Sevy-Vicy

1K 136 140
                                    

Note: Terharu banget banyak yang suka dan sayang sama cerita ini. Terima kasih yaaa semuanya, sayang kalian banyak-banyak ❣️





••~••~••






"Lady, Apa yang sedang Anda pikirkan?"


Suara rendah James seketika membuyarkannya dari lamunan singkat. Victoria menatap ajudan Sevaro yang saat ini berdiri dengan tatapan bingung di depannya.

Mereka berada di dalam ruangan yang James sebutkan merupakan kamar Mantan Grand Duchess alias Ibu Sevaro. Yah pada akhirnya ia datang ditemani oleh James dan bukan Sevaro. Lelaki itu pergi menemui tamu yang katanya ingin membahas bisnis mereka. Bisnis apa? Entahlah, Victoria juga tak tahu.

Lebih daripada itu, ia justru penasaran dengan kata-kata Sevaro yang terpotong beberapa menit lalu.

Tadi... Apa yang mau dia bilang ya? Saya ingin, Anda dan Saya menik—MENIK APA? Menikah? Hahaha, ya ampun Victoria, bermimpi saja. Itu tidak mungkin.


"Lady, Anda sudah siap bertemu Nyonya Besar?"


"Ah... Ya. Tapi, Saya tak melihat seorang pun di ruangan ini sejak tadi. Apa nyonya berada di kamar yang lain?"


"Tidak. Ikuti Saya, Lady."


Victoria mengikuti James yang sedang membuka sebuah pintu kayu di samping kasur. Semacam pintu rahasia tapi bukan. Setelah pintu terbuka, Victoria dibuat kagum dengan isi ruangan itu yang tampak seperti kebun kecil.

Di sudut ruangan. Terlihat seorang wanita paruh baya dengan pakaian sederhana namun tetap elegan. Berdiri di belakang pot-pot kecil seraya menyiraminya.


"Grand Duke yang membuat ruangan ini. Nyonya Besar tidak diperbolehkan keluar dari kamar selama masa pemulihan."


Victoria langsung menangkap maksud dari apa yang telah dikatakan oleh James. Ternyata Sevaro memang sangat menyayangi Ibunya ya. Setelah tau bahwa sang Ibu tak boleh keluar dari kamar, ia dengan cepat langsung bergerak membuatkan ruangan pribadi yang nampak seperti kebun, sebagaimana hal itu adalah kesukaan Ibunya.


Ya ampun. Sevaro manis sekali.


"James. Kau kah itu?"


Victoria menoleh pada James yang kini juga tengah menatapnya. Barusan, sepertinya Nyonya Ellworth memanggil pemuda itu.


"Benar, Ibu. Ini Saya. Saya membawa seorang teman."


"Teman? Siapa ituuu, bawa kemari biar Ibu melihatnya."


James mengulurkan tangan pada sang Putri Duke Neville,
"Mari Lady."


Victoria menyambut dengan baik. Ia dan James perlahan mendekati Nyonya Ellworth yang kini duduk di atas sebuah karpet——em, semacam karpet piknik? Lengkap dengan alat-alat piknik yang lain. Seperti cangkir, keranjang buah dan sandwich, bahkan piring kecil. Ah, jangan lupakan kue-kue yang tampak lezat itu.



 Ah, jangan lupakan kue-kue yang tampak lezat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang