Jeno dan jaehyun harus berangkat ke luar negeri untuk urusan bisnis. Sebenernya ini bukanlah tugas Jeno melainkan tugas Mark, karena haechan akan melahirkan besok jadi Mark tidak bisa mendampingi Daddy nya.
Saat ini haechan, Mark dan Taeyong sudah di rumah sakit untuk persiapan operasi besok.
Jaemin menghampiri ruangan haechan untuk mencheck keadaan haechan. Setelah memberikan beberapa pengarahan kepada haechan dan Mark. Jaemin berpamitan untuk pulang karena shift nya sudah habis.
" Kalau begitu, Nana pamit duluan ya chan, Bu, bang ". Jaemin pamit pada mereka
" Terima kasih na, besok kamu yang menangani haechan kan, sayang? ". Ucap Taeyong
" Iya Bu, besok Nana yang akan menangani haechan. Ngomong-ngomong Juna mana?". Tanya jaemin
" Juna lagi di jemput supir buat datang kemari, dirumah lagi ga ada siapa-siapa". Balas Taeyong
" Juna mau di bawa nginep disini Bu? ". Tanya jaemin kembali.
" Iya na, kasian dirumah ga ada siapa-siapa. Daddy dan Jeno lagi di luar negeri. Kasian juga kalau Mark sendirian disini, dia belum ngerti apa-apa, pasti Mark dan haechan bakal panik ". Balas Taeyong
" Ga baik Bu, anak seusia Juna nginep disini. lagian itu juga melanggar aturan rumah sakit. Anak dibawah 12 tahun kan ga boleh masuk ruang rawat. Kalau gitu Juna ikut Nana saja Bu. Pasti bunda seneng dirumah ada temennya ". Tawar jaemin
" Ga usah sayang, kasian kamu sama bunda nanti kerepotan. Ga papa nanti bubu sama Juna nginep di hotel Deket sini aja biar gampang". Tolak Taeyong
" Ga papa Bu, kasian nanti bubu capek bolak balik. Biar Juna Nana bawa saja. Lagian shift Nana juga sudah habis, Jadi Nana sama bunda bisa jagain Juna dirumah. Bunda sama ayah juga pasti seneng ada Juna di rumah. Mereka suka kesepian kalau Nana gada dirumah ". Jaemin meyakinkan Taeyong
" Yaudah kalau gitu, bubu titip Juna ya sayang ". Taeyong tersenyum kepada jaemin.
Tidak lama Juna datang bersama supir yang membawa beberapa barang Juna.
Taeyong pun mengantar Juna ke ruangan jaemin" Juna, nanti Juna nginep dirumah dokter Nana ya. Dirumah gada siapa-siapa, ayah sama grandad lagi keluar negeri, bubu sama uncle Mark nungguin aunty haechan dirumah sakit. Juna ga papa kan nginep sama dokter Nana?". Taeyong mencoba membujuk Juna. Juna yang mendengar akan bersama dengan Nana tentu saja dia seneng.
Saat sampai diruangan jaemin, Taeyong langsung menitipkan Juna dan kembali ke kamar haechan.
" Juna, ayo kita pulang. Juna sudah makan atau belum?". Tanya jaemin
Juna menggeleng sebagai jawaban" Mau makan di luar apa dirumah kak nana saja?, nanti kita masak bareng sama bundanya kak Nana.". Bujuk jaemin
" Dirumah kak Nana saja ". Balas Juna
Juna tertarik dengan tawaran jaemin karena itu hal yang baru baginya. Dirumah keluarga Jung dia tidak pernah melihat haechan atau Taeyong masak, apalagi mengajaknya untuk masak bersama.Kini jaemin dan Juna telah sampai dirumah nya. Ketika memasuki rumah winwin tampak terkejut dengan kehadiran Juna. Melihat ekspresi winwin jaemin langsung menjelaskan.
" Haechan lahiran Bun, paman jaehyun dan ayahnya Juna lagi di luar negeri. Kasian Juna gada temen dirumahnya, kalau nginep dirumah sakit kan ga boleh seusia Juna ini ".
" Ya ampun, bunda seneng kalau Juna disini. Jadi kalau kamu kerja bunda ada temennya ". Winwin tersenyum dan menggendong Juna masuk kedalam rumah mereka.
Jaemin menawari Juna untuk tidur bersamanya, Juna pun tidak menolak.
Kini mereka sudah sampai ke dapur untuk memasak makan siang, jaemin dan winwin nampak sibuk menyiapkan bahan,
Juna hanya diam memperhatikan mereka. Namun winwin menyadari Juna yang nampak kebingungan. Akhirnya winwin melibatkan Juna dengan meminta Juna mencuci bahan-bahan yang akan mereka masak. Sesekali jaemin dan winwin mengajak Juna bercanda, ntah jaemin yg menyipratkan air ke wajah Juna atau winwin yang iseng menyicipkan garam atau jeruk nipis ke mulut Juna. Bukannya menangis Juna malah ikut tertawa bersama mereka, Juna seneng dengan kehangatan keluarga ini. Ah, ingin rasanya Juna pindah rumah saja. Setelah selesai memasak, Juna membantu mereka menyajikan makanan ke meja makan. Tak lama setelah itu yuta datang dan bergabung bersama mereka untuk makan siang.Setelah makan siang, jaemin mengajak Juna untuk tidur siang. Berhubung jaemin juga capek habis kerja, jadi dia sangat butuh istirahat. Juna nampak canggung menaiki tempat tidur jaemin, melihat itu jaemin menarik tangan Juna dan mengajaknya untuk tidur. Karena kepalang ngantuk dan Juna tak kunjung tidur, jaemin pun berinisiatif memeluk Juna sembari mengelus kepala Juna agar Juna mengantuk.
