Malam pertama

2.3K 188 24
                                        

"Selamat beristirahat Yang Mulia," ucap seorang pelayan yang menghantarkan Faye dan Yoko ke depan kamar mereka.

"Dimana kamar ku?" Tanya Faye celingak-celinguk, dia tidak melihat ada pintu lain lagi di sepanjang lorong ini.

Namun pelayan itu justru menelengkan kepalanya dengan bingung.

"Apa maksud anda, Yang Mulia? Bukankah anda berdua sudah bertunangan?"

Sebuah fakta kemudian menampar jiwa Faye. Bodohnya dia bertanya seperti itu tadi. Dia dan Yoko sudah bertunangan, tentu saja mereka akan tidur di satu kamar yang sama.

"Ah benar juga," ucap Faye sambil menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. 

"Night gown anda sudah tersedia di dalam. Jika ada sesuatu silahkan panggil saya," ucap si pelayan sambil tersenyum.

"Kalau begitu saya undur diri,"

Faye menatap punggung pelayan yang semakin menjauh itu. Gawat! Dia mulai merasa gugup.

"Ayo masuk,"

Sang Kapten tersentak mendengar suara gadis yang berdiri di belakang nya. Dia segera menoleh dan mendapati Yoko yang tampak kelelahan.

"Hmm, ayo masuk,"

Faye memutar knop pintu, mendorongnya kemudian mempersilahkan Yoko untuk masuk terlebih dahulu. Darah Faye seketika mendesir hebat ketika dia melihat bahwa kamar mereka sudah dihias dengan sedemikian rupa. Di atas tempat tidur bertaburan kelopak bunga mawar, di sudut-sudut kamar telah dinyalakan lilin yang mengeluarkan aroma jasmine yang lembut.

Keadaan Yoko juga tidak jauh berbeda dengan Faye, dia sama kagetnya saat melihat kamar mereka sudah seperti kamar pengantin baru. Apalagi saat melihat night gown yang tergantung di samping lemari, kenapa bahannya tipis sekali? 

Yoko kemudian berbalik, pandangannya bertemu dengan Faye. Dia melihat ujung telinga Sang Kapten kapal itu telah berubah warna menjadi merah.

"A-aku pergi mandi dulu," 

Yoko yang tidak tahan terlalu lama bertatapan dengan Faye segera melarikan diri dan masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Faye mengerjapkan matanya beberapa kali dan menarik semua kewarasannya untuk kembali. 

Faye kemudian berjalan ke arah jendela, dia membuka pintunya dan membiarkan angin musim gugur yang dingin menyapa tubuhnya yang terasa panas. Dia memandangi langit malam yang terlihat begitu tenang, sesekali ada bintang yang berkelap-kelip seolah-olah sedang menyapanya. Wanita bertubuh jangkung menghela napas panjang, dia tidak boleh merasa gugup seperti ini. Tidak dihadapan Yoko.

Sekitar 20 menit kemudian, terdengar suara pintu kamar mandi yang dibuka. Faye menoleh ke belakang dan mendapati Yoko yang baru saja selesai mandi hanya menggunakan handuk untuk melilit tubuh rampingnya.

Melihat pemandangan itu, Faye menjadi panik. Dia dengan cepat mengambil night gown milliknya, masuk ke dalam kamar mandi lalu membanting pintunya. Faye menyandarkan tubuhnya di daun pintu, berusaha mengatur napasnya yang entah kenapa tiba-tiba jadi memburu. Selama beberapa saat Faye tetap berada di posisi itu hingga dia bisa mengendalikan perasaanya. 

Di lain sisi Yoko yang sudah memakai pakaian duduk diam di tepi tempat tidur. Berbagai macam pikiran memenuhi kepala gadis itu. Apa yang harus dia lakukan setelah Faye selesai mandi? Atau apa yang akan Faye lakukan padanya setelah dia selesai mandi? 

Mereka sudah bertunangan, apakah itu artinya, malam ini mereka akan melakukan hal itu? Kalau begitu apa yang harus dia lakukan? Dia bahkan belum pernah berciuman seumur hidupnya. Jangankan berpikir untuk berciuman, membayangkan dirinya berada dalam dekapan Sang Kapten kapal itu saja sudah bisa membuat Yoko kehilangan pikiran jernihnya.

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang