Hari ini, Jeno bersama jaemin akan berangkat ke Bali untuk honeymoon. Minggu lalu, tepat ulang tahun junwoo ke-2 tahun. Orang tua mereka memberikan hadiah honeymoon, karena dari awal menikah mereka belum sempat punya waktu berdua dan juga belum sempat honeymoon. Memang terdengar lucu, ketika junwoo ulang tahun malah orangtuanya yang di beri hadiah.
Untuk junwoo dan Juna di titipkan kepada winwin. Memang sedari kecil mereka berdua lebih dekat dengan winwin, jadi baik Taeyong maupun jaehyun tidak masalah. Toh mereka masih bisa mengunjungi cucu mereka dan sesekali bisa membawa mereka pergi bermain.
Awalnya, jaemin sempat keberatan perihal harus meninggalkan anak-anaknya. Menurut jaemin, junwoo masih terlalu kecil untuk di tinggal selama 10 hari. Tapi, berkat diyakinkan oleh winwin, jika selama ini sang anak tidak rewel saat bersama Oma dan opa nya, akhirnya jaemin mengalah.
Jaemin dan Jeno sudah berada di pesawat setelah tadi mereka di antar ke bandara oleh keluarga dari Jeno. Winwin dan yuta memang sengaja tidak mengantar karena harus menjaga junwoo, bocah kecil itu akan menangis jika melihat kedua orangtuanya pergi. Berbeda dengan Juna, dia tadi ikut ke bandara karena malam ini jadwalnya menginap di kediaman Jung. Juna akan bergantian menginap di kedua rumah kakeknya.
" Kalau ngantuk, tiduran aja sayang. Kamu semalaman kurang tidur loh na."
" Belum ngantuk aku nya mas. Gimana mau tidur nyenyak mas, aku kepikiran anak-anak bakal di tinggal selama itu. Apalagi adek, dia ga biasa pisah sama kita." Ucap jaemin sembari memeluk manja lengan sang suami.
" Jangan terlalu di pikirin sayang. Kalau si Abang kan udah biasa misah sama kita, kalau adek selama ini kan setiap kita titip ke bunda, dianya selalu anteng. Jadi ga papa ya, nanti kalau adek rewel, kita bisa balik cepat kok."
" Lagian orang tua kita ngide nya aneh banget mas, kita udah punya anak, masa harus ninggalin anak-anak sih. Kan bisa aja bawa mereka sekalian liburan."
" Sayang, maksud mereka itu baik. Mas ngerti banget. selama kita menikah, kita ga sempat punya waktu pacaran. Setelah habis nikah, kamu terlalu sibuk ngurus mas dan Juna. Belum lagi, kamu harus hamil adek dan sampe sekarang kamu ga sempat pergi liburan buat tenang in pikiran kamu. Ga mungkin kalau kamu ga pernah merasa jenuh di rumah, jadi kali ini tolong percaya kan saja anak-anak pada orang tua kita. Toh nanti kalau kenapa-kenapa, kita pasti di hubungi." Jeno menarik jaemin kedalam dekapannya, sembari mengelus kepala sang istri dan mencium pucuk kepalanya.
" Iya mas, Nana paham." Jaemin memeluk erat sang suami dan mengambil posisi favorit nya, yaitu mengendus celuk leher Jeno.
" Nah, kumat nih manjanya."
" Biarin, kan katanya harus nikmati waktu berdua sama mas. Yaudah berarti 10 hari ini mas bakal ketempelan Nana terus."
" Kamu, ga lagi hamil kan sayang." Tanya Jeno
" Hamil apaan, orang Nana baru lepas KB nya kemaren." Ucap jaemin sambil mencubit puting susu Jeno.
" Sayang jangan kaya gitu, kita masih di pesawat loh."
" Jadi kamu udah lepas KB ya, berarti kita punya misi selama sepuluh hari ini. Nanti pulang kita ngasih adek buat junwoo,ya. Ini mah bener-bener ketempelan loh kita selama disana." Lanjut Jeno
" Kalau gini mah kamu doyan kan. Makanya ga nolak waktu di tawarin honeymoon berdua. Lagian ini juga idenya bunda, kata bunda gapapa kalau junwoo di kasih adik sekarang. Kalau nunda lama, kamu keburu tua. Kasian nanti, orang-orang bakal mikir kalau kamu kakeknya anak kita." Jawab jaemin dengan usil dan sedikit kekehan.
" Bener juga sih, ini saja usia mas sudah hampir kepala empat. Apa cukup sampai junwoo saja ya. Takutnya nanti mas ga bisa nemenin mereka sampai menikah dan punya anak."
" Mas, kok ngomongnya gitu. Nana cuma bercanda loh." Ucap jaemin menatap sedih ke arah Jeno.
" Tapi itu fakta sayang, usia kita lumayan jauh jaraknya."
" Orang lima puluhan aja masih punya bayi loh mas, ya ga masalah, yang penting mas harus janji bakal bareng-bareng sampai anak-anak kita nanti udah berkeluarga dan kita menghabiskan masa tua kita bareng. Emang mas ga mau, pacaran lagi sama Nana pas kita udah tua." Ucap jaemin dengan air mata yang mulai menetes. Ini adalah hal yang sensitif menurutnya.
" Kenapa menangis sayang." Jeno menangkup wajah jaemin dan menghapus air mata istrinya.
" Nana ga suka mas ngomong kaya gitu, hiks."
" Ya, engga. Mas tadi juga becanda. Kita bakal bareng-bareng nanti. Kita bakal pacaran lagi kalau anak-anak sudah nikah. Kamu juga harus janji, jangan tinggalin mas ya. Selalu dampingi mas." Jaemin mengangguk dengan sedikit isakan dan air mata yang masih menetes.
" Udah dong nangis nya." Jeno kembali menarik istrinya ke dalam dekapan
" Jangan ngomong kaya gitu lagi, Nana ga suka."
" Iya, enggak sayang. Nanti kita bikin adik buat junwoo dan Juna ya. Kamu mau anak kita berapa."
" Terserah mas, aja."
" Kayanya kalau 5 seru deh, jadi kita bisa bikin 3 lagi."
" Ya, ga sebanyak itu juga mas. 4 aja." Ucap jaemin dalam dekapan Jeno. Mendengar jawaban istrinya membuat Jeno terkekeh.
" Ya pokoknya, 4 aja sampai ada ceweknya. Masa semuanya dominan, ga ada temen Nana nanti kalau mau shopping."
" Kalau 4 nya dominan gimana, mau nambah lagi."
" Ga mau, yaudah stop di 4 anak aja."
" Ya udah, iya 4 doang. Padahal bagus loh sayang, kalau anak kita dominan semua. Jadi kan cuma kamu yang di sayang. Nanti kalau ada ceweknya, takutnya kamu cemburu sama anak sendiri."
" Ga mau, Nana iri sama haechan. Dia bisa dandanin anaknya. Nana kan juga mau mas."
" Semoga aja habis dari sini kita dapet anak cewek ya." Jaemin mendongak menatap Jeno dan mengangguk dengan lucu.
" Gemes banget sih, istrinya siapa sih ini." Ucap Jeno sambil memeluk erat sang istri.
" Istrinya Jung Jeno, si duda tampan tapi sayangnya udah tua."
" Dasar perusak suasana." Ucap Jeno sambil mengecup seluruh sisi wajah jaemin bertubi-tubi dan itu membuat jaemin tertawa geli.
" Awas ya kamu, nanti kamu habis mas makan." Bisik Jeno tepat di telinga jaemin.
" Yes, Daddy." Goda jaemin sambil mengecup rahang Jeno. Kemudian mereka tertawa bersama.
Jaemin tertidur di dalam dekapan Jeno, penerbangan masih lama dan itu membuat Jeno membiarkan sang istri untuk istirahat. Jeno menatap wajah cantik sang istri sambil mengelus pipi chubby jaemin dan tersenyum. Kehadiran jaemin benar-benar mengubah hidupnya, dia berharap bisa menjaga jaemin sampai akhir hayatnya dan menepati janjinya untuk bersama-sama hingga hari tua. Dalam hati Jeno berdo'a semoga dia dan jaemin di panggil bersamaan. Dia tidak tega harus membiarkan istrinya sendiri dalam kesedihan.