisar belum mengetahui kekuatanmu kan?" Tanya Putri Alice lagi.


Victoria menggeleng.


"Bagus. Akan lebih baik jika Kaisar tidak akan pernah tahu."


Hmm, sepertinya sulit. Mengingat sebentar lagi ia akan melakukan debutante. Tapi tenang saja, akan gadis itu usahakan bagaimana pun caranya. Ia akan bertahan. Membuat banyak sekali rencana. Jika kekuatannya memang tidak mampu disembunyikan, setidaknya ia harus memastikan bahwa dirinya tetap aman dari jangkauan kaisar. Dan sampai sekarang, ia masih belum tahu bagaimana caranya.


"Oh ya, Vic. Apa Kau masih menyimpan bunga emas yang ku beri? Aku masih menyimpan bunga es milikmu," Sang Putri turun dari kasur. Melangkah mendekati sebuah lemari kecil di samping meja rias. Ada sebuah kotak penyimpanan yang terbuat dari kaca. "Aku meletakkannya di sini, lihat!"


Victoria tersenyum. Ia terharu mengetahui bahwa Putri Alice masih menyimpan bunga tanda persahabatan mereka.


"Entahlah, Aku bahkan tidak ingat Kau pernah memberiku bunga," Victoria berucap acuh.


Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang