"Selamat datang kembali, Kapten"
Kun menghampiri Faye yang sibuk dengan pekerjaannya.
"Oh, Kun! Hahahaha... kau berkata seperti itu seolah-olah aku sudah pergi untuk waktu yang lama,"
"Hanya sehari, aku tidak berani di sini,"
Faye menepuk bahu pria bertubuh tegap itu.
"Sehari itu terasa seperti seumur hidup bagi ku, Kapten," ucap Kun, sambil menatap mata Faye dalam-dalam.
Faye yang tidak nyaman dengan hal itu langsung mencari topik lain untuk dibahas.
"Oh iya, kapan dua kapal dagang yang baru itu selesai?"
"Besok. Seharusnya besok kedua kapal itu sudah siap untuk berlayar,"
"Begitu ya,"
"Kau mau langsung berlayar? Apa tidak perlu di uji coba dulu?"
"Tidak," Faye menggeleng.
"Aku percaya pada kemampuan Folk dalam membangun kapal. Lagipula aku sudah tidak sabar untuk pergi ke Pulau Pearl,"
"Dasar! Kau tidak pernah kehilangan semangat mu itu ya?"
Mereka berdua melanjutkan pembicaraan tentang kapal dagang baru dan mulai menyusun rencana pelayaran mereka berikutnya. Hingga Kun menyadari ada yang kurang dari keberadaan Sang Kapten itu.
"Bukankah kau berkata bahwa hari ini kau akan memperkenalkan Yang Mulia Tuan Puteri kepada kami? Dimana dia?" Ucap Kun, mencari-cari keberadaan sosok yang dimaksud.
"Oh, Yoko. Dia sedang berada di dalam kabin bersama Ice,"
"Hmm? Kenapa dia tidak bersama mu dan justru bersama Ice?"
"Ntahlah. Tadi dia terlihat kesal lalu pergi meninggalkan ku begitu saja," jawab Faye sambil mengangkat bahunya nya.
Kun menghela napas. Dia pikir Faye akan berubah setelah bertunangan tapi ternyata dia salah. Tapi ada sebagian sisi hatinya yang merasa lega akan hal itu.
"Kau pasti tidak sadar sudah melakukan kesalahan, kan?" Ucap Kun lalu menghela napas.
"Kesalahan? Apa maksudmu?"
"Ah sudahlah. Tidak ada gunanya ku jelaskan pada mu,"
"Tapi saranku, pergilah hampiri dia. Tidak baik calon pengantin seperti kalian berjauhan terlalu lama," saran Kun.
Faye terlihat berpikir sejenak. Pekerjaan nya di sini belum selesai, dan lagi Yoko pasti aman jika bersama dengan Ice.
"Nanti saja. Aku harus menyelesaikan pekerjaan ku yang menumpuk dulu. Aku harus bekerja dua kali lipat hari ini karena kemarin aku libur,"
Kun hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Sang Kapten itu. Namun dia menurut saja dan melanjutkan pekerjaan nya.
Sangking sibuknya Faye bekerja, dia tidak menyadari bahwa matahari mulai terbenam dengan malu-malu, menyisakan secercah cahaya oranye di antara kumpulan awan di langit.
"Kak Faye," Seseorang menyapa nya dari belakang.
Faye menoleh dan menemukan Marissa berada di sana, masih mengenakan pakaian kerja nya.
"Oh, Marissa. Menjemput Ice?"
Marissa mengangguk.
"Ku rasa dia di dalam kabin bersama Yoko,"
Mendengar hal itu, dahi Marissa berkerut.
"Bersama Yang Mulia Tuan Puteri? Dia ada di sini, Kak?"
"Iya. Aku mengajak dia ke sini untuk berkenalan dengan para anak buah kapal," jawab Faye dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel
FanfictionOrang gila mana? Orang gila mana yang tau dia mabuk laut tapi jadi Kapten kapal? Faye!!!