Lamaran Kesepakatan

1.3K 142 103
                                    

Noted: Before you reading this story. Let me apologize first. Siapkan mental guys 🙏


Enjoy ♡





••~••~••






Klak


Suara gelas berdenting, beradu dengan piring kecil di bawahnya. Tegukan pelan yang berasal dari pemimpin keluarga serta dengusan kasar dari sang calon penerus.



Victoria tersenyum kaku.
Sebenarnya... Situasi apa sekarang ini?!


Baru lewat sehari sejak pesta debutante-nya tetapi kini ia justru harus terjebak dalam situasi tidak biasa di dalam keluarganya. Suasana mereka sangat mendukung percakapan yang serius. Hanya saja, ia merasa sedang dipojokkan. Entahlah, apa ada yang salah?


"Ekhem, Ayah Ibu apa ada yang ingin kalian bicarakan?" Victoria bertanya hati-hati.


Duke Neville menghela napas lelah,
"Haaaa, Victoria——"


"WAH! KAU MASIH BERTANYA DAN BUKANNYA LANGSUNG MENJELASKAN?"


Victoria terlonjak kaget. Sidern berucap dengan suara keras. Padahal mereka duduk bersebelahan. Gadis itu menutup telinganya yang serasa berdengung.


"Ah, astaga. Apa Kakak tidak bisa pelan sedikit?"


"TIDAK BISA!"


"Kalau Kakak teriak sekali lagi, Aku akan membuat Kakak tidak bisa berbicara. Aku serius!"


"Nyenye, coba saja!"


Sial. Kesabaran Victoria sudah habis. Gadis itu mendorong tubuh sang Kakak. Meraih wajah Sidern lalu memasukan sedikit kekuatannya ke dalam mulut lelaki itu. Victoria menjulurkan lidahnya sesaat sebelum melepaskan Sidern.


"Hei, Kau ini apa... Uh? Ahhh, aha ihi. UAAKHH, kehapa ahu ahi ehini!"
(Uh? Ahhh, apa ini. UAAKHH, kenapa Aku jadi begini!")



Pft!
Victoria tertawa puas. Sepertinya ia berhasil membekukan lidah Kakaknya itu. Tenang saja, efeknya tidak permanen. Paling lama bertahan satu jam dan paling cepat setengah jam. Jadi, sabar saja menunggu sampai saat itu. Setidaknya dengan begini, sang Kakak tidak akan bisa berteriak lagi seperti sebelumnya.


"Hichohia!"
(Victoria!)


"Pwahahaha... Apa yang Kakak katakan. Siapa itu Hichohia?" Victoria menepuk-nepuk sofa. Cukup terpingkal karena tingkah Sidern yang seakan marah dan meneriaki namanya, hanya saja ucapan lelaki itu sungguh tidak jelas dan sedikit menggelikan.


Duke dan Duchess Neville kompak memegangi kepala mereka. Memang pilihan tepat mengirim Sidern ke perbatasan dan membiarkan Victoria diam di dalam mansion. Akan lebih baik jika kedua anak itu dipisahkan, kalau tidak beginilah akibatnya.


"Padahal saat jauh mereka saling mengirim surat dan bilang merindukan satu sama lain. Tapi ketika bertemu, mereka justru berkelahi seperti anak kecil. Aku tidak paham dengan pola pikir mereka."


"Aku mengerti sayang. Biarkan saja, selama mereka tidak saling menyakiti," Duchess Neville mengelus pelan pundak sang suami. Tersenyum lembut.


"Aha! Hihah hang Hichohia hahukan pahaku."
(Ayah! Lihat yang Victoria lakukan padaku.)


Duke Neville berdecak,
"Sidern. Ayah tidak mengerti apa yang Kau katakan. Jadi diamlah untuk sementara waktu."


Duchess EllworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang