Dua hari sudah berlalu semenjak mereka meninggalkan garis pantai, dan malam ini mereka mulai menjalankan rencana yang sudah disusun oleh Faye.
"Menurut info yang ku dapat, penjagaan di bagian barat laut lebih ketat daripada di area timur,"
"Di timur hanya ada sekitar 7 kapal yang berjaga, sedangkan di barat laut pulau ada sekitar 11 kapal,"
Kun menjelaskan sambil menandai daerah-daerah penting di peta.
"Apakah kau yakin?" tanya Faye ragu.
"Ya, Kapten. Aku memperoleh informasi ini dari sumber terpercaya,"
"Baiklah kalau begitu. Setibanya di Pulau Pearl, kita akan berkumpul di sini, di Kota Serenus," ucap Faye sambil menunjuk peta.
"Baik, Kapten!" jawab mereka serentak.
"Kalau begitu, ambil posisi kalian masing-masing,"
Setelah Faye mengeluarkan perintah, mereka segera mengambil perlengkapan dan beranjak menuju dek kapal mengikuti Faye dari belakang.
Para anak buah sudah menghubungkan keempat kapal mereka dengan menambatkan tali, dimana Black Angel menjadi pusatnya.
"Berhati-hatilah, kalian. Semoga Tuhan menyertai tiap langkah yang kalian ambil dan memberkati pedang dan baju perang kalian. Semoga keberanian mengalir di dalam setiap pembuluh darah kalian sehingga para musuh merasa gentar menghadapi kalian,"
"Semoga berkat Tuhan beserta kita semua!"
Faye mengangkat pedangnya ke langit, mengobarkan semangat di dalam hati setiap anak buahnya. Mereka semua bersorak dengan suara nyaring, memecahkan keheningan malam yang pekat.
"Ice, Kun, dan Folk. Ini akan menjadi kali pertama kalian memimpin anak buah kita tanpa kehadiran ku. Aku harap kebijaksanaan menerangi jiwa kalian bertiga,"
"Sampai jumpa 2 hari lagi,"
Ice medekap tubuh Sang Kapten erat, seperti seorang adik yang tidak ingin berpisah dari kakaknya. Dia juga memanggil Kun dan Folk untuk ikut dalam pelukan itu sehingga Faye terjebak di antara tiga orang itu.
"Kau juga berhati-hatilah, Kak. Semoga kau berhasil menaklukkan para musuh kita," ucap Ice.
"Ya, berhati-hatilah Kapten. Aku berdoa agar kau tidak terluka dan kita bisa bertemu lagi secepatnya," ucap Kun mengeratkan pelukan mereka.
"Semoga darah para musuh menyucikan pedang mu, Kapten," ucap Folk.
"Ya, ya, ya! Sekarang lepaskan aku! Aku tidak bisa bernapas!" ucap Faye yang terhimpit di tengah, meronta untuk dilepaskan.
"Oh ayolah, Kak. Kau akan merindukan ku, jadi mari berpelukan sedikit lebih lama," bujuk Ice.
"Bisa-bisanya kalian berpelukan tanpa aku,"
Becky mendekati mereka dan segera melompat masuk ke dalam gumpalan manusia itu.
"Jangan ikut-ikutan Becky!" gerutu Faye, berusaha menahan berat yang semakin bertumpu padanya.
"Aku juga mau ikut! Berani-beraninya kalian memeluk tunangan ku tanpa izin dariku!" ucap Yoko lalu menyelinap masuk dari celah antara Kun dan Folk, segera memeluk pinggang Faye erat.
"Kalian! Bisa-bisa aku kehabisan napas sebelum pergi bertempur. Lepaskan!" Faye memberontak namun pelukan mereka terlalu kuat untuk dia lawan.
Tapi, setelah beberapa ancaman keluar dari mulut Sang Kapten, mereka akhirnya dengan 'sukarela' melepaskan pelukan itu, dimulai dari Ice yang diancam akan dilaporkan ke Marissa karena sudah minum alkohol melebihi batas yang ditentukan tadi malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel
FanfictionOrang gila mana? Orang gila mana yang tau dia mabuk laut tapi jadi Kapten kapal? Faye!!!