Whirlpool

1.6K 196 42
                                        

Black Angel melaju kencang membelah hamparan lautan yang ada di depannya. Sinar rembulan menjadi satu-satunya sumber pencahayaan mereka, karena Faye memerintahkan agar semua obor di matikan.

Hari ini, malam kedua setelah Faye dan yang lainnya berpencar menuju jalur mereka masing-masing, kapal Faye akhirnya akan berhadapan dengan para bajak laut yang terkenal kejam dan jahat. 

Dari kemarin hingga sepanjang hari tadi, Faye sibuk melatih dan mengajari anak buahnya tentang apa yang akan mereka lakukan malam ini. Meskipun beberapa kali muntah di tengah latihan, Sang Kapten tidak kalah dan menghabiskan waktunya tanpa beristirahat sedetik pun. 

Sebagai tunangan, Yoko sebenarnya khawatir dengan Faye, namun dia memilih untuk membiarkan wanita yang dia cintai itu melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Sesekali dia akan meminta Faye untuk beristirahat, setidaknya untuk sekedar minum, dan untungnya Sang Kapten dengan patuh mendengarkan permintaannya.

Entah kenapa rasanya saat melihat jauh ke dalam mata Faye, Yoko bisa melihat rasa takut yang sedang disembunyikan. Walaupun dari luar, kekasihnya itu terlihat tegar dan sepertinya tidak gentar dengan apa yang sedang menunggu mereka, namun sekilas Yoko bisa merasakan bahwa Faye ingin agar ini semua berakhir secepat mungkin.

Dan malam ini pun, Yoko membiarkan Sang Kapten berjaga di ruang kendali, karena katanya mereka sudah mulai memasuki wilayah yang rawan untuk bertemu dengan para musuh. Dia juga ikut berjaga di sana, duduk di sebelah Faye yang memandang lurus ke depan, sesekali dia jatuh tertidur namun sebisa mungkin dia mempertahankan kesadarannya dan ikut menemani Faye berjaga.

Kali ini Yoko terbangun setelah mendengar suara batuk dari tunangannya. Dia membuka matanya perlahan, cahaya rembulan yang tiba-tiba menyeruak masuk membuat dia harus mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri. Kemudian dia segera melemparkan pandangannya ke arah Faye yang masih setia dalam posisi nya.

Dia melihat Sang Kapten mengetuk-ngetukkan jemarinya di meja, terkadang kakinya juga bergerak naik-turun dengan cepat. Dia gelisah. Yoko meraih tangan Faye itu, lalu menautkan jemari mereka erat.

"Jangan khawatir. Kau sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, kita tidak akan kalah dengan mudah," ucapnya masih dengan suara yang parau karena baru bangun.

Faye menoleh ke arahnya, menunjukkan senyuman hangat yang berusaha mengatakan pada Yoko bahwa dia baik-baik saja meskipun itu sia-sia karena tunangannya itu tau bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.

"Tentu saja. Aku tidak akan kalah dari mereka," ucap Faye dengan yakin, mengalihkan pandangannya ke depan.

"Sayang, lihat aku," 

"Hmm?"

"Apa yang sedang mengganggu pikiran mu?"

Faye terdiam cukup lama sebelum menjawab:

"Ntahlah. Ada perasaan yang tidak nyaman mencengkeram hati ku sejak kemarin,"

"Kau merasa tidak nyaman karena harus berhadapan dengan mantan keluarga mu?" tanya Yoko, berusaha mengatakannya selembut mungkin agar tidak melukai hati Faye.

Faye menggeleng pelan.

"Tidak. Aku tidak masalah jika harus melawan mereka sama sekali. Hanya saja aku merasa gelisah dan..."

"Dan?"

"Dan takut?" Faye ragu mengatakannya.

Yoko meraih wajah tunangannya itu, mengelusnya dengan lembut. 

"Tidak masalah jika merasa takut. Itu hal yang wajar untuk terjadi, kan?"

"Hmm..."

"Tenanglah, Faye. Kita akan segera bertemu dengan Kak Ice dan yang lainnya malam ini, jadi ayo kita akhiri dengan cepat seperti yang kau katakan kemarin," 

Black AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang