Setelah keluar dari kamar mandi, Yoko langsung berbaring di tempat tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Faye mencoba untuk mengajaknya bicara namun gadis itu hanya mengangguk dan menggeleng sebagai jawaban.
"Dia kenapa?" tanya Faye dalam hati.
Berpikir bahwa Yoko hanya ingin beristirahat, Faye kemudian pergi mandi dulu sebelum akhirnya berbaring di sebelah Sang Tuan Puteri.
"Yoo..."
"..."
"Bagi selimutnya sedikit?" pinta Sang Kapten.
Yoko menggeser tubuhnya agar Faye bisa menarik selimut yang tertindih di bawah nya. Sang Kapten dengan perlahan menarik kain yang hanya bisa menyelimuti sebagian perutnya itu.
"Apa kau akan tidur dengan posisi seperti itu?" tanya Faye. Belum pernah Yoko membelakanginya saat tidur seperti ini sebelumnya.
"..."
"..."
"Bolehkah aku memeluk mu?"
Yoko mengangguk pelan dari balik selimut. Faye lalu mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang tunangannya itu, menarik tubuh mungil itu untuk mendekat ke arahnya dengan lembut.
"Bagaimana aku akan memberikan ciuman selamat malam jika kau menutup wajahmu dengan selimut seperti ini?" tanya Faye dengan lembut.
"..."
"..."
Dengan perlahan Yoko berbalik, kemudian mengeluarkan kepalanya dari dalam selimut, dia mengintip ke arah Faye yang sedang menatapnya dengan lembut. Gadis itu kemudian menengadahkan kepala nya, memberi isyarat kepada Sang Kapten untuk mencium nya.
cup...
"Selamat malam,"
Faye mengecup singkat bibir tunangannya itu. Namun setelah itu, Yoko langsung kembali ke posisinya semula dan membelakangi Sang Kapten.
"Kau tidak memelukku?" tanya Faye dengan sedikit cemberut.
"..."
"..."
"Yoo..."
"Aku malu..." gumam Yoko dengan suara yang sangat kecil.
"Hmm? Kenapa?" tanya Faye sambil membenamkan wajahnya di leher Sang Tuan Puteri.
"Kau melihat sesuatu yang tidak seharusnya kau lihat,"
Faye terkekeh mendengar jawaban dari Yoko. Dia bisa membayangkan bahwa gadis itu pasti sedang memanyunkan bibirnya saat ini.
"Untuk apa merasa malu?"
"..."
"Aku sudah melihat semuanya. Kenapa kau masih merasa malu?"
"Faye!"
"Hahahaha... baiklah, baiklah. Aku tidak akan menggoda mu lagi,"
"Jahat..."
"Maafkan aku, hmm?"
"Tidak mau,"
"Yoo..."
"..."
"Aku hanya ingin berkata, bahwa kau tidak perlu merasa malu padaku. Aku bisa menerima mu apa adanya, Yang Mulia Tuan Puteri,"
"Oh, sial! Sejak kapan dia bisa berkata-kata semanis ini? Siapa yang mengajarinya?!" teriak Yoko dalam hati.
Setelah mendengar ucapan Faye, Yoko justru merasa semakin malu untuk menunjukkan wajahnya. Dia yakin bahwa sekarang wajahnya sangat merah karena jantungnya memompa darah dengan cepat saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Angel
FanfictionOrang gila mana? Orang gila mana yang tau dia mabuk laut tapi jadi Kapten kapal? Faye!!!