Hukuman

1.4K 158 35
                                    

Yoko dan Lingling keasyikan berjalan-jalan di pusat kota hingga mereka tidak menyadari bahwa tengah malam hampir tiba. Udara yang dingin membuat Sang Kesatria sadar bahwa sudah terlalu larut bagi Sang Tuan Puteri untuk berkeliaran di luar ruangan.

"Yang Mulia, sebaiknya kita kembali sekarang," ucap Lingling dengan lembut.

Yoko melihat ke arah arloji nya dan kaget saat melihat dimana jarum panjang jam berada. Gawat, dia tidak sadar karena sedaritadi mereka bermain ke berbagai tempat yang ada di sana.

"Iya, Kak. Ayo pulang," ucap Yoko.

Lingling pun mengantarkan Yoko kembali ke istana. Sepanjang perjalanan gadis itu terlihat gusar dan jalannya juga sangat cepat. 

Membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit hingga mereka akhirnya tiba di gerbang istana. Yoko dan Lingling sama-sama terkejut saat melihat Faye berdiri sambil menyandarkan punggung nya di salah satu tiang gerbang.

"Faye!" ucap Yoko, segera menghampiri tunangannya yang sedikit kaget dengan kehadiran mereka.

"Sudah pulang?" tanya Faye dengan nada yang lembut.

"Iya," jawab Yoko sambil mengangguk.

"Bagaimana perjalanan mu? Menyenangkan?" 

"Iya. Aku bermain banyak permainan bersama Kak Lingling," jawab Yoko sambil tersenyum lebar.

"Baguslah," 

Lingling menghampiri mereka berdua. Dia tidak menyangka bahwa Faye akan menunggu kepulangan mereka di luar gerbang seperti ini. Dan, sudah berapa lama Sang Kapten berdiri di sana?

"Lingling, terimakasih karena sudah membuat Yoko bahagia malam ini," ucap Faye namun entah kenapa justru terdengar seperti sebuah sarkasme di telinga Sang Kesatria.

"Sudah menjadi tanggung jawab ku untuk membuat Yang Mulia Tuan Puteri merasa bahagia," 

"Hmm, benar juga," ucap Faye sambil tersenyum kecil.

"Kalau begitu saya pamit dulu, Yang Mulia. Selamat beristirahat," ucap Lingling undur diri.

"Iya, Kak. Hati-hati di jalan," 

Setelah menunduk memberi hormat, Lingling pun beranjak dari sana dan meninggalkan sepasang kekasih itu. Dia merasa puas karena telah berhasil membuat Faye cemburu hari ini. Setidaknya itu cukup untuk membayar tindakan Faye yang mengerjai dirinya tadi siang.

"Ayo masuk," ucap Faye setelah Lingling pergi.

"Iya, ayo," 

Yoko memeluk lengan tunangannya itu seraya mereka berjalan menuju ke dalam kamar. Saat ini dia merasa sangat senang, karena malam ini bisa merasakan kebebasan yang sudah lama tidak dia rasakan. Meskipun terasa ada yang kurang karena Faye tidak ada bersamanya, tapi tidak mengapa karena Lingling sangat memanjakan dia tadi.

"Kau terlihat sangat senang," ucap Faye.

"Hehehe... kau tau? Tadi aku memenangkan hadiah utama di permainan menembak," ucap Yoko dengan bangga.

"Benarkah? Hebat sekali," puji Faye lalu mencubit gemas pucuk hidung gadis itu.

"Awalnya aku merasa kesulitan, tapi setelah Kak Lingling mengajari dan menuntun ku, akhirnya aku bisa menembak target dengan tepat," 

Tiba-tiba muncul bayangan Lingling yang sedang memeluk Yoko dari belakang sambil membantu gadis itu untuk mengarahkan pistol nya ke arah target di dalam pikiran Faye. Rasa kesal yang tadinya sudah reda langsung bangkit kembali.

"Kak Lingling juga memenangkan hadiah utama di permainan memanah. Dia mendapat sebuah boneka beruang yang sangat besar dan memberikannya padaku, tapi aku memberika boneka itu kepada seorang anak kecil yang menggemaskan,"

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang