"Nona Ice! Kita baru saja mendapat pesan dari Pulau Sand,"
Seorang anak buah kapal yang bertubuh pendek berlari kecil sambil menghampiri Ice yang baru saja keluar dari kamar Faye. Ice baru saja membantu sang Kapten untuk tidur setelah dia hampir saja memuntahkan kembali makan malam yang baru saja dia makan karena tiba-tiba kapal mereka diterjang beberapa ombak yang cukup besar.
Makan adalah salah satu momen yang sangat dibenci Faye saat berada dalam pelayaran. Dia harus bangun, berjalan ke ruang makan, memasukkan makanan ke dalam mulut, mengunyah, menelan dan semua itu harus dilakukan dengan keadaan kapal terombang-ambing di atas lautan. Dia sering melewati jam makan karena alasan itu namun berakhir dengan diseret ke ruang makan oleh Ice. Hari ini pun begitu, hari ketiga setelah mereka meninggalkan garis pantai.
"Shhh... jangan teriak-teriak. Kapten sedang beristirahat," hardik Ice sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir.
Si anak buah kapal dengan segera menutup mulutnya dan berhenti berlari. Dia kemudian mendekati Ice sambil menjijit dengan perlahan.
"Siapa yang mengirim pesan?" tanya Ice berbisik, sambil menerima sepotong kertas yang seperti disobek dengan terburu-buru.
"Sepertinya dari Folk, Nona," jawab anak buah kapal itu sambil berbisik juga.
Ice mengerutkan dahinya. Folk adalah salah satu kru dari kapal mereka ini, namun saat ini dia sedang berada di Pulau Sand untuk mengawasi pembuatan beberapa kapal dagang yang berukuran lebih kecil. Dia adalah orang kepercayaan Neung nomor 3 setelah Ice dan Kun.
Beberapa bulan yang lalu, setelah menerima desakan dari Ice dan Kun, Faye akhirnya setuju untuk memperluas sayap bisnis mereka dengan membuat beberapa kapal dagang kecil untuk membantu proses perdagangan. Saat ini mereka hanya memiliki sebuah kapal yang bisa menampung 700 ton barang. Namun seiring dengan banyaknya permintaan perdagangan, mereka mulai kewalahan untuk mengangkut barang-barang pesanan. Terlebih lagi mereka juga mulai menerima tawaran kerja sama dari pedagang-pedagang yang tinggal di pulau yang jauh.
Perkembangan bisnis mereka ini tentu saja tidak bisa lepas dari kemampuan sang Kapten yang sangat luar biasa. Faye adalah orang yang hebat dalam berdagang namun seringkali mengalami kesulitan saat berkomunikasi dengan para pedagang. Untung saja dia bertemu dengan Kun yang handal dalam urusan berkomunikasi. Faye akan menyusun strategi dan Kun lah yang bertugas mengeksekusinya.
Selain itu Faye juga sangat ahli di dalam dunia pelayaran. Mereka sudah berkali-kali selamat dari ganasnya badai di lautan terimakasih kepada kemampuan Faye dalam mengendalikan kapal. Namun begitu, meskipun dia adalah Kapten kapal ini, dia jarang sekali bersentuhan dengan roda kemudi. Saat ada badai di depan mata, dia akan berdiri di dek kapal dan memberikan perintah kepada kru kapal tentang apa yang harus mereka lakukan. Dia sesekali akan membantu mereka mengatur arah layar namun itu hanya akan dia lakukan saat air setinggi pinggang sudah memenuhi kapal.
Kapten, berhati-hatilah! Beberapa pekan terakhir sebuah kapal bajak laut terpantau berkeliaran di sekitar Pulau Sand dan menjarah para nelayan dan kapal-kapal dagang yang datang ke sini. Kapal itu mampu menampung sekitar 300 ton barang dan dilengkapi 10 meriam.
Ice mendecak kesal saat membaca pesan itu. Dia harus segera menyampaikan nya kepada Faye namun sepertinya dia akan kehilangan lehernya jika membangunkan sang Kapten yang baru saja terlelap tidur itu.
"Berapa lama lagi hingga kita sampai di Pulau Sand?" tanya Ice.
"Dengan kecepatan kita saat ini, kita akan tiba di sana sebelum fajar menyingsing, sekitar 7-8 jam lagi,"
Ice menghela napas berat. Itu berarti mereka harus segera bersiap-siap untuk menghadapi para penjarah licik itu karena mungkin dalam 2-3 jam ke depan kapal mereka sudah masuk dalam radar para bajak laut sialan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel
FanfictionOrang gila mana? Orang gila mana yang tau dia mabuk laut tapi jadi Kapten kapal? Faye!!!