Siang harinya, Faye dan Lingling berjanji untuk bertemu di dermaga untuk membahas detail rencana yang akan mereka eksekusi nantinya. Namun Faye melarang Yoko untuk ikut dalam pertemuan itu dan meminta gadis itu untuk menunggu saja di pantai selama mereka berbicara.
Awalnya Yoko menolak permintaan dari tunangannya itu dengan keras, namun setelah dijanjikan akan dibawa berjalan-jalan keliling kota malam ini, Sang Tuan Puteri pun luluh dan menurut.
Sang Kapten sedang sibuk berkutat dengan peta dan beberapa buku di ruang kendali kapal utama saat Lingling datang bersama beberapa kesatria yang lainnya. Jauh berbeda dengan yang dia temui tadi pagi di rubanah, Lingling saat ini memakai pakaian biasa yang membuat wanita bertubuh tegap itu terlihat seperti wanita biasa. Namun begitu, dia tetap membawa pedangnya untuk berjaga-jaga.
"Kau sudah datang?" tanya Faye melirik sekilas.
"Ya, Nona Faye. Kesatria seperti kami tidak mungkin terlambat jika sudah berjanji," jawab Lingling.
"Tentu," ucap Faye singkat lalu kembali fokus dengan apa yang dia kerjakan.
Untuk beberapa saat tidak terjadi percakapan apapun di antara mereka, membuat beberapa kesatria yang berada di bawah naungan Lingling merasa tidak nyaman. Untuk apa Faye mengundang mereka datang jika dia hanya sibuk dengan urusannya sendiri?
Sedangkan Lingling di lain sisi, sibuk melihat-lihat ke sekitarnya dan mengamati benda-benda yang ada di dalam ruangan itu. Dia belum pernah masuk ke dalam ruang kendali kapal sebelumnya, dan ini membuatnya penasaran dengan berbagai hal.
"Apakah kalian pernah berlayar sebelumnya?" tanya Faye memutus keheningan.
"Belum pernah, Nona Faye," jawab Lingling cepat.
"Jadi kalian tidak tau apapun tentang pelayaran ya?"
"Bisa dibilang demikian, Nona Faye,"
Faye menghentikan aktivitasnya lalu memandang Sang Kesatria dengan lekat. Yang dipandang merasa bingung namun dia balik menatap Faye dengan kedua matanya yang tajam.
"Berhentilah bersikap formal dengan ku. Bukankah umur kita tidak berbeda jauh?" tanya Faye.
Lingling tampak ragu. Dia terbiasa berbicara dengan formal karena pekerjaannya sebagai seorang kesatria kerajaan. Apalagi saat ini Faye adalah tunangan dari Tuan Puteri Yoko yang otomatis membuat posisi Faye berada di atasnya.
"Dan aku tidak nyaman dipanggil dengan kaku seperti itu. Panggillah aku dengan nama atau apa saja yang kau inginkan," ucap Faye lagi.
Lingling berpikir sejenak namun akhirnya mematuhi keinginan Faye itu.
"Baik, No- Faye,"
"Kalau begitu bagaimana kalau kita berjalan-jalan sebentar? Agar kalian tau bagaimana rasanya berada di kapal yang sedang berlayar," ucap Faye yang langsung mendapat persetujuan dari Lingling.
"Tentu, mari lakukan itu. Saya- maksudku aku juga ingin mencobanya,"
Setelah itu, Faye mengajak para kesatria untuk pergi ke dek kapal. Sang Kapten lalu menyuruh anak buahnya yang ada di atas kapal untuk bersiap karena mereka akan berlayar.
"Kemana kita akan pergi, Kapten?" tanya Lux yang kebetulan berada di sana.
"Tidak kemana-mana, hanya berkeliling membawa tamu-tamu kita untuk berjalan-jalan sebentar," ucap Faye sambil menaikkan alisnya.
"Ohh... berjalan-jalan sebentar," ucap Lux sambil mengangguk, dia paham apa yang ada di dalam pikiran Kaptennya itu.
"Angkat jangkar!" perintah Faye dengan lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel
FanfictionOrang gila mana? Orang gila mana yang tau dia mabuk laut tapi jadi Kapten kapal? Faye!!!