Sekali lagi?

2.4K 183 44
                                        

Setelah tiba di Pulau Pearl, Freen langsung menuntun mereka menuju sebuah penginapan yang terletak tidak jauh dari pelabuhan. Penginapan itu terdiri dari satu bangunan kayu dua lantai yang jika dilihat dari penampilannya sepertinya sudah berdiri sejak puluhan, bahkan mungkin seratus tahun yang lalu. Tidak reyot, justru tampak sangat terawat namun memiliki kesan horor yang membuat orang-orang yang pertama kali melihatnya bergidik ngeri.

Dan satu lagi, penginapan ini sebenarnya adalah satu rumah yang disewakan untuk tempat menginap para pedagang yang berlabuh di Pulau Pearl. Jadi, selain mereka tidak ada orang lain di sana. Untuk para awak kapal, karena sebagian besar dari mereka sebenarnya berasal dari Pulau Pearl, maka mereka memilih untuk pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan sisanya menumpang di tempat teman atau menyewa penginapan di tempat yang lain.

"Kita akan menginap di sini?" tanya Becky sambil mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut bangunan.

"Ya. Terlihat seru, kan?" jawab Freen dengan wajah bangga.

"Seru? Apakah kita akan mengadakan semacam perburuan hantu nanti?" tanya Lux dengan nada sarkas.

"Perburuan hantu? Pemilik penginapan belum pernah mengatakan apapun tentang hal itu. Apakah benar-benar ada?" Freen balik bertanya.

Lux hanya mendecak kesal sebagai jawaban. Dilihat dari sisi manapun, di dalam hotel ini pasti tinggal lusinan hantu pikirnya. Tidak, dia tidak takut hantu. Hanya saja dia berharap agar tidak bertemu dengan mereka selama hidupnya di dunia. 

"Ayo masuk. Aku yakin kalian semua sangat lelah setelah perjalanan yang panjang," ucap Freen membuka jalan dan masuk ke dalam penginapan terlebih dahulu.

"Kau yakin kita akan menginap di sini?" bisik Yoko kepada Faye yang terlihat santai.

"Tentu. Ada apa? Apakah kau tidak menyukai nya? Mau pindah ke tempat yang lain?" 

Yoko menggeleng. Dia tidak mau menyusahkan Freen yang sudah susah payah mempersiapkan penginapan ini sebelumnya.

"Bagaimana dengan pembagian kamarnya?" tanya Marissa begitu mereka semua masuk ke dalam.

"Hmm... karena Orm sedang mengandung, sebaiknya tidur di kamar yang ada di lantai satu bersama Kak Lingling," ucap Freen.

"Apakah hanya ada satu kamar di lantai satu?" tanya Lingling.

"Ada satu kamar lagi, Kak. Kak Lux akan tidur di kamar itu," jawab Freen.

"Aku?" Lux menunjuk dirinya sendiri.

"Ya. Kak Lingling tidak bisa menjaga keamanan kita karena harus berada di sisi Orm, jadi kakak akan mengambil alih tugas itu,"

"Omong kosong macam apa itu??" protes Lux.

"Kakak kan belum punya pasangan,"

"Apa hubungannya?"

"Yah.... maksudku kami membutuhkan waktu yang cukup untuk beristirahat,"

"Lalu aku? Memangnya aku tidak butuh waktu yang cukup untuk tidur?"

"Ah sudahlah. Kakak yang masih jomblo ini tidak akan mengerti maksudku," 

"Tap-"

"Aku dan Becky akan tidur di kamar yang paling ujung. Kak Faye dan Yoko di kamar yang di tengah. Dan Kak Ice bersama Dokter Marissa boleh mengambil kamar yang di dekat tangga," 

"Ada kamar mandi di tiap kamar, kecuali di kamar Kak Lux. Kakak bisa menggunakan kamar mandi yang ada di luar,"

Lux membuka mulutnya, siap untuk memprotes lagi namun dia mengurungkan niatnya setelah melihat tatapan tajam dari Freen. 

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang