Bab 46

3.8K 245 4
                                    

Setelah kenyang menyusu, Jeno menidurkan Ji-Su terlebih dahulu. Saat Ji-Su sudah tertidur, dia berniat mencari jaemin untuk menanyakan soal Asi jaemin yang seret. Namun, saat keluar kamar dia tidak menemukan keberadaan jaemin. Akhirnya Jeno mengurungkan niat nya dan kembali ke dalam kamar dan menunggu jaemin balik sekalian menunggu Ji-Su bangun agar ia bisa memandikan Ji-Su setelah ini.

sudah sejam lebih, jaemin juga tidak muncul dan Ji-Su sudah terbangun dari tidurnya. Jeno akhirnya memandikan sang anak, namun, saat membuka baju Ji-Su, Jeno melihat ada memar di bagian lengan sang anak.

" Ini memar kenapa ya." Gumam Jeno

Jeno memilih tetap memandikan sang anak, hingga Jeno selesai memasangkan baju Ji-Su, jaemin tetap belum muncul. Akhirnya Jeno keluar kamar dan menanyakan kepada maid  tentang keberadaan jaemin.

" Ahjuma liat jaemin tidak."

" Nyonya na ada di kamar junwoo, tuan."

" Tolong panggilkan ya, bilang saya nungguin di kamar."

" Baik tuan."

Jeno kembali ke dalam kamar dan duduk di sofa menunggu kedatangan jaemin.

Tidak lama jaemin muncul dan masuk kedalam kamar.

" Kenapa."

" Duduk dulu, mas mau nanya sesuatu sama kamu."

" Minggu lalu Juna begadang bikin tugas, kamu ga cek ya kalau dia ada tugas."

" Ga tau, aku capek dan ketiduran."

Jeno menghela nafas, jaemin menjawab pertanyaannya dengan jutek.

" Asi kamu seret sejak kapan."

" Udah seminggu ini."

" Terus ini lengan Ji-Su lebam kenapa." Tanya Jeno menunjuk luka lebam di lengan sang anak.

" Di cubit junwoo."

" Kamu ga awasi mereka, kenapa bisa kecolongan."

" Terus aku ga boleh minum kalau aku haus, terus aku harus kencing di celana kalau aku kebelet."

" Kok kamu jawabnya gitu, mas nanya baik-baik loh na."

" Ya kamu pikir aja, emang aku bisa ngawasin mereka 24 jam nonstop."

" Kamu kenapa sih, mas nanya baik-baik loh."

" Kamu pikir aja sendiri, aku tau aku emang ga becus jadi orang tua. Aku ga bisa perhatiin junwoo dan Ji-Su sekaligus. Aku ga bisa mantau Juna juga. Bahkan aku ga bisa diemin mereka kalau nangis sekaligus. Itu kan jawaban yang mau kamu denger. Aku tau secara ga langsung kamu nuduh aku orang tua yang buruk."

" Kok kamu ngomong gitu, mas ga nuduh kamu loh na."

" Udahlah aku capek, kamu yang paling bisa jagain mereka. Mereka anteng semua kan sama kamu. Yaudah kamu urusin aja mereka, aku mau istirahat dulu."

" Na, kamu mau kemana." Panggil Jeno

Jaemin tetap pergi keluar dan kembali ke kamar junwoo. Dia mengunci kamar itu dari dalam.

Hal itu tak luput dari perhatian maid yang biasa membantu jaemin.

Saat Jeno keluar, wanita tua itu merasa perlu membicarakan apa yang terjadi pada jaemin selama ini.

" Tuan besar, maaf. Saya boleh bicara sama tuan tidak. Ini soal nyonya na."

" Silahkan ahjuma."

" Begini tuan, semenjak tuan kembali masuk bekerja, seperti nyonya na kewalahan mengurus anak-anak. Beberapa kali saya melihat nyonya na sampai menangis karena junwoo dan Ji-Su sama-sama rewel, belum lagi dia harus bantuin tuan Juna bikin tugas. Dan akhir-akhir ini saya liat nyonya na sering nangis dan kadang marah-marah ke anak-anak."

Mr. widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang