Latihan

1K 141 61
                                    

"Apakah tidak panas memakai tudung saat makan?"

Lingling diam membeku di tempat. Dia menginjak kaki kiri Faye yang berada di bawah meja, memberi tanda pada Sang Kapten untuk menjawab pertanyaan itu untuknya.

"O-oh uhhh itu... dia korengan, jadi dia malu dan sengaja menutup wajahnya," jawab Faye gelagapan. 

Yoko hampir menyembur air yang ada di dalam mulutnya sedangkan Lux menggigit lidahnya agar tidak tertawa. Lux sudah pernah melihat Lingling yang tidak memakai tudung, dan dia berani bersumpah bahwa tidak ada satu koreng pun di wajah cantik Sang Kesatria itu.

Faye bisa merasakan tatapan tajam dari Lingling dari balik tudungnya. Tapi siapa suruh dia meminta Sang Kapten untuk menjawab? Itu adalah satu-satunya alasan yang bisa terpikirkan oleh Faye saat ini. Karena bagaimana pun juga, dia bukanlah seseorang yang pintar berbohong.

"Oh begitu kah? Kasihan sekali. Aku pernah terbakar saat memasak di dapur dulu, dan lukanya sempat menjadi koreng. Mau ku antarkan ke dokter kenalan ku?" tanya Orm dengan wajah khawatir.

Lingling menggeleng cepat. Dia mengutuk Faye dalam hati karena sudah membuat dirinya terlihat menyedihkan di hadapan Orm.

"Kalau perlu sesuatu katakan saja pada ku. Aku akan berusaha membantu mu," ucap Orm lagi sambil tersenyum, membuat Lingling mengangguk dengan pelan.

"Silahkan makan sebelum dingin," ucap Faye, segera menghentikan pembahasan tentang koreng Lingling agar sampai di situ saja.

Mereka semua, kecuali Faye, pun mulai makan. Sang Kapten merasa heran saat melihat Yoko juga ikut menyantap makanan di meja padahal tadi mereka sudah sarapan sebelum datang ke sini.

"Ini enak sekali, kau tidak mau mencobanya sayang?" tanya Yoko dengan mulut yang  penuh, sambil menunjuk ke arah nasi goreng di piringnya.

"Tidak, aku masih kenyang. Kau makanlah yang banyak biar cepat besar," ucap Faye sambil menaruh sepotong daging ke piring Yoko.

Yoko mengangguk dan dengan senang hati melakukan perkataan tunangannya itu. 

Di lain sisi, Orm sedaritadi menaruh banyak sekali lauk di piring Lingling hingga sekarang piring itu terlihat seperti sebuah gunung makanan.

"Sudah cukup," gumam Lingling, berusaha menghentikan sendok Orm.

"Makanlah yang banyak agar koreng mu cepat kering," ucap gadis itu sambil tersenyum ramah.

"Koreng sialan! Faye kurang ajar!" umpat Lingling dalam hati.

Lingling melirik ke arah piring Orm, di sana hanya ada son-in-law egg dan stir-fried glass noodle . Keduanya adalah makanan kesukaan Orm dan Lingling dari dulu.

"Kau selalu saja makan itu," gumam Lingling pelan.

"Hmm? Apa kau mengatakan sesuatu?" tanya Orm, menerima gelengan cepat dari Lingling.

Setelah sarapan selesai, Orm pun segera pamit untuk kembali ke restorannya. Yoko memberi tanda kepada Lingling untuk pergi mengantar gadis itu namun Sang Kesatria hanya diam di tempatnya dan tidak bergerak seinchi pun.

"Haruskah kita mulai latihan nya sekarang?" tanya Faye kepada Lingling.

"Tentu," jawab Sang Kesatria sambil mengangguk.

Faye pun mengajak mereka menuju tempat yang sudah disiapkan oleh Folk sebelumnya. Di pesisir pantai sebelah barat, sudah berlabuh beberapa kapal berukuran kecil yang hanya bisa menampung kurang lebih sepuluh orang.

"Bagilah pasukan mu untuk menempati tiap kapal," ucap Faye kepada Lingling.

Menuruti perkataan Sang Kapten, Lingling pun membagi pasukannya menjadi enam kelompok yang tiap kelompoknya berisi sembilan orang.

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang