Bab 42

5.5K 333 17
                                    

Pagi harinya, jaemin bangun lebih dulu. Dia mempersiapkan kebutuhan Juna sebelum berangkat sekolah. Sesuai perjanjiannya dengan Jeno waktu itu, soal makanan memang di siapkan oleh maid di rumah mereka. Jaemin hanya bertugas mengurus anak dan suaminya saja.

Juna sedang merapikan pakaian sekolahnya dan junwoo masih tertidur pulas.

" Abang hari ini berangkat sama opa ya, ayah masih sakit soalnya."

" Baik Buna."

" Semuanya udah beres kan"

" Udah Buna."

" Abang sarapan dulu ya, Buna mau pindahin adek ke kamar dulu."

Jaemin memindahkan junwoo ke kamarnya dan memberi sedikit jarak dari Jeno. Setelahnya dia mengantar Juna ke rumah orang tuanya.

Yuta dan winwin sudah menunggu kedatangan jaemin dan Juna di teras rumah mereka.

" Gimana Jeno na."

" Belum ada perubahan yah."

" Terlalu kecapek an itu, kemarin saja ayah suruh pulang susah banget. Keras kepala suami kamu itu, masih aja ngeyel mau ikut lembur, padahal wajahnya udah pucet banget. Kalau ga ayah ancam, ga bakal mau dia pulang."

" Iya yah, dia emang keras kepala."

" Kalau gitu ayah berangkat dulu ya, takut Juna telat ke sekolahnya."

" Iya yah, titip Juna ya."

" Iya, nanti pulangnya biar bunda aja yang jemput. Kamu ga usah khawatir." Jaemin mengangguk kepala dan melambaikan tangan saat mobil yuta mulai meninggalkan pekarangan rumah.

" Junwoo gimana na."

" Masih tidur Bun."

" Kamu ribet ga, kalau iya biar Junwoo sama bunda aja disini."

" Nitip bunda aja deh, ribet soalnya. Bapaknya pas lagi sakit, manjanya minta ampun." Ucap jaemin sambil tertawa

" Nanti bunda jemput ya, bunda mau mandi dan bersih-bersih dulu sebentar."

" Iya Bun, Nana juga mau mandiin junwoo dulu. Nana balik ya Bun, takut bayi gede Nana rewel di tinggal lama."

" Dasar kamu itu." Ucap winwin tertawa dengan kelakuan anaknya.

Begitu sampai dirumah, jaemin langsung menyusul suaminya ke kamar. Saat memasuki kamar, terlihat hanya ada junwoo di atas ranjang. Tapi jaemin mendengar suara Jeno yang sedang mual di kamar mandi. Ia langsung bergegas menyusul Jeno ke kamar mandi. Nampak Jeno yang sedang muntah di wastafel kamar mandi mereka. Saat di cek, tidak ada apa-apa yang keluar. Hanya cairan bening saja.

" Masih mau muntah ga mas." Tanya jaemin sambil mengusap tengkuk Jeno.

Jeno membalas pertanyaan jaemin dengan gelengan, karena tidak sanggup berbicara. Badannya terasa sangat lemas sekali.

" Ayo, tiduran lagi mas." Ucap jaemin sambil memapah Jeno ke ranjang.

" Kita isi dulu ya perutnya, kalau kosong bakal makin ga enak." Jeno menggelengkan kepalanya.

" Minum mau ya." Tanya jaemin dan langsung di balas anggukan kepala oleh Jeno

" Sebentar ya mas."

Jaemin sampai ke bawah dan langsung membuatkan madu jahe. Jaemin ingat waktu dia hamil junwoo, bubu pernah memberikannya minuman itu dan memang berasa pengaruhnya ke perut jaemin saat itu.

Saat jaemin sedang mengaduk minuman, tiba-tiba winwin sudah datang saja.

" Na, lagi bikin apa." Jaemin kaget mendengar suara winwin.

Mr. widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang