Karena besok pagi Juna akan berangkat ke jepang bersama yuta dan winwin. Malam ini dia meminta kepada jaemin ingin tidur bersama-sama dengan jaemin dan Jeno.
Selesai makan malam tadi, Jeno izin kepada jaemin untuk ke ruang kerja untuk memeriksa laporan yang baru dikirim oleh bangchan.
Jaemin dan Juna sudah masuk kedalam kamar. Jaemin memposisikan Juna berada di tengah kasur dengan posisi Juna saat ini memeluk erat jaemin. Jaemin memberi Juna wejangan sebelum berangkat ke jepang agar Juna tidak kaget dengan keadaan disana.
" Nanti kalau udah sampai di jepang, jangan kaget ya liat keluarga Buna. Keluarga Buna disana wajahnya emang galak-galak semua. Tapi aslinya mereka baik kok."
Jaemin memang lahir dari keluarga yang jika dilihat cukup di takuti.
Kakeknya di jepang bernama chanyeol dia adalah mafia yang cukup terkenal disana. Yuta sama seperti jaemin, ia adalah anak tunggal dari pasangan chanyeol dan Baekhyun. Sedangkan dari pihak ibunya, kakeknya bernama Kris dia adalah mantan pembalap yang terkenal di China dan neneknya bernama Luhan. Dia adalah dokter dari rumah sakit yang terkenal di China. Dari semua keluarganya, sepupu-sepupu jaemin adalah pria dominan. Makanya jaemin begitu disayang oleh kakeknya di jepang dan di China.Makanya di awal yuta sudah mengingatkan Jeno agar tidak macam-macam pada anaknya. Karena Jeno pasti tau dia akan berurusan dengan siapa. Lama bekerja sama dalam dunia bisnis, Jeno sangat tau siapa yuta. Dia cukup kejam dan disegani dalam dunia bisnis. Karena itulah Jeno mau menerima Investasi dari yuta. Dia yakin yuta mampu melindungi perusahaannya. Siapa menyangka yuta yang kejam diluar sana ternyata seorang yang penyayang di keluarganya.
" Baik Buna."
" Nanti jangan nyusahin Oma sama opa ya nak."
" Siap Buna, Juna tidak akan nakal disana."
" Anak pintar." Jaemin memeluk erat Juna dan mengecup kepalanya.
Jeno masuk kedalam kamar dan melihat pemandangan indah itu. Beribu-ribu kali Jeno bersyukur dipertemukan dengan jaemin. Jaemin memang menjadi penerang dalam kehidupannya yg gelap selama ini. Bak bidadari turun dan datang menghampiri keluarganya untuk menyempurnakan kehidupannya.
" Juna kamu kenapa belum tidur, ini juga ngapain di kamar ayah."
" Juna pengen tidur bersama ayah dan Buna. Soalnya kan besok Juna mau pergi, Juna mau puas-puasin bareng ayah dan Buna."
Jeno naik ke atas kasur dan menepuk pantat Juna. Jaemin tersenyum ke arah suaminya.
" Ganggu ayah sama Buna aja kamu ini. Padahal ayah mau tidur peluk-peluk Buna. Ini malah kamu yang peluk-peluk Buna."
" Sekali saja ayah."
" Ngalah dulu mas, malam ini." Jaemin terkekeh
" Ga bisa dong, biar adil Buna yang di tengah biar kita sama-sama peluk Buna."
Jeno mengangkat Juna dan memindahkan Juna ke sisi kanan jaemin. Setelahnya jaemin di peluk erat oleh Jeno. Juna yang melihat bunanya di kuasai oleh ayahnya langsung protes.
" Ayah jangan begitu, terus Juna peluk siapa."
" Peluk guling lah, kalau Buna ini gulingnya ayah."
Juna menarik badan jaemin yang ada di pelukan Jeno. Dia tidak mau kalah dan ingin tidur memeluk bunanya. Jeno dengan jahil malah semakin mempererat pelukannya dengan jaemin.
" Ayah tidak boleh seperti itu. Itu tidak adil."
Jeno tetap diam dan semakin mempererat pelukannya pada jaemin. Malah Jeno pura-pura memejamkan mata dan tidak peduli dengan protes an Juna. Jaemin diam-diam tertawa pelan di dalam dekapan jeno. Namun tawanya berhenti saat mendengar suara isakan tangis Juna.