"Kapten!"
"Kapten!"
"Kapten!"
Para anak buah kapal yang sudah sedari tadi menunggu kedatangan Kapten mereka langsung memberi salam saat melihat Faye dan Yoko naik ke atas kapal.
Mereka semua tertegun saat melihat Sang Kapten bersanding dengan Tuan Puteri Kerajaan untuk pertama kalinya. Acara pertunangan antara Faye dan Yoko kemarin memang diadakan secara privat sehingga hanya dihadiri oleh beberapa orang penting saja. Bahkan yang hadir dari pihak Faye hanyalah Ice, Marissa dan Becky.
"Selamat datang Yang Mulia," Ice memimpin para anak buah untuk membei salam kepada Yoko.
Mengikuti Ice yang belutut, mereka semua juga dengan cepat menjatuhkan diri di atas kedua lutut mereka.
"Jangan begini, Kak. Berdirilah," Yoko segera menghampiri Ice dan membantu wakil kapten kapal itu untuk berdiri. Tidak lupa dia memberi isyarat kepada anak buah yang lain untuk berdiri juga.
"Mulai sekarang aku adalah bagian dari kalian, jadi jangan bersikap canggung dengan ku,"
Dengan senyum yang sangat manis, Yoko menyampaikan hal itu kepada para anak buah kapal.
Sangat manis senyumnya itu, hingga dia tidak sadar bahwa ada seorang di antara anak buah Faye yang jatuh hati kepadanya. Senyuman Yoko itu telah berhasil merenggut perhatian dari pria itu.
"Ekhemm... sudah cukup perkenalannya. Kembali bekerja," perintah Faye.
Sang Kapten merasa tidak nyaman saat anak buahnya memandangi Yoko untuk waktu yang lama. Ada perasaan tidak suka yang muncul dalam dirinya.
"Baik Kapten!"
Setelah para anak buah kembali sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, Faye mengajak Yoko untuk mengecek barang yang akan dibongkar hari ini.
"Apa isi peti ini?" tanya Faye kepada seorang awak kapal yang sedang sibuk mencatat.
"Kain sutra untuk Tuan York, Kapten," jawab awak kapal itu, menghentikan kegiatannya.
"Coba buka" perintah Faye.
Menuruti perintah dari Sang Kapten, pria itu pun membuka peti yang dimaksudkan. Setelah melepas beberapa paku yang tertancap, dia membuka tutup dari peti itu dan memperlihatkan isinya kepada Faye dan Yoko.
Yoko mengulurkan tangannya dan meraba lipatan teratas dari tumpukan kain sutra yang tersimpan di dalam.
"Sutra Dupioni ya?"
"Hmm? Kau tau?"
"Ya. Ibu sering memanggil pedagang kain datang ke istana untuk membeli bahan membuat baju. Aku terkadang diajak untuk ikut memilih juga, jadi aku banyak belajar jenis-jenis kain dari para pedagang itu,"
"Begitu ya,"
Faye tiba-tiba masuk ke dalam mode berpikir keras. Tatapannya kosong, bibirnya terkatup rapat dan dahinya berkerut. Menyadari perubahan sikap dari tunangannya itu, Yoko pun mendekatinya lalu bertanya:
"Ada apa? Ada yang mengganggu pikiran mu?"
"Hmm, sebenarnya akhir-akhir ini banyak barang palsu yang beredar di pasaran. Aku dan Ice kewalahan karena harus mengecek setiap barang yang datang satu persatu,"
"Benar kah? Kalau begitu biarkan aku membantu mu. Selain kain, aku juga banyak belajar tentang perhiasan dan berang-barang berharga lainnya,"
Faye terlihat berpikir sejenak.
"Ayolah, sayang. Biarkan aku membantu,"
Yoko memeluk lengan kanan Faye dengan erat, menyandarkan kepalanya di bahu Sang Kapten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel
Fiksi PenggemarOrang gila mana? Orang gila mana yang tau dia mabuk laut tapi jadi Kapten kapal? Faye!!!