Bukti

2.8K 201 37
                                    

"Mau mencobanya?"

Faye menelengkan kepalanya dengan bingung. Apa lagi maksud dari gadis ini?

Dengan perlahan Yoko turun dari atas pangkuan Faye lalu bergeser dan menyandarkan dirinya di sandaran tempat tidur. Gadis itu kemudian membuka kakinya, menunjukkan area kewanitaannya kepada Faye yang membeku di posisinya. 

Lihatlah betapa terkejutnya tunangannya itu! Matanya seakan ingin melompat keluar saat melihat vagina Yoko yang berdenyut-denyut dengan cairan berwarna putih masih menetes keluar.

Yoko mengulurkan kedua tangannya kemudian menarik sisi kiri dan kanan dari area sensitifnya itu agar Faye bisa melihatnya dengan lebih jelas lagi. 

"Mendekatlah," ucapnya dengan lirih.

Namun Faye bergeming, sepertinya otaknya masih belum berhasil mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Sayang..."

Tersentak, Faye kemudian mengatur posisi agar wajahnya bisa mendekat ke arah Yoko. Dia menutup jarak antara mereka, aroma khas area kewanitaan Yoko mulai menyengat indera penciumannya.

Sang Kapten memandangi setiap inchi dari vagina Yoko, seolah-olah sedang mempelajarinya. Bahkan hanya dengan ditatap begitu saja, Yoko merasa libidonya kembali naik.

"Ini namanya clitoris," 

Yoko meraba bagian tubuhnya yang sensitif itu dan menunjukkannya kepada Faye. 

"Coba sentuh," perintahnya.

Dengan ragu, Faye menyentuh benda yang terlihat seperti kacang itu. Yoko mendesah pelan, memejamkan matanya menikmati sentuhan dari Sang Kapten. Melihat respon Yoko, Faye menjadi paham bahwa benda itu lah yang tadi dia sentuh hingga membuat tunangannya itu bergetar sangat hebat.

Faye kemudian mengusap-usap clitoris Yoko dengan jari telunjuknya naik-turun. Jantungnya bedebar kencang saat mendengar desahan-desahan yang berhasil terlepas dari mulut Sang Tuan Puteri. Sang Kapten pun menambah kecepatan jarinya, membuat Yoko meremas seprai tempat tidur mereka dengan erat.

"sayang.... ohh...."

"hmmhhh Faye...."

"Jilat aku sayang... biarkan aku merasakan permainan lidah mu," mohon Yoko dengan suara yang serak, menandakan nafsu sudah mengambil alih pikirannya.

Tanpa berpikir panjang, Faye menjulurkan lidahnya dan mulai menjilat benda berbentuk kacang itu. Awalnya lidahnya hanya bergerak naik-turun tapi seteleah beberapa saat Faye mulai merasa ingin menghisap benda itu.

"Boleh ku hisap?" ucapnya meminta izin, menengadahkan kepalanya untuk melihat jawaban dari Yoko.

Gadis itu mengangguk.

Faye kemudian melanjutkan jilatannya tapi kali ini sesekali dia akan menghisap lembut clitoris Yoko. Suatu waktu Sang Kapten akan mengulum benda itu sambil menjilatinya di dalam mulut.

Tidak hanya area clitoris yang menjadi sasaran lidah Faye, dia juga menjilati cairan yang keluar dari vagina Yoko dengan rakus. Rasa asin dan gurih memenuhi mulut wanita itu saat dia menelan cairan ejakulasi tunangannya itu.

"A-ahh... ahhh.... Faye...."

"Ja-jangan berhenti..." ucap Yoko, menggigit bibir bawahnya.

Yoko tanpa sadar menjambak rambut Faye dengan tangan kanannya, menarik kepala Sang Kapten agar semakin dekat dengan dirinya. Gadis itu juga menggerak-gerakkan pinggulnya naik turun, menyeimbangi gerakan lidah Faye di bawah sana.

"sayang... sayangku..."

"Faye.... ahhhh...."

Yoko menggerakkan pinggulnya dengan semakin cepat, membuat tempat tidur mereka mengeluarkan suara decitan yang teratur. Faye bahkan sempat merasa kewalahan saat kaki Yoko menghimpit kepalanya.

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang