Pertunangan

1.4K 168 17
                                        

"Yang Mulia Tuan Puteri Yoko Apasra Lertprasert telah tiba!"

Para tamu yang hadir langsung bangkit berdiri dan menghadap ke arah Yoko yang dengan anggun berjalan mendekati altar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para tamu yang hadir langsung bangkit berdiri dan menghadap ke arah Yoko yang dengan anggun berjalan mendekati altar. Gadis itu dibalut gaun putih off-shoulder  yang memperlihatkan bahu nya yang menawan, sedikit bordir keemasan di bagian bawah rok nya yang menunjukkan kesan mewah namun sederhana. Tidak lupa sebuah tiara dari emas putih yang bertengger di kepalanya.

Semua yang ada di sana terpukau melihat keanggunan Yoko. Semuanya tanpa terkecuali Faye yang sedaritadi sudah menunggu calon tunangannya itu di depan altar. Rasa gugup yang sedaritadi menghantui dirinya, seketika sirna ketika pandangannya bertemu dengan pandangan Yoko yang menatap lurus ke arahnya.

"Kak Faye! Senyum!" bisik Ice yang berada di bangku paling depan.

Namun seolah-olah terhipnotis dengan kecantikan Yoko, Faye hanya bergeming. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari gadis yang semakin lama melangkah semakin dekat dengannya itu. Semakin dekat jarak antara mereka, Faye merasa udara di sekitarnya menjadi semakin tipis dan sulit untuk dihirup.

"Nona Faye," 

Suara seorang wanita yang lembut menarik paksa Faye untuk keluar dari lautan kekagumannya akan Yoko. Seolah-olah nyawanya baru saja kembali ke raga, Faye mengerjap dan segera memperbaiki posturnya agar kembali tegap dan berkharisma.

"Yang Mulia Ratu," ucap Faye, memberi salam kepada Sang Ratu yang berdiri di hadapannya sambil menggenggam satu tangan Yoko.

"Aku menyerahkan Puteri semata wayangku kepada mu," 

Setelah mengucapkan kalimat itu, Sang Ratu memberikan tangan Yoko yang berada dalam genggamannya kepada Faye yang segera disambut oleh Kapten kapal itu. Faye dengan lembut menggenggam tangan Yoko dan membantu satu-satunya calon pewaris takhta kerajaan itu untuk naik ikut berdiri bersamanya di depan altar. 

Mereka memang hanya melaksanakan pertunangan, namun Sang Ratu bersikeras bahwa pertunangan mereka harus digelar secara meriah dan di sahkan dihadapan altar Tuhan yang suci. Bahkan Sang Ratu sendirilah yang mengurus semua persiapan acara pertunangan mereka hari ini.

"Kau terlihat sangan gugup, Kapten," bisik Yoko sesaat setelah mereka berdiri berdampingan menghadap altar.

"Tidak kok," 

"Lalu kenapa kau meremas tangan ku?"

Faye kemudian menyadari bahwa dia telah menggenggam tangan kecil Yoko terlalu erat. Dia berniat untuk melepaskan nya namun gadis itu segera menautkan jemari mereka.

"Aku hanya bertanya, aku bukan meminta mu untuk melepaskan ku," gerutu Yoko, bibirnya manyun ke depan sebagai bentuk protes akan sikap Faye barusan.

"Ekhem..."  Pembicaraan mereka terpaksa berhenti ketika si Pendeta memberi isyarat bahwa acara akan segera dimulai. 

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang