Mau mencobanya?

2.6K 204 14
                                        

Faye berbaring di atas tempat tidur sambil memandangi langit-langit. Sesekali terdengar suara gemercikan air dari dalam kamar mandi, menandakan gadis yang sedang berada di dalam itu sedang sibuk membersihkan diri.

Pikiran Faye melayang kembali ke peristiwa yang baru saja terjadi, saat dia dan Yoko saling memadukan bibir mereka di perjalan pulang. Jika bukan karena Yoko yang tiba-tiba bersin karena udara malam yang terlalu dingin, kira-kira apa yang akan terjadi?

Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka dan tak lama kemudian muncul seorang gadis yang tubuhnya hanya dibalut sehelai handuk. Beberapa tetes air berjatuhan dari rambutnya yang masih basah. 

Dengan perlahan gadis itu menghampiri Faye, kemudian duduk di tepi ranjang. Dia mengulurkan tangan, mengelus lembut wajah Faye yang sedang berbaring sambil menutup mata. Wanita yang dielus itu sedikit tersentak saat merasakan dingin dan lembutnya tangan yang bersentuhan dengan kulitnya itu.

"Sudah selesai?" tanya nya, masih dalam posisi mata terpejam.

"Hmm,"

Meskipun tidak dapat melihatnya, Faye bisa menyimpulkan bahwa gadis itu menjawabnya dengan sebuah anggukan.

"Tidak mandi?" tanya Yoko, tangan kanannya masih mengelus-elus pipi Faye.

"Sebentar lagi, biarkan aku berbaring dulu," 

"Lelah sekali ya?"

Faye mengangguk pelan.

"Kalau begitu, bagaimana kalau aku menyeka tubuh mu dengan air hangat saja? Jadi, kau tidak perlu ke kamar mandi,"

"Sebentar, biar aku meminta pelayan membawakan air hangat ke sini," ucap Yoko sambil beranjak untuk berdiri.

Namun dengan cepat Faye menahahan tangan Yoko, menarik gadis itu kembali duduk.

"Tidak usah, aku pergi mandi saja,"

"Tapi kau sedang lelah, biar-"

"Aku mandi saja," ucap Faye, membuka matanya dan menatap Yoko dengan lekat.

Yoko hanya mengangguk. Dia bisa merasakan perubahan aura dari Sang Kapten kapal. 

"Kalau begitu mandilah sekarang. Nanti kau bisa terkena flu kalau mandi terlalu malam,"

"Hmm, iya," 

Faye pun bangkit dari tidurnya. Tidak sedetikpun dia menoleh ke arah Yoko.

"Sayang?"

"Hmm?"

"Mau mandi bersama ku?" Ucap Yoko dengan suara penuh menggoda.

Namun seolah tidak mendengar penawaran dari Yoko, Faye melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar mandi. Kemudian menutup pintu yang ada di belakangnya dengan pelan.

Setengah jam berlalu namun Sang Kapten belum juga keluar dari dalam kamar mandi. Yoko menjadi khawatir, jangan-jangan terjadi sesuatu di dalam sana.

"Sayang? Belum selesai?" Ucap Sang Tuan Puteri, mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali.

Namun tidak ada jawaban. Bahkan dia tidak bisa mendengar suara apapun dari dalam.

"Sayang? Kau baik-baik saja?" Ucapnya lagi, rasa khawatir mulai menjalar di dalam hatinya.

Yoko mencoba untuk memutar gagang pintu namun terkunci dari dalam. Dia pun jadi semakin khawatir.

"Sayang? Sayang? Buka pintunya!"

Gadis itu mulai berusaha untuk mendorong pintu kamar mandi dengan tubuhnya, mencoba untuk mendobrak kayu pembatas antara kamar dan kamar mandi itu. Namun usahanya tidak membuahkan hasil apapun, pintu itu terlalu kuat untuk didobrak dengan tubuhnya yang kecil. Alih-alih terbuka, justru bahunya yang mulai terasa sakit.

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang