Rencana

1.4K 170 42
                                    

Saat ini semua kru kapal sedang melangsungkan makan malam bersama. Makan malam kali ini terasa lebih spesial daripada biasanya karena malam ini Yoko hadir bersama mereka.

Mereka semua duduk melingkar di meja makan yang berada di ruang makan, saling berbincang mengenai perjalanan mereka kali ini.

"Perhatian semuanya," ucap Ice, bangkit dari duduknya sambil memegang secangkir gelas berisi alkohol.

"Aku mau kita semua bersulang atas pertunangan antara Kapten kita dan Yang Mulia Tuan Puteri Yoko,"

Ice mengangkat gelasnya, diikuti oleh semua anak buah kapal yang lain.

"Selamat atas pertunangan kalian Kapten, selamat Yang Mulia," ucap Ice kepada Faye dan Yoko yang duduk berdampingan.

"Bersulang!"

Mereka saling mengetukkan gelas satu sama lain sebelum menegak habis alkohol yang ada di dalam gelas.

"Aku pikir kau tidak minum alkohol," bisik Yoko kepada Faye.

"Memang tidak. Ini air putih,"

"Kau bersulang dengan air putih?"

"Apa masalah nya?"

"Tidak sopan terhadap orang lain yang bersulang dengan mu,"

"Tidak ada aturan seperti itu di sini,"

"Tapi-"

"Yang Mulia, apakah anda mau mencoba dendeng sapi buatan chef kami? Ini adalah dendeng dengan kualitas terbaik di seluruh lautan," ucap Folk menawarkan sepotong daging kepada Yoko.

"Tentu, terima kasih hmm..."

"Ah maafkan saya yang belum memperkenalkan diri. Saya adalah Folk, orang yang bertanggung jawab atas pembangunan kapal dagang yang baru,"

"Ah, iya. Terimakasih Folk," ucap Yoko sambil tersenyum.

Folk memandangi Yoko seolah-olah sedang menunggu Sang Tuan Puteri untuk mencoba dendeng yang baru saja dia berikan.

"Itu mungkin terlalu keras untuk mu. Sini, biar aku potong-potong dulu," ucap Faye, mengambil potongan daging itu.

Setelah itu Faye dengan sigap memotong-motong dendeng itu menjadi beberapa potongan yang lebih kecil. Dia juga menguraikan serat-seratnya dan memisahkan bagian yang terlalu kering.

"Ini, cobalah," ucap Faye sambil memberikan sepotong daging ke piring Yoko.

Namun gadis itu hanya diam sambil menatapnya, membuat Sang Kapten mengangkat alisnya dengan bingung.

"Apa?" tanyanya.

"Aaaa,"

Yoko membuka mulutnya dan segera Faye mengerti maksud dari tunangannya itu. Dia mengambil satu potongan yang lain dan menyuapi Yoko dengan hati-hati.

"Bagaimana? Enak?"

"Hmm..." Yoko mengunyah isi mulutnya dengan perlahan, rasa dendeng itu belum pernah dia rasakan sebelumnya.

"Tidak sesuai dengan lidah mu ya?" tanya Faye sambil memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya.

"Enak, kok. Hanya saja aku belum pernah makan dendeng seperti ini sebelumnya,"

"Benarkah? Jujur saja aku sempat khawatir kau tidak suka makanan di atas kapal,"

"Kau tau, sayang? Yang paling penting saat makan bukanlah apa makanannya tapi dengan siapa kau makan. Selama aku makan bersama orang yang aku cintai, maka makanan apapun akan terasa enak,"

Faye hanya menggeleng mendengar gombalan tunangannya itu, kemudian menyuapkan sepotong daging lagi padanya.

"Kapten, cobalah keju ini. Aku baru saja membeli nya kemarin dari peternakan Tuan Willow," ucap Kun sambil menaruh sepotong keju di piring Faye.

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang