Nama

1.2K 147 5
                                    

"Turunkan jangkarnya!"

"Atur agar bagian depan kapal lurus menghadap pantai!"

Terdengar Ice memberikan perintah kepada para anak buah kapal. 

Mereka akhirnya tiba di Pulau Sand setelah empat malam berlayar di lautan. Tapi sebenarnya Pulau ini adalah tempat singgah pertama mereka dalam pelayaran kali ini, jadi setelah semua pekerjaan di sini selesai mereka akan kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Kapal belum berhenti sepenuhnya saat Faye melompat turun ke atas pasir pantai. Dia kemudian berlari kecil menghampiri seorang pemuda yang sedang melaimbaikan tangan ke arahnya.

"Selamat datang, Kapten," ucap pemuda itu, memberi salam.

"Folk, lama tidak berjumpa. Bagaimana keadaan mu?" ucap Faye lalu merangkul pemuda itu.

"Seperti yang anda lihat, saya sehat seperti biasanya. Bagaimana dengan anda? Apakah perjalanan ke sini menghibur anda?"

"Tentu saja! Sesuai perkiraan mu kami bertemu dengan kapal bajak laut itu,"

"Lalu?'

"Itu, lihat saja apa yang kami bawa," ucap Faye sambil menunjuk ke arah kapal dengan dagunya.

Folk melihat dua kapal yang terikat ke kapal mereka lalu tertawa puas.

"Seperti yang diharapkan dari anda," puji Folk sambil tersenyum lebar menunjukkan rentetan giginya yang putih.

"Kapten Faye..." 

Seorang wanita dengan pakaian modis yang tidak cocok berada di pinggiran pantai mendekati mereka berdua.

"Ah! Dokter Marissa! Lama tidak berjumpa!" sapa Faye kepada wanita itu.

Dokter Marissa mendekat ke arah Faye kemudian mengambil ancang-ancang untuk memeluk Sang Kapten kapal itu namun Faye segera menggelengkan kepalanya sambil berkata:

"Kau tidak akan ingin mencium aroma tubuhku saat ini, Dokter. Aku penuh keringat," ucap Faye sambil mundur beberapa langkah.

Namun Dokter Marissa tidak peduli dengan hal itu dan segera menarik Faye dalam pelukan yang hangat. Faye membeku sambil melihat ke arah Folk yang sedang berusaha untuk menahan tawanya. 

"Kakak tau aku tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali, kan?" ucap Marissa sambil melepaskan pelukannya.

"Uh... ya.." jawab Faye dengan canggung, telinganya memerah karena menerima afeksi secara tiba-tiba.

"Dimana kekasihku?" tanya Marissa sambil mencari-cari keberadaan Ice.

"Dia masih di atas kapal untuk mengatur proses bongkar muatan," jawab Faye.

"Kau tidak membuatnya bekerja terlalu keras kan, Kapten?" tanya Marisa dengan mata penuh selidik.

"Tentu saja tidak,"

Tidak berapa lama setelah itu, Ice turun dari kapal diikuti oleh Yoko dan Kun.

"Ice!"

Marissa segera berlari menghampiri kekasihnya dengan tangan terbuka. Ice yang melihat hal itu juga ikut berlari dan segera mendekap Marissa dengan erat begitu tubuh mereka saling bersentuhan.

"Aku sangat merindukan mu," ucap Ice, membenamkan wajahnya di ceruk leher Marissa dan menghirup sebanyak mungkin aroma jasmine yang melekat di sana.

"Aku juga sangat merindukan mu,"

Mereka berdua berpelukan untuk waktu yang cukup lama hingga akhirnya terdengar suara Faye berdehem.

"Ekhem..."

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang