Mual

4.6K 179 4
                                    

"Hey! Hati-hati! Kotak itu berisi keramik-keramik buatan Sir Lloyd yang akan dikirim ke Pulau Sand! Jangan sampai ada satupun barang yang rusak!"

"Woi! Apa yang sedang kalian lakukan? Bergeraklah lebih cepat! Sebentar lagi kita harus berangkat!"

"Hey! Perhatikan langkah mu! Dasar bodoh!"

Keributan dari orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya tidak membuat seorang wanita yang sedang tertidur pulas di atas pasir itu merasa terganggu. Dia justru mengubah posisinya membelakangi  arah datangnya sinar matahari dan sedikit meringkukkan tubuhnya, mencoba untuk menghangatkan dirinya yang sedaritadi terkena hembusan angin musim gugur.

"Kak Faye! Kenapa kau masih di sini? Sebentar lagi kita akan berlayar lho! Apakah barang-barang mu sudah diangkut ke kapal?"

Terlihat seorang wanita berambut kecoklatan dengan mata rubah mendekati wanita bernama Faye itu dan menepuk-nepuk tubuhnya beberapa kali, mencoba untuk menariknya keluar dari dalam dunia mimpi.

"Hnghh... jangan ganggu aku..." keluh Faye melambaikan tangannya, seolah-olah mengusir wanita bermata rubah itu pergi.

"Tapi Kak, perjalanan kita kali ini akan berlangsung selama beberapa minggu. Kau harus mempersiapkan perlengkapan mu dengan baik jika tidak ingin mengalami kesulitan nantinya," wanita bermata rubah itu tampaknya belum menyerah.

"Ice... aku mohon, biarkan aku tidur beberapa menit lagi. Aku sudah selesai menyusun barang-barang ku sejak tadi pagi,"

"Kau yakin? Tidak ada barang yang tertinggal?"

Faye hanya menganggukkan kepalanya pelan. 

"Hmm... baiklah. Apa kau sudah membawa obat anti mabuk lautmu?"

Sekali lagi Faye mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ice.

"Oke, kalau begitu aku akan memanggilmu saat semuanya sudah siap," ucap Ice lalu meninggalkan Faye yang segera melanjutkan tidur siangnya.

"Hey! Pastikan tidak ada yang tertinggal!" 

Terdengar suara Ice memberikan instruksi kepada beberapa anak buah kapal. Sesekali dia terlihat membantu mereka untuk merapikan barang-barang yang sudah diangkut ke kapal, di lain waktu dia akan membantu menghitung dan mengecek jumlah barang yang akan diangkut dalam pelayaran mereka kali ini. Di lihat dari sisi mana pun Ice terlihat sangat sibuk, bahkan rasanya waktu untuk bernapas pun tidak ada.

"Nona Ice, sepertinya semua barang sudah selesai diangkut ke kapal. Kita sudah siap untuk berlayar,"

Seorang pria bertubuh kekar menghampiri Ice dan sedikit membungkuk memberi hormat. Kulit pria itu berwarna kecoklatan, terlihat beberpa bintik kecoklatan di wajahnya, hasil dari sengatan sinar matahari yang sudah bertahun-tahun berkawan dengannya.

"Baiklah, aku akan memanggil Kak Faye dulu. Kau naiklah ke atas kapal duluan," ucap Ice kemudian berlalu pergi mendekati Faye yang masih tertidur pulas.

"Kak Faye... ayo berangkat,"

"Kak..."

Ice menggoyang-goyangkan tubuh wanita yang sepertinya tenggelam terlalu dalam di dalam dunia mimpi itu.

"Kak Faye!"

Namun Faye tidak memberikan respon apapun, justru suara dengkurannya terdengar semakin keras. Ice akhirnya berhenti menggoyangkan tubuh Faye, dia menggeleng sambil menghela napas. Selalu saja begini, jika Faye sudah mulai tertidur maka suara bom yang meledak pun tidak akan mampu membangunkannya. Namun Ice tau benar apa yang harus dilakukannya di saat saat seperti ini.

"Kak Kun!! Buka kotak persediaan makanan kita! Aku rasa kita harus menghabiskan Blueberry Chesse Cake itu sementara Kak Faye tidur!"

"Cepatlah! Cake itu dibuat khusus oleh Bibi Kim, pasti rasanya sangat lezat! Ayo kita habiskan-"

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang