Batu pantai

1.5K 178 49
                                    

Tanpa terasa hari semakin gelap dan udara juga terasa semakin dingin. Hari ini ditutup dengan kemenangan Faye melawan Lingling dalam perlombaan berenang. Sang Kapten merasa sangat senang saat dia tiba di garis pantai lebih dulu daripada Sang Kesatria itu.

"Kau lamban sekali," ledek Faye kepada Lingling yang berjalan dengan lesu ke arahnya.

"Kau yang terlalu cepat, Faye. Ini kali pertama ku kalah saat berenang," ucap Lingling sambil menyapu air laut yang membasahi wajahnya dengan tangan.

"Sepertinya kau masih perlu banyak berlatih, Nona Kesatria,"

Lingling hanya mendengus saat mendengar ucapan dari Faye. Harus dia akui bahwa Faye adalah perenang yang hebat. 

"Jadi, apa yang kau inginkan sebagai imbalan atas kemenangan mu?" tanya Lingling.

"Hmm... ntahlah, belum ada yang terpikirkan saat ini. Aku akan memintanya nanti," 

Lingling mengangguk paham. Dia dengan senang hati menunggu permintaan dari Sang Kapten itu.

"Kalau begitu apakah kami sudah boleh kembali ke barak? Aku rasa para kesatria ku sudah sangat kelelahan sekarang," ucap Lingling sambil melirik ke arah anak buahnya.

"Tentu. Beristirahatlah kalian, sampai jumpa besok," ucap Faye sambil mengangguk.

"Selamat malam Faye, selamat malam Yang Mulia," ucap Lingling memberi salam sebelum dia mengajak anak buahnya untuk kembali.

Faye dan Yoko memandangi kepergian para kesatria itu hingga akhirnya tubuh tegap mereka hilang dari pandangan. Yoko memeluk lengan kekeasih nya yang basah, dia merasa senang karena Faye dan Lingling akhirnya berdamai. Setidaknya untuk sekarang.

"Jangan, nanti kau basah," ucap Faye sambil menarik lengannya.

"Biarkan saja. Nanti aku bisa ganti baju," protes Yoko, menarik kembali lengan Faye ke dalam dekapannya.

"Kau akan kedingingan," 

"Tidak, kok. Lagipula kita sudah mau pulang kan?"

"Siapa bilang?"

"Hmm? Bukankah latihan hari ini sudah selesai?"

Faye tersenyum lalu merapikan rambut Yoko dan mengelus kepala gadis itu dengan lembut.

"Iya, tapi masih ada satu hal lagi yang harus ku lakukan," ucapnya dengan hangat.

"Apa itu?" 

"Ayo,"

Tanpa menunggu jawaban dari tunangannya itu, Faye langsung meraih tangan Yoko dan menuntun gadis itu menyusuri garis pantai. Dia menggenggam erat tangan gadis itu sambil menautkan jemari mereka. 

Dari samping Yoko memandang wajah tunangannya itu dengan bingung. Kenapa Faye tampak gugup? Dan ada apa dengan senyum di wajahnya itu?

"Kita mau kemana?" tanya Yoko penasaran.

"Tunggu saja, sebentar lagi kita akan tiba," 

"Kemana kau akan membawa ku, sayang? Apakah kau tau bahwa kau terlihat seperti penculik saat ini?" 

"Aku akan membawa mu ke tempat rahasia ku. Sabarlah sebentar," ucap Faye.

Sang Kapten membawa Yoko ke area pantai yang jarang di kunjungi orang lain, bahkan saat ini hanya ada mereka berdua di sana. Sang Tuan Puteri merasa kesulitan saat harus berjalan di atas kumpulan batu karang, tapi untungnya ada Faye yang dengan setia memegangi tangannya agar tidak terjatuh. 

Sebenarnya kemana Faye akan membawanya? Mereka sudah berjalan selama lima belas menit namun belum ada tanda-tanda bahwa tempat tujuan mereka sudah dekat. Kaki Yoko mulai terasa pegal karena harus berulang kali mendaki tumpukan batu karang yang keras dan tajam. 

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang