Seminggu sudah pernikahan Jeno dan jaemin. Nampaknya hubungan Jeno dan jaemin juga sudah mulai saling nyaman. Perihal Jeno dan Juna masih sama. Selama seminggu ini Jeno dan jaemin cuti, setiap hari mereka akan menghabiskan waktu bersama mulai mengantar dan menjemput Juna, Jeno yang membantu jaemin beres-beres apartemen.
Hari ini mereka mulai beraktifitas kembali, jika di tanya kenapa mereka tidak honeymoon maka jawabannya adalah jaemin menolak karena dia ingin menyelesaikan urusan pekerjaannya dahulu agar nanti hal itu tidak menggangu acara mereka dan Jeno tidak masalah dengan hal ini.
" Na, kamu yakin kita perginya nanti saja?"
" Iya mas, Nana mau urus semua urusan Nana dulu sampe selesai, agar nanti tidak menggangu waktu kita. mas juga ya, kelarin dulu urusan-urusan mas"
" Oke, itu gampang. Tapi, soal kamu berhenti kerja kamu bener-bener ga masalah kan?"
" Nana ga masalah mas, dulu Nana udah janji sama ayah dan bunda, kalau Nana nikah nanti Nana ga masalah berhenti kerja. Karena itu Nana menikmati karir Nana sebelum Nana menikah".
" Tapi kamu udah susah payah meniti karir kamu".
" Ga masalah mas, seenggaknya Nana udah nyobain gimana rasanya kerja".
" Na, terima kasih ". Jeno memeluk jaemin dan mengecup kening jaemin berkali-kali kali.
" Ga papa mas, jangan sedih gitu. Yang penting mas harus janji, jangan sia-siain pengorbanan aku".
" Ga akan sayang, sekali lagi terima kasih ya".
" Udah jangan terimakasih mulu, mas juga harus tepati janji mas. Ayo pelan-pelan belajar buat terima Juna". Jaemin mendongak menatap suaminya. Jeno mengangguk kemudian menangkup kedua pipi jaemin dan mengecup bibir kesukaannya itu.
" Biar mulut mas ga asem seharian ini ". Jeno tersenyum menggoda jaemin. Sementara jaemin langsung salting dan mencubit perut Jeno.
Terlalu asik berdua, mereka tak sadar dengan kedatangan Juna.
" Buna " panggil Juna. Jaemin pun kaget dan melepas pelukannya dan Jeno. Sementara Jeno nampak acuh dan berlalu ke kursi makannya.
" Hai anak tampan, wah anak Buna udah rapi banget ".
" Hari ini Buna kerja, ya?"
" Iya sayang, Buna harus masuk kerja lagi untuk seminggu ke depan. Oya, nanti Juna habis pulang sekolah susulin bunda ke rumah sakit aja ya sayang. Soalnya maid kita cuma kerja setengah hari buat beres-beres rumah aja. Juna ga mungkin sendiri di sini. Ikut Buna kerja aja ya nanti". Junapun mengangguk kan kepala.
Setelah mereka sarapan, jaemin membuatkan suaminya kopi dan susu untuk Juna. Namun kali ini nampaknya jaemin mengganti susu milik Juna. Jeno tak sengaja mencium aroma susu milik Juna.
" Itu susu apa na?"
" Kedelai mas, kenapa?"
" Juna jangan di minum. Na, Juna alergi susu kedelai". Mendengar ucapan jeno membuat jaemin kaget.
" Maaf mas, Nana ga tau. Soalnya katanya susu ini bagus untuk pertumbuhan anak makanya Nana ngasih Juna".
" Ga papa, mas juga lupa kasih tau kamu".
" Juna maaf ya sayang, Buna bikinin yang baru".
Setelah sarapan mereka berangkat bersama. Seperti biasa mereka akan mengantar Juna terlebih dahulu. Sesampainya di sekolah Juna berpamitan kepada Nana dan Jeno.
" Buna, Juna pamit ya" Juna cium pipi jaemin
" Hati-hati sayang ". Jaemin balas mencium seluruh wajah Juna.
" Ayah, Juna pamit ya". Namun Juna tak mencium Jeno seperti ia berpamitan kepada jaemin tadi
" Kok ayahnya ga di cium juga"
Dengan ragu Juna mengecup pipi Jeno, namun Juna kaget dengan respon Jeno. Jeno mengangguk dan mengusap rambut Juna" Hati-hati".
" Baik ayah". Juna tersenyum riang dan melambaikan tangannya sebelum ia memasuki pekarangan sekolah
Setelah Juna menghilang, jaemin mengecup pipi Jeno. Sebagai apresiasi
" Good job ayah ". Ucap jaemin riang.
Melihat itu Jeno tertawa dan menggigit gemes pipi jaemin. Mendapat perlakuan seperti itu jaemin langsung cemberut.Kini mereka sudah sampai di area rumah sakit, jaemin pun berpamitan pada suaminya.
" Aku kerja dulu ya mas ".
" Iya, semangat ya kerjanya. Sampe in maaf mas sama pasien-pasien kamu yang pasti kecewa kalau tau kamu harus berhenti bekerja karena mas".
" Iya mas, nanti sekalian aku suruh mereka gebukin mas aja". Jawab jaemin ketus
" Ya ga masalah kalau emang itu resikonya"
" Ya lagian mas apaan sih, lebay banget. Udah ah aku mau masuk dulu, nanti telat".
" Yang, mulut mas masih asem loh. Tadi bentaran doang".
" Mesum "
" Ayo lah yang, kecup aja kecup".
" Nyesel aku nawarin kamu kaya gini, biasanya ngerokok cuma sekali sehari. Ini bibir aku di kokop hampir 2 jam sekali ". Akhirnya jaemin mengecup bibir Jeno, namun Jeno menahannya dan menyesap bibir jaemin cukup lama.
" Nah, kalau gini kan mulut mas jadi manis".
" Mending mas cuekin aku kaya mas cuek Ama Juna aja deh. Kalau kaya gini bibir aku bisa dower". Jeno tertawa terbahak-bahak mendengar Omelan jaemin.
Setelah itu jaemin memakai masker dan masuk kedalam rumah sakit.°°°°°
Jaemin menjalani aktifitasnya seperti biasa melayani pasien-pasien nya. Namun hari ini agak beda karena jaemin melakukan pemeriksaan bersama sing dan di akhir pemeriksaan jaemin menyampaikan kepada pasien-pasiennya jika untuk jadwal selanjutnya mereka akan diperiksa oleh sing. Jaemin menyerahkan semua tugas dan jabatannya kepada sing, karena bagi jaemin sing lebih layak di bidang ini. Jaemin tau bakal banyak omongan di belakang karena jaemin menyerahkan seluruh tugasnya kepada sing yang baru saja pindah ke tempat mereka. Tapi semua keputusan jaemin di dukung oleh petinggi-petinggi rumah sakit karena memang background sing yang tak perlu diragukan lagi.
Saat ini istirahat makan siang, jaemin memesan banyak makanan untuk semua rekan kerjanya di sana. Juna baru saja di antar oleh supirnya ke ruangan jaemin, diruangan itu sekarang ada Juna, sing dan jaemin.
" Na, kamu yakin sama keputusanmu?".
" Yakin, kenapa emang? Kamu tenang aja, aku udah lama janji sama bunda dan ayah soal masalah ini ".
" Sayang banget loh na, karir kamu lagi bagus-bagusnya"
" Ga papa sing, seenggaknya aku udah puas sampe di posisi ini".
" Hah, terserah kamu aja ". Sing menghela nafas berat karena tidak setuju dengan keputusan jaemin.
" Juna makan yang banyak ya nak, habis ini kita main kerumah Oma opa dulu ya".
" Baik Buna".
Sing memperhatikan interaksi jaemin dan Juna. Dia dapat melihat betapa sayangnya jaemin kepada Juna. Sing benar-benar tidak menyangka sahabat sekaligus sepupunya yang jadi incaran banyak orang malah berakhir nikah sama duda yang usianya terpaut jauh darinya dan lebih membuat sing tak habis pikir jaemin sampai merelakan karirnya demi rumah tangganya.