Menenangkan Kucing Liar

1.6K 194 67
                                    

Rapat mengenai hukuman Marquess Etiro telah selesai diputuskan dengan lancar. Satu persatu mulai meninggalkan ruangan termasuk Sevaro.

Lelaki itu berjalan pelan, tidak menyadari eksistensi Victoria yang berdiri tepat di belakangnya. Grand Duke Muda itu terkejut ketika tangannya ditarik begitu saja tanpa aba-aba.


"Ikut Aku!"


Suara ini...
Sevaro tersenyum tipis. Sekali dengar pun ia langsung tahu, suara manis dan lembut yang selalu menyapa inderanya beberapa waktu terakhir.

Grand Duke Muda itu mengikuti langkah Victoria dengan pasrah. Tanpa perlawanan, dan tanpa bertanya apa-apa.


 Tanpa perlawanan, dan tanpa bertanya apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka berdua sampai di sebuah gazebo yang terletak paling ujung dan terpencil yang terdapat dalam taman istana. Victoria dengan kuat mendorong Sevaro hingga tubuh lelaki yang tidak siap itu mau tak mau membentur tembok penyangga.



Brak!



Grand Duke Muda itu hanya membiarkan Victoria melakukan apa pun yang gadis itu inginkan. Sekali lagi, ia hanya diam bahkan ketika kedua tangan Putri Duke Neville itu terulur pada kedua sisi tubuhnya. Mengurung agar dirinya tak melakukan banyak pergerakan, sama seperti yang pernah ia lakukan dulu pada pertemuan pertama mereka.

Pftt..
Sevaro mati-matian mempertahankan wajah datarnya. Ia tanpa sengaja mengingat kembali saat-saat itu. Kedua tangannya terlipat di dada. Memperhatikan wajah Victoria yang sedikit terengah karena perjalanan menuju taman yang memang cukup jauh.


"Kau baik-baik saja?" Tanya lelaki itu pelan.


"Kenapa..."


"Hm? Apa yang—–"


"KENAPA? Kenapa Kau menghindariku?!"


Kedua alis Sevaro bertaut, lelaki itu terdiam. Ia tak lagi menyunggingkan senyum tipis, melainkan sebuah kerutan kecil tercetak di dahinya.


Apa... Apa yang baru saja kucing liar itu katakan?


Wajah Victoria mengernyit marah, dadanya naik turun, dan napasnya tak beraturan. Ia sedikit... emosi?


"Tenanglah dulu kucing liar. Tarik nafas mu," Sevaro memegang pundak Victoria. Gadis itu terlihat seperti akan tumbang lagi.


"Kau sudah sembuh?"


Sevaro terdiam. Tiba-tiba?
"Maksudmu memar yang di pundak?" Sevaro berdehem singkat, "Ya lumayan, terima kasih karena sudah––"


"Ha! Jadi itu sebabnya Kau tak mendatangiku lagi? Ku pikir hubungan kita tidak sedangkal ini. Aku merasa kita cukup akrab untuk sekedar menjadi teman."


Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang