Bab 25

7.4K 395 7
                                    

Sudah tiga hari Juna ikut berlibur dengan keluarga jaemin.
Semalam waktu Jeno, pulang dia melihat wajah jaemin yang begitu pucat dan berkeringat dingin saat tidur. Ketika dia periksa memang badan jaemin sedikit panas, semalaman jaemin juga sangat manja padanya dan bahkan tidak mau melepas pelukannya yang bahkan,belum sempat mengganti baju sampai pagi ini.

Jeno terbangun karena jaemin menghempaskan tangannya. Begitu membuka mata, dia mendengar suara jaemin yang muntah-muntah di kamar mandi. Hal itu Jeno langsung panik dan menyusul istrinya ke kamar mandi.

Jeno mengusap-usap tengkuk jaemin sampai ia merasa enakan.

" Masih mau muntah?." Tanya Jeno. Jaemin. Menggelengkan kepala

" Pusing mas."

" Kamu dari kemaren kaya gini." Ucap Jeno sambil menuntun jaemin kembali ke tempat tidur.

" Kemarin cuma pusing aja mas, mual nya baru pagi ini."

" Kamu ada salah makan tidak, kemaren kamu makan apa? Atau kamu telat makan?"

" Tidak ada mas, cuma makan masakan rumah saja. Itupun Nana yang masak sendiri."

" Yaudah, kamu istirahat lagi aja. Kalau sampai nanti siang masih kaya gini kita ke dokter saja ya."

" Tapi mas temani ya." Ucap jaemin yang langsung memeluk manja Jeno.

" Tapi mas mandi dulu ya, sekalian mau ganti baju. Ini dari semalam mas belum sempat ganti baju dan belum mandi loh sayang."

" Nana ga mau mas, Nana mau kaya gini saja. Mas jangan ganggu posisi Nana, ini lagi nyaman. Nanti kalau banyak gerak malah mual lagi."

Jeno pasrah dan kembali ikut berbaring bersama istrinya. Sebenarnya Jeno sangat gerah karena dari semalam dia tidur mengenakan setelan kantor nya. Jeno benar-benar tidak nyaman seperti ini, biasanya kalau tidur dia selalu Shirtless, karena dia yang gampang gerah. Jalan satu-satunya Jeno harus membuat jaemin tertidur kembali dan setelah jaemin tidur dia akan ke kamar mandi untuk bersih-bersih.

Setelah dirasa tidur jaemin sudah nyenyak, Jeno buru-buru ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Namun, saat Jeno sedang memakai baju di Walk in closet nya. Dia melihat jaemin yang jalan buru-buru lagi ke kamar mandi. Melihat itu Jeno langsung menyusul istrinya nya.

" Masih kuat jalan ga." Jaemin menggeleng dengan lemas.

Jeno pun menggendong jaemin ala bridal style.

" Mas telfonkan sing saja ya, kalau kamu kaya gini ga mungkin kuat buat kerumah sakit."

" Iya mas." Jawab jaemin lemas. Merasakan kondisinya saat ini, membuat jaemin berpikir, apakah ia sedang hamil. Jika ia ceritakan pada Jeno, dia takut jika hasilnya tidak sesuai harapan. Sepertinya, biar sing saja yang periksa, agar jaemin tidak membuat Jeno terlalu berharap.

Jeno menemani jaemin berbaring dengan posisi memeluk jaemin seperti tadi. Karena jika posisi seperti itu jaemin cukup nyaman.
Dia terus mengusap punggung istrinya agar lebih nyaman sembari menunggu kedatangan sing. Tidak lama terdengar suara bel berbunyi.

" Kamu tunggu sebentar ya, kayanya itu sing. Mas mau bukain pintu dulu."
Jaemin pun melepas pelukannya pada jeno.

Jeno masuk ke dalam kamarnya bersama sing.

" Nana kenapa, Hyung." Tanya sing

" Katanya dari kemarin pusing, dia juga keringat dingin sampe sekarang. Dan dari tadi pagi dia mual."

" Perut kamu keram ga." Tanya sing pada jaemin.

" Iya."

" Kamu ga cek dulu apa, kamu kan paham tanda-tandanya."

Mr. widower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang