Sesuai janjinya jaemin siang ini bertemu dengan Taeyong dan haechan. Mereka janjian di salah satu pusat perbelanjaan. Taeyong dan haechan saat ini sudah menunggu jaemin di resto China langganan mereka.
" Bubu, haechan. maaf Nana telat."
" Tidak apa-apa sayang, kamu apa kabar."
" Nana baik Bu."
" Jeno dan Juna bagaimana."
" Mereka baik Bu."
" Kenapa tidak membawa Juna."
" Juna ikut Jeno ke kantor Bu."
Mendengar jawaban jaemin, tentu Taeyong dan haechan kaget. Jeno dan Juna sudah sedekat itu sampai Jeno mau membawa anaknya ke kantor.
" Kamu serius."
" Serius Bu, mas Jeno dan Juna memang sudah dekat akhir-akhir ini."
" Baguslah kalau begitu, kamu berhasil bikin mereka bersatu."
Jaemin tersenyum canggung, setelahnya ia melirik haechan yang tengah menyusui anaknya.
" Cantik banget, berat badannya udah nambah berapa haechan." Tanya jaemin sedikit berbasa-basi. Hubungan jaemin dan haechan memang canggung. Karena sebelumnya mereka hanya sebatas dokter dan pasien saja
" Udah hampir nambah sekilo na."
" Aktif banget ya claranya."
" Iya na, kamu mau coba gendong ga."
" Boleh sini."
Jaemin menaruh kepala clara di pundaknya, karena Clara baru selesai menyusu dan menepuk pelan punggung Clara sampai ia sendawa.
" Udah cocok kamu na, kapan nih bubu gendong cucu dari kamu."
" Do'a kan saja ya Bu."
" Tapi kamu rutin kan sama Jeno."
" Rutin kok Bu."
" Kalau rutin harusnya sih udah na, kamu rajin minum jamu atau vitamin kan."
" Kalau soal itu Nana pasti paham Bu, dia kan dokter kandungan. Pasti paham soal begitu. Mungkin emang belum waktunya aja." Saut haechan tidak enak takut jaemin tersinggung dengan ucapan sang mertua.
" Sejak menikah kalian tidak pernah datang kerumah. Suami kamu itu kenapa sih, masih saja sifatnya keras kepala seperti itu. Malah bubu dengar-dengar kalian setiap Minggu menginap dirumah orang tua kamu."
" Maaf Bu, Nana sudah bilang kok ke mas Jeno. Mas Jeno bilang bakal ngatur waktu buat kerumah bubu dan bunda. Kita nginap di bunda karena kasian sama bunda yang kesepian semenjak Nana menikah."
" Itu hanya alasan suami kamu aja na, dia emang sengaja menghindar dari bubu."
Jaemin hanya tersenyum canggung dengan respon mertuanya itu. Haechan menatap jaemin tak enak, haechan tau banget gimana egoisnya sifat Taeyong. Tapi dia hanya menantu dan tidak bisa berbuat banyak. Padahal jaemin ini anak sahabatnya Taeyong, haechan pikir Taeyong bakal sedikit lunak ke jaemin dan tidak egois. Taunya tetap saja sifat Taeyong seperti itu.
Haechan tau banget gimana Taeyong ingin anak, menantu dan cucu-cucu nya harus ikut bersamanya. Jika Mark suami haechan orangnya mudah mengalah, maka Jeno adalah duplikat Taeyong yang sama kerasnya dengan dia. Itu yang membuat mereka selama ini tidak akur. Apalagi semenjak kejadian hadirnya Juna. Yang haechan dengar dari Mark jika Taeyong selalu melontarkan kata-kata yang membuat Jeno tersinggung.
Perihal Juna, haechan tau bagaimana keresahan anak itu. Makanya sebelum mereka punya anak, haechan sering meminta Mark untuk mengajak Juna kalau mereka pergi liburan. Taeyong dan jaehyun memang peduli pada Juna. Jaehyun yang terlalu sibuk sehingga Juna banyak menghabiskan waktu bersama Taeyong. Juna di didik tidak sesuai dengan usianya, Taeyong mendidik Juna terlalu keras dan menganggap Juna itu sudah dewasa. Terkadang dia sering menceritakan hal-hal yang tidak pantas Juna ketahui untuk anak seusianya.