Dari hari ke hari, jaemin selalu di temani Taeyong sampai Juna pulang dari sekolahnya. Setelah itu dia akan bersama anak-anak nya di rumah. Awalnya jaemin berpikir jika Jeno akan pulang di sore hari, namun dugaannya salah, sang suami justru setiap hari lembur.
Jeno berangkat pagi hari dan pulang saat jaemin dan sang anak sudah tertidur. Biasanya jika Ji-Su terbangun tengah malam jenolah yang akan begadang menemani sang anak. Namun sekarang berbeda, bahkan tidurnya tidak terusik sama sekali saat tangis anaknya yang lumayan kencang itu menggema di dalam kamar. Di saat weekend pun, Jeno hanya menyempatkan bermain bersama anak-anaknya dan setelah itu ia masuk ke ruang kerjanya. Sesibuk apa pekerjaan suaminya itu sampai jaemin sangat kesal kepada Jeno, ia merasa sang suami sama sekali tidak memperhatikannya.
Jaemin sudah mulai stress menghadapi keadaannya, dia berharap bisa bermanja dan mendapat perhatian dari suaminya agar rasa lelahnya sedikit berkurang. Namun nyatanya, dia malah pusing sendiri menghadapi anak-anaknya.
Seperti kejadian malam ini, Ji-Su sangat rewel dan junwoo yang juga merengek membuat kepala jaemin rasanya ingin pecah, belum lagi kalimat desakan dari Juna.
" Juju, sabar dulu. Adik kamu lagi rewel, jangan buat Buna makin pusing."
" Tidak mau, Juju ngantuk dan mau tidur sama Buna." Teriak junwoo, hal ini membuat Ji-Su yang sudah sedikit tenang menjadi terkejut dan kembali rewel.
" Sabar junwoo, kamu itu ga liat Buna lagi pusing." Bentak jaemin membuat junwoo ikut menangis kencang.
" Buna." Panggil Juna
" Apa." Jawab jaemin ketus
" Bantuin bikin PR."
Jaemin semakin naik darah di buatnya.
" Kamu kan udah ikut kelas tambahan di luar, ngapain ga di kerjain di sana. Hah." Omel jaemin
" Tadi materinya bukan itu."
" Kamu tidak lihat, Buna lagi pusing. Liat adik-adik kamu dua-duanya nya rewel. Kerjain dulu sendiri, Buna pusing."
Juna pun pergi ke kamarnya dengan rasa sedih. Jujur dia sangat sedih saat di omeli dan di bentak oleh jaemin. Kenapa jaemin jadi berubah, apa karena dia bukan anak kandung jaemin. Juna jadi berpikir aneh-aneh karena hal yang baru ia alami ini.
" Aku tidak boleh sedih, Buna baru kali ini berbuat seperti itu sama aku. Dulu saja ayah selalu omeli dan bentak aku dan aku tidak apa-apa." Ucap Juna dalam hati.
Malam itu akhirnya junwoo di bawa jaemin ke dalam kamarnya agar anak itu diam dan tidak bertingkah lagi. Saking lelahnya, jaemin sampai tertidur bersama anak-anaknya di dalam kamar.
Saat pulang, Jeno kaget melihat junwoo ikut tertidur di kamar mereka. Karena kondisinya tidak memungkinkan, Jeno memindahkan junwoo kekamar Juna. Waktu memasuki kamar Juna, dia kaget melihat sang anak masih bangun dan sedang belajar.
" Kok masih bangun bang, itu lagi belajar apa." Ucap Jeno sambil menaruh junwoo ke tempat tidur.
" Bikin PR, ayah."
" Kenapa baru di kerjain."
" Abang udah bikin dari tadi, tapi susah ayah."
" Sini ayah liat, kenapa ga minta bantu ke Buna aja tadi."
" Kasian, Buna capek ngurus adik-adik."
" Ya sudah, sini ayah bantuin."
Akhirnya malam itu, tugas Juna selesai berkat bantuan sang ayah.
Jeno akan membahas soal ini pada jaemin, saat weekend nanti. Karena jujur saja, kesibukannya membuat dia hanya bisa punya waktu untuk keluarganya di weekend dan itupun terpotong untuk kerjaan yang tetap harus ia kerjakan di rumah.
Jeno berpikir jika istrinya bisa menghandle semua selama ini, dia lupa jika istrinya juga butuh perhatiannya. Jeno merasa dengan ia membantu menjaga anak-anak mereka di saat weekend itu sudah membantu menghilangkan rasa lelah jaemin. Dengan begitu jaemin bisa beristirahat saat dia yg menjaga anak-anak mereka.
Jeno tidak tau efek dari stress jaemin yang berkepanjangan akhir-akhir ini. Dia mulai muak dengan keadaanya. Apalagi beberapa waktu lalu luka bekas operasinya sempat berdarah, untung saja renjun mau datang ke rumahnya untuk membantunya membersihkan luka dan memberikan obat pada lukanya itu. Karena itu, emosi jaemin semakin tak karuan, yang berimbas pada produksi ASInya yang tersumbat.
Dan akhir-akhir ini, Ji-Su harus di selingi dengan susu formula. Asi jaemin benar-benar seret. Jaemin merasa benar-benar gagal menjadi ibu, Ji-Su yang rewel saat meminum susu formula, junwoo yang selalu merasa terabaikan dan Juna yang sering menjadi korban omelan dari emosi jaemin yang tidak stabil.
Belum lagi, di saat ia dan renjun pergi membeli susu formula. Jaemin bertemu dengan salah satu teman saat mereka kuliah, teman yang selalu bersaing dari segala hal dengan jaemin. Mendengar kalimat ejekan dari temannya membuat jaemin semakin rendah diri. Renjun yang paham dengan kondisi sahabatnya itu, akhirnya memutuskan untuk sering menemani jaemin di rumah. Semenjak ASI jaemin seret, memang renjun yang sering berkunjung kerumah. Jaemin menolak tawaran Taeyong untuk menemaninya, dia takut akan ada kalimat yang tidak ingin dia dengar dari mulut sang mertua saat mengetahui jika anaknya harus mengkonsumsi susu formula.
Untuk Jeno, tentu saja dia tidak mengetahui semua ini. Yang dia tau istrinya aman bersama Taeyong. Bahkan saking sibuknya, Jeno tidak pernah menanyakan kondisi jaemin kepada Taeyong. Jadi, dia juga tidak tau jika seminggu ini Taeyong tak lagi menemani jaemin, Taeyong hanya menjemput Juna sekolah dan mengantar sampai depan pintu saja. Yang Jeno tau, jaemin baik-baik saja dan anak mereka juga baik-baik saja. Saat Jeno pulang bekerja mereka semua sedang tertidur pulas dan saat Jeno berangkat pun mereka masih tertidur. Jadi Jeno dapat menyimpulkan semua baik-baik saja.
Hari ini Jeno sedang berada di rumah, ya tentu saja ini adalah weekend. Saat bangun tidur Jeno membawa Ji-Su ke luar rumah untuk berjemur, sekalian dia mengajak junwoo dan Juna jalan pagi dan bermain ke taman komplek. Mereka hanya bermain sebentar di sana karena Ji-Su sudah merengek dan sepertinya gadis kecil itu sedang haus.
" Princess ayah haus ya, sebentar ya nak. Kita ke rumah dan nenen sama Buna ya."
Begitu sampai di rumah Jeno menyuruh Juna dan junwoo untuk mandi, sementara itu ia menyusul jaemin ke kamar mereka. Nampak jaemin baru keluar dari kamar mandi.
" Sayang Ji-Su haus."
" Tunggu sebentar." Jaemin berlalu keluar kamar. Hal itu membuat Jeno bingung, kenapa jaemin malah keluar kamar dan bukan malah menyusui sang anak yang sudah merengek.
Namun tak lama jaemin datang membawa botol yang berisi susu. Tentu saja itu membuat Jeno semakin bingung.
" Kok minum susu botol."
" Asi aku seret." Jawab jaemin singkat dan memberikan botol susu itu kepada Jeno.
Namun di kepala Jeno masih menyimpan pertanyaan, tapi dia takut membahas karena melihat ekspresi wajah istrinya yang sangat masam.
Jeno tetap memangku sang anak dan mulai memberikan susu botol itu kepada Ji-Su. Setelah jaemin memberikan botol susu itu, dia berlalu keluar dan meninggalkan Jeno di kamar bersama sang anak.