Saat jaemin tertidur, Juna diam-diam menitikkan air mata sambil menatap jaemin. Kenapa dia tidak bisa merasakan hal seperti ini bersama ayahnya. Tak lama Juna ikut tertidur dalam dekapan jaemin.
Saat sorenya jaemin bangun terlebih dahulu dan jaemin tidak sengaja melihat bekas air mata di sudut mata Juna. Jaemin paham apa yang Juna rasakan saat ini, mengingat penjelasan Taeyong waktu itu. Pasti Juna sedih mengingat ayahnya. Jaemin bangun terlebih dahulu dan membenarkan posisi tidur Juna, setelahnya jaemin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah selesai, jaemin membangunkan Juna untuk mandi sore. Saat mereka berdua telah selesai jaemin mengajak Juna duduk di balkon kamarnya.
" Tadi Juna habis nangis ya, juna sedih kenapa ?" Jaemin bertanya sambil mengelus rambut Juna. Juna menggelengkan kepala dan menatap jaemin dengan mata berkaca-kaca.
Melihat Juna seperti itu jaemin langsung memeluk Juna, mendapati perlakuan jaemin yang seperti itu membuat Juna menangis tersedu-sedu. Juna seperti melepaskan semua tangis yang ia pendam selama ini. Jaemin, Terus mengelus punggung Juna sampai anak itu tenang. Mendengar isakan tangis Juna itu seperti menusuk hati jaemin. Kenapa anak sekecil ini harus menyimpan rasa sakitnya sendiri. Apapun kejadian di masa lalu apa yang dilakukan oleh ayah Juna itu sangat salah, anak tidak bersalah akan hal itu. Bagaimana Juna bisa bersikap sedewasa itu di usianya sekarang, bukan orang dewasa yang harus mengerti dia melainkan dia yang harus memaklumi sifat orang dewasa.
" Juna masih mau nangis, ga papa sayang. Juna bebas nangis sampai puas di dekat kak Nana. Juna anak hebat, Juna anak kuat, Juna anak baik. Juna ga boleh sedih ya sayang, kalau Juna sedih, Juna boleh ngomong sama kak Nana, ga boleh nyimpen kesedihan sendiri ya sayang. Juna tenang aja, sekarang Juna kan punya kak Nana. Juna bisa cari kak Nana kalau Juna lagi sedih, Juna lagi kesel. Ingat itu ya sayang". Jaemin terus mengucapkan kalimat penenang kepada Juna.
" Kenapa ayah ga suka sama Juna, kenapa ayah ga peduli sama Juna". Isak Juna di dekapan jaemin, mendengar itu membuat hati jaemin teriris.
" Ayah suka kok sama Juna, cuma cara ayah memang berbeda. Ayah hanya ingin Juna jadi anak yang kuat, Juna kan anak cowok jadi ayah ga mau Juna jadi anak manja ". Balas jaemin
"T-tapi ayah ga pernah mau datang ke sekolah Juna, ayah ga mau main sama Juna. Ayah cuma nganter Juna sekolah aja dan ayah ga pernah ajak Juna bicara. Juna juga pengen ayah peluk Juna saat tidur, ayah cium Juna saat pamit ".
Jaemin terus mengelus punggung Juna dan mencium pucuk kepala Juna. Jaemin membiarkan Juna mengeluarkan unek-unek nya.
Saat Juna mulai tenang, jaemin menangkup wajah Juna dan membersihkan sisa airmata Juna" Juna denger kak Nana ya sayang, mungkin ayah memang sifatnya seperti itu. Gapapa biar aja ayah seperti itu, nanti pasti ayah bakal berubah. Juna kan masih punya grandbu, granddad, uncle Mark, aunty haechan dan sekarang juga ada keluarganya kak Nana. Jadi ga usah sedih, semuanya sayang kok sama Juna ". Jaemin mencoba memberi pengertian.
" Tapi ga ada yang perhatian sama Juna kaya kak Nana perhatian sama aku ". Lirih Juna kembali menitipkan air mata
" Grandbu selalu ngomel-ngomel ke ayah kalau habis ngurus urusan Juna. Aunty haechan dan uncle Mark mereka jarang dirumah ".
" Nanti kak Nana bakal kasih nomor handphone kak Nana, jadi kalau Juna sedih Juna bisa cari kak Nana. Oke sayang ". Jaemin memberi semangat pada Juna.
Juna mengangguk dan memeluk jaemin sambil mengucapkan terima kasih.