Kembali ke saat ini
"Kira-kira begitulah ceritanya," ucap Faye mengakhiri kisah.
Saat dia menoleh ke arah Yoko, dia mendapati bahwa gadis itu sudah dalam kondisi bercucuran air mata. Faye pun menjadi panik.
"K-kenapa kau menangis?" ucapnya, berusaha menghapus air mata Yoko yang berjatuhan tanpa henti.
"Hey... kenapa? Ada apa?"
Faye, seorang wanita berumur 30 tahun yang belum pernah berada dalam posisi seperti ini, tidak tau apa yang harus dia lakukan selain diam menunggu Yoko merasa lebih baik. Jadi untuk beberapa saat, Faye duduk terpaku sambil memandangi Yoko yang masih saja terisak di sampingnya.
"Kau... kau seharusnya memeluk ku di saat-saat seperti ini," celoteh Yoko di antara tangisannya.
"Memeluk mu? Bolehkah?" tanya Faye dengan polos.
Yoko mengangguk kemudian membentangkan tangannya ke arah Sang Kapten. Dengan ragu-ragu, Faye menggeser tubuhnya dan menutup jarak di antara mereka. Dia mengulurkan tangannya dengan kaku ke arah Yoko.
Tanpa menunggu Yoko segera mendekap Faye dengan erat, membenamkan kepalanya ke ceruk leher tunangannya itu kemudian melanjutkan tangis nya.
"Kenapa dia justru menangis dengan lebih keras? Bukankah seharusnya dia menjadi tenang setelah ku peluk? Apakah pelukan ku tidak nyaman?" tanya Faye dalam hati.
"Tenanglah... jangan menangis..." ucap Faye dengan lembut.
"Bagaimana aku bisa tenang setelah mendengar kisah mu?"
"Kau pasti sangat menderita saat itu,"
Faye terdiam. Dia teringat dengan Marissa dan Becky yang juga menangis seperti ini saat pertama kali mendengar cerita tentang masa lalu nya.
"Boleh aku menepuk-nepuk punggung mu?" tanya Faye yang menerima anggukan dari Yoko.
Mendapat izin, dia segera menepuk punggung Sang Puteri dengan lembut dan tempo yang beraturan. Dengan cara ini, dulu ibunya tidak pernah gagal untuk menenangkan dia dari tangisannya.
"Jangan menangis, air mata mu terlalu berharga untuk ditumpahkan karena masalah sepele seperti ini," ucapnya meniru ibunya.
Mendengar ucapan itu, Yoko melepaskan pelukan mereka dan menatap Faye dengan lekat. Dia menangkup wajah Faye dengan kedua tangannya dan mengelus lembut pipi wanita itu dengan ibu jarinya.
"Perasaan mu bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele,"
"Bagiku, apa yang kau rasakan dan apa yang kau pikirkan adalah hal yang penting,"
Yoko mendekatkan jarak mereka kemudian menyatukan dahi mereka hingga saling bersentuhan. Begitu dekat jaraknya dengan Faye hingga aroma manis dari tubuh wanita itu bisa dia hirup sepuasnya.
"Kau ingat janji ku di depan altar tadi siang?"
"Aku akan berusaha untuk menjadi rumah tempat mu pulang,"
"Aku ingin menjadi satu-satu nya tempat dimana kau bisa dengan bebas mengutarakan perasaan mu tanpa menahan diri,"
"Dengarkan aku ya?"
"Kau boleh marah saat merasa kesal, kau boleh mengamuk jika memang sudah tidak dapat diredam,"
"Kau boleh tertawa dan menangis sekencang yang kau mau,"
"Saat bersama ku, kau tidak perlu berlagak kuat,"
"Saat berada di sebelah ku, kau boleh menunjukkan semua sisi dari diri mu,"
![](https://img.wattpad.com/cover/369668821-288-k7896.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel
FanficOrang gila mana? Orang gila mana yang tau dia mabuk laut tapi jadi Kapten kapal? Faye!!!