"Aku tidak tau kalau Dokter Marissa adalah kenalan dari Nona Faye,"
"Ya, Yang Mulia. Ayah saya adalah salah satu dari pedagang yang menjalin kerja sama dengan Kak Faye. Kami sudah saling mengenal sejak Kakak pertama kali merintis bisnisnya,"
"Begitu ya. Bagaimana kabar Tuan Lloyd? Sudah lama kami tidak bertemu,"
Faye, Ice dan Becky hanya bisa mendengarkan percakapan antara Sang Ratu dan Marissa dalam diam. Khususnya Ice, dia sangat gugup karena ini adalah kali pertamanya makan malam bersama si penguasa kerajaan itu. Dia sedaritadi hanya menundukkan kepalanya, entah kenapa celana nya yang kotor terllihat sangat menarik saat ini.
Jika kalian bertanya-tanya kenapa Faye, Ice dan Marissa bisa berakhir di meja makan istana, mari kita kembali sebentar ke beberapa jam yang lalu saat Faye kembali ke kapal setelah mendinginkan kepalanya.
Faye berjalan dengan tegap menuju kapal miliknya. Dia berencana untuk meminta maaf kepada Kun dan Ice. Namun langkahnya terhenti saat melihat beberapa prajurit istana sedang mengerubungi para anak buah nya.
Merasa ada yang tidak beres, Faye langsung berlari menghampiri mereka. Sebagai Kapten dia harus ada di barisan terdepan jika menyangkut anak buah dan kapalnya, bukan?.
"Ada apa ini? Minggir kalian!"
Faye mendorong tubuh beberapa prajurit untuk membuka jalan.
"Ice! Ada apa-"
"Nona Faye,"
"Yang Mulia!"
Betapa kagetnya Faye saat melihat bahwa Sang Ratu berada di sana bersama Ice dan Marissa. Dia segera memberi salam dan menundukkan kepalanya.
"Maaf karena tidak memberitakan kedatangan ku terlebih dahulu, Nona Faye,"
"Aku hanya ingin melihat bagaimana bisnis menantu ku berjalan,"
Ice dan Marissa langsung bertukar pandang saat mendengar kata 'menantu ku' keluar dari mulut Sang Ratu.
"Oh iya. Tadi aku dengar dari Nona Ice bahwa kalian sedang membangun kapal dagang baru,"
"Ya, Yang Mulia,"
"Katakan padaku jika kau membutuhkan dana tambahan. Aku akan dengan senang hati membantu mu,"
"Terimakasih atas kebaikan anda, Yang Mulia. Tapi saya tidak ingin berutang budi pada siapapun,"
"Kakak..." lirih Ice sambil menatap Ice dengan kesal.
"Hahahahaha! Jangan begitu kaku, Nona Faye. Kita akan segera menjadi anggota keluarga, bukankah harus saling membantu?"
Faye tidak menjawab pertanyaan dari Sang Ratu, dia justru mengalihkan pandangannya ke lautan yang luas untuk menghindari mata penuh kasih dari wanita yang beberapa helai rambutnya berwarna putih itu. Melihat hal itu ingin sekali rasanya Ice memukul kepala Kapten Faye untuk menyadarkan dia atas posisinya.
"Nona Ice, kira-kira jam berapa kalian akan selesai bongkar muatan?"
Sedikit terkejut karena tiba-tiba diajak bicara oleh Sang Ratu, Ice menjadi gelagapan.
"S-sekitar jam enam sore, Yang Mulia,"
"Hmm... jam enam ya. Kalau begitu bisakah kalian mampir ke istana setelah pekerjaan kalian selesai? Aku berencana mengadakan pesta barbeque malam ini,"
"S-saya, Yang Mulia?" Ice langsung menunjuk ke arah dirinya sendiri dengan wajah tidak percaya.
"Ya, kau dan Nona Faye. Ah, Dokter Marissa juga datanglah bergabung bersama dengan Dokter Becky," ucap Ratu sambil melempar pandangannya ke arah Marissa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel
FanfictionOrang gila mana? Orang gila mana yang tau dia mabuk laut tapi jadi Kapten kapal? Faye!!!