Air laut

1.4K 179 59
                                    

"Aku juga sudah menempatkan beberapa anak buah ku di atas Black Angel,"

"Tuan Puteri mu juga sedang berada dalam bahaya,"

Folk tersenyum sinis setelah mengatakan hal itu. Namun senyumnya segera pudar setelah melihat betapa tenangnya Sang Kesatria meskipun telah mendengar berita buruk yang baru saja dia sampaikan.

"Terimakasih karena sudah menyampaikannnya kepada ku. Sekarang aku jadi tau bahwa aku harus bergegas ke sana setelah menebas leher mu,"

"Apa kau pikir sedaritadi aku membiarkan mu mengoceh panjang lebar karena aku menyukai dongeng murahan milik mu?"

"Kau salah besar. Aku sengaja mengulur waktu hingga bala bantuan kami datang,"

Dahi Folk seketika berkerut. Ini diluar dari rencananya. Bala bantuan? Darimana mereka mendapatkannya? Dan kenapa dia tidak mengetahui hal ini?

"Dari semua cerita mu, hanya ada satu bagian yang menurutku paling masuk akal,"

"Kau benar tentang dirimu yang terlalu meremehkan Kapten Faye,"

"Dia sudah terlebih dulu memperkirakan bahwa hal seperti ini akan terjadi,"

Flashback

Faye menarik Lingling masuk ke dalam satu ruangan secara diam-diam, lalu mengunci pintu yang ada di belakang mereka. Sang Kesatria merasa kebingungan akan tindakan dari Sang Kapten itu, apalagi setelah melihat wajahnya yang sangat serius saat ini.

"Ada apa Faye?" tanyanya dengan bingung.

"Kau ingat pembicaraan kita tentang adanya pengkhianat di antara anak buah ku?" tanya Faye yang mendapat anggukan dari Lingling.

"Aku punya firasat bahwa akan ada sesuatu yang terjadi dalam perjalanan kita kali ini. Entah kenapa aku merasa ada sebuah ancaman besar yang sedang menungggu kita,"

"Ancaman yang lebih besar daripada para bajak laut itu?"

Faye mengangguk sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Belati yang diarahkan kepada mu oleh seorang teman lebih mungkin menusuk jantung mu daripada pedang yang dipegang oleh musuh," jawab Sang Kapten.

"Pokoknya anggap saja tidak ada siapapun yang bisa kita percaya selain diri kita sendiri saat ini,"

"Jadi, apa kau punya rencana lain untuk menghadapi hal ini?" tanya Lingling lagi.

"Ya. Sebenarrnya diam-diam aku sudah mengirim surat kepada asosiasi pedagang di Pulau Pearl. Aku meminta mereka untuk mengirimkan beberapa nelayan dan awak kapal untuk membantu mu,"

"Aku?" tanya Lingling sambil menunjuk dirinya.

"Mneurut rencana, kau akan pergi menyerang kapal musuh yang berada di barisan paling belakang kan? Setelah kalian berhasil menguasai kapal-kapal itu, siapa yang akan bertanggung jawab untuk mengemudikanya?" tanya Faye.

"Tentu saja anak buah mu,"

"Benar. Tapi bagaimana kalau ternyata para anak buah ku itu adalah bagian dari pengkhianat?"

Lingling terdiam. Dia belum pernah memikirkan hal ini sebelumnya.

"Apakah ada satu orang saja dari prajurit mu yang bisa mengemudikan kapal? Tidak, kan? Kalau begitu, nyawa mereka semua seketika bergantung pada para pengkhianat itu sejak pertama kali kaki mereka naik ke atas kapal musuh,"

"Dengan kata lain, pasukan mu akan terperangkap dan secara tidak langsung menjadi tahanan di atas kapal,"

"Keterlibatan kalian dalam pertarungan ini akan menjadi sia-sia karena kalian tidak bisa bergerak sama sekali," jelas Faye panjang lebar.

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang