usia kandungan jaemin sudah memasuki 25 Minggu. Selama ini Jeno selalu menemani jaemin. Dia hanya akan meninggalkan jaemin ketika memang ada meeting yang sangat penting. Jika tidak ada keperluan penting, Jeno akan menemani jaemin dirumah atau sesekali akan membawa jaemin kekantor agar jaemin tidak bosan dirumah. Jeno bebas seperti ini karena permintaan yuta, berhubung yuta juga merupakan salah satu pemilik saham di perusahaan Jeno, maka jika Jeno tidak bisa hadir yutalah yang akan menggantikan Jeno.
Hari ini Jeno ada keperluan penting dengan rekan bisnisnya. Dia meminta jaemin untuk dirumah saja bersama bunda. Selama ini jika jaemin dirumah, maka ia akan di temani winwin dan terkadang Taeyong juga ikut menemani jaemin. Perihal Taeyong sebenarnya Jeno tau bubunya sudah banyak berubah, tapi tetap saja dia lebih percaya jaemin dan Juna di jaga oleh winwin.
" Sayang, mas pergi cuma sebentar saja. Kamu tunggu dirumah saja ya."
" Tidak mau, Nana bosan dirumah saja mas. Nana mau ikut, Nana janji bakal diam saja menunggu di ruangan mas."
" Masalahnya mas bukan mau ke kantor kita sayang, tapi ini mas mau ke kantornya rekan bisnis mas."
Jaemin cemberut dan pergi meninggalkan Jeno. Melihat itu Jeno jadi pusing, dia tidak tega meninggalkan istrinya dalam kondisi seperti ini, dia tau jaemin pasti suntuk karena memang Jeno tidak mengizinkan jaemin kemana-mana jika tidak bersama Jeno atau orang tua jaemin. Tapi di sisi lain, ini juga hal penting, yuta sendiri yang meminta Jeno untuk menemui rekan bisnis yang satu ini. Hp Jeno berdering menandakan panggilan dari asisten pribadi nya yaitu bangchan
" Jen, kamu dimana. Ini saya sudah di perusahaan lai grup."
" Ini istri saya ngambek minta ikut, saya pusing jadinya."
"Bawa saja jen, nanti saya yang temani Nana di ruang tunggu. Udah buruan."
Akhirnya Jeno membawa jaemin untuk ikut bersamanya.
" Nanti kamu tunggu di ruang tunggu sama bangchan ya sayang."
" Iya mas, tapi nanti beli makanan dulu ya biar Nana tidak bosan."
" Iya sayang, nanti kita beli makanan dulu."
Jeno pusing menghadapi sifat manja jaemin selama hamil, apakah semua orang hamil seperti ini. Untung saja ini jaemin, jika ini ibunya Juna mungkin Jeno sudah lepas kendali.
Saat mereka sampai di perusahaan lai, Jeno di tuntun masuk ke ruangan sementara Nana dang bangchan duduk di ruang tunggu .
" Selamat datang Jen."
" Terima kasih lin. Maaf saya terlambat, tadi istri saya maksa buat ikut. Akhirnya saya bawa saja, di tinggal juga kasihan kan lagi hamil."
" Kenapa tidak di bawa masuk saja jen, orang hamil memang seperti itu jen. Tapi kamu beruntung kalau selama hamil istri kamu jadi manja, lah saja istri saya malah semakin galak."
" Tidak apa-apa lin, istri saya bersama asisten saya di luar."
" Bawa masuk saja jen, tidak apa-apa. Mood orang hamil itu berubah-ubah, jangan sampe nanti kamu keluar malah dia ngambek nuduh kamu ga peduli sama dia."
Akhirnya Jeno membawa jaemin ikut masuk ke dalam.
Saat membuka pintu guanlin kaget melihat jaemin yang di rangkul oleh Jeno." Nana." Jaemin langsung menoleh ke arah guanlin.
" Kak guan." Jaemin tersenyum
" Jadi istri kamu Nana ya jen, wah dunia sempit sekali."
" Kamu kenal dengan istri saya."
" Bukan sekedar kenal lagi jen, bahkan saya cukup akrab sama istri kamu." Jeno menatap bingung ke arah jaemin.
" Kak guan ini suaminya renjun mas. Sahabat Nana. Yang waktu itu Nana cerita sama mas, dia ga bisa Dateng ke nikahan kita karena habis lahiran